ABSTRAKKetidakseimbangan suplai dengan kebutuhan, merupakan awal sebuah kelangkaan air bersih. Untuk mendeteksi terjadinya kelangkaan air bersih, perlu adanya perhitungan terhadap kebutuhan dan alokasi air yang berpeluang dimanfaatkan. Kelangkaan air bersih terjadi karena adanya faktor alam yang terkait dengan terbatasnya sumber air baku untuk air bersih, kinerja sistem layanan penyediaan air bersih yang tidak efisien dan kebutuhan air bersih yang tidak terkendali. Tingginya tingkat kebocoran, tidak efisiennya proses pengolahan, lambatnya upaya peningkatan pelanggan merupakan faktor kinerja sistem layanan air bersih yang menyebabkan terjadinya kelangkaan air bersih. Sedangkan pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah merupakan faktor kebutuhan yang menyebabkan kelangkaan air bersih. Kekurangan air bersih yang aman bagi masyarakat disebabkan oleh kondisi pengelolaan air bersih yang belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat kebocoran yang masih diatas standar yang ditoleransi (20%), cakupan pelanggan yang relatif kecil yaitu 15,69% dari jumlah penduduk administratif yang sudah terlayani oleh sistem perpipaan, idle capacity yang disebabkan oleh kerusakan dan ketidak optimalan instalasi yang ada. Kelangkaan dapat di antisipasi tiga cara: (1) peningkatan kuantitas dan kualitas air baku, (2) melakukan penghematan penggunaan air bersih dan daur ulang air limbah, (3) menurunkan tingkat kebocoran, meningkatkan kinerja PDAM dan efisiensi pengolahan air bersih. Kata kunci: Air bersih, kebutuhan, suplai, kelangkaan air, sistem perpipaanABSTRACT Imbalance of supply and demand is the beginning of a scarcity of clean water. To detect the occurrence of water scarcity needed calculation of water demand to estimating water source to be used. Water scarcity occurs due to natural factors associated with limited sources of raw water to water drinking, the system performance of water supply services are inefficient and increasing of water demand. The high level of leakage, inefficient processing, and low of coverage service from PDAM are performance factors that is causing water scarcity. Meanwhile, population growth and development of the region is demand side factor which led to the scarcity of water. Shortage of safe drinking water to the community caused by the condition of water management is not optimal. This is demonstrated by the leakage rate is still above the standard that tolerated (20%), a relatively small customer coverage is 15.69% of the population that has been underserved by the piping systems, idle capacity because of unoptimal instalation. Scarcity can anticipate with three ways: (1) increasing quantity and quality of raw water, (2) save the use of water and recycle waste water, (3) decrease of leakage, improve PDAM performance, and efficiency of water treatment.
Pangandaran Beach is one of the fastest growing beach tourist destinations in Indonesia, where the number of foreign tourists visiting is as much as 9.44 million and domestic tourists as many as 251.20 million trips per year. The purpose of this study is to see the effectiveness of publications about Pangandaran Beach carried out in various media. The method used is EPIC model that takes into account the dimensions of Empathy, Persuasion, Impact, and Communication. The sample in this study were tourists who had visited Pangandaran Beach and saw the publication media. The results of this study indicate that the score for the empathy dimension is 3.41; persuasion dimensions of 3.64; impact dimension of 3.59; communication dimension of 3.46. When viewed from the EPIC rate which calculates all dimensions, a score of 3.53 is obtained. These results show three dimensions of empathy, persuasion and effective communication, while impact dimensions are quite effective. The EPIC rate of 3.53 indicates that the Pangandaran beach publication is effective.
Provinsi DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang memiliki lima kota besar yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Sebagai kota yang sedang berkembang Provinsi DKI Jakarta turut menyumbangkan emisi udara yang menyebabkan menurunnya kualitas udara melalui kegiatan penduduk, kegiatan perindustrian dan transportasi. Oleh karena itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta memantau kadar pencemar udara primer yaitu NO2 (Nitrogen Dioksida), SO2 (Sulfur Dioksida), O3 (Ozon), CO (Karbon Monoksida) dan PM10 (Partikulat). Analisis dilakukan menggunakan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di lima kota besar di DKI Jakarta untuk mengetahui kualitas udara selama lima tahun terakhir tahun 2014 hingga tahun 2018. Kadar pencemar udara parameter NO2, SO2 dan CO di DKI Jakarta tahun 2014-2018 masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) berurutan 400,00 μg/m3, 365,00 μg/m3 dan 30.000 μg/m3, sedangkan untuk parameter O3 dan PM10 di DKI Jakarta rata-rata kadar maksimum 249,00-456,10 μg/m3 dan 158,00-206,00 μg/m3 tahun 2014-2018 melewati NAB yaitu berurutan 235.00 μg/m3 dan 150,00 μg/m3. Sesuai kadarnya yang tinggi untuk parameter O3 dan PM10 menghasilkan kualitas udara yang buruk, untuk kota Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat tahun 2018 menjadi tahun dengan kualitas udara terburuk dikarenakan perkembangan industri, sedangkan Jakarta Pusat tahun 2017 kualitas udara terburuk dan Jakarta Timur tahun 2014. Dilihat dari pola sebaran polutannya menggunakan software Surfer 11, khusus untuk parameter pencemar udara PM10 mengalami perbaikan karena meningkatnya zonasi daerah kadar rendah di DKI Jakarta dikarenakan menurunnya jumlah kendaraan dan meningkatnya teknologi transportasi yang ramah lingkungan seperti mengganti transjakarta menjadi standar mesin Uni-Eropa IV-V dari Uni-Eropa II, ISS (Idling Stop System) pada kendaraan motor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.