Nyeri pinggang mekanis disebabkan oleh faktor mekanis atau kesalahan biomekanik saat mengangkat suatu barang/ benda. Kondisi ini bisa di sebabkan strain/sprain, gangguan sendi facet dan diskus. Dalam pemeriksaan, umumnya timbul nyeri pada saat provokasi test fleksi dan ektensi lumbal, terasa nyeri dan tegang pada otot-otot erector spine. Pada kasus tersebut mempunyai prognosis yang baik dengan atau tanpa terapi dan hampir sebagian besar nyeri punggung bawah tersebut dapat dicegah. Mengingat hal tersebut, terapi edukasi dan back exercise sebagai salah satu bentuk terapi nyeri punggung bawah menjadi sangat penting. Back Exercise merupakan suatu bentuk pendidikan dan pelatihan pengajaran cara perawatan kesehatan punggung dan mekanika tubuh agar pekerja yang menderita nyeri punggung dapat menolong dirinya sendiri untuk kembali ke aktivitas normal serta mencegah insidensi lanjut sakit punggung bawah. Dan edukasi sendiri merupakan penggunaan salah satu materi dari back Exercise. Penambahan Pelatihan edukasi pada back exercise mampu menurunkan nyeri punggung bawah 88,1% . Sedangkan back exercise menurunkan rasa nyeri 20% . Simpulan penelitian ini, Penambahan program edukasi pada back exercise mampu menurunkan nyeri punggung 80% dibanding dengan back exercise saja.Kata Kunci: Nyeri Punggung Bawah-Edukasi-Back Exercise
Gangguan muskuloskeletal dapat disebabkan karena aktivitas yang dilakukan secara rutin dalam penggunaan komputer oleh para pekerja di Perguruan Tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia, IMT, kebiasaan olahraga, masa kerja, waktu kerja, dan penggunaan komputer terhadap gangguan muskuloskeletal. Metode penelitian ini menggunakan desain crossectional yang dilakukan terhadap dosen dan tenaga pendidik sebanyak 34 orang yang telah memenuhi minimal sample dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Instrumen untuk mendapatkan data gangguan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 5% (α=0.05). Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko yang dianalisisis yaitu jenis kelamin p=0,69, usia p=0,18, IMT p=0,53, masa kerja p=0,32, waktu kerja p=0,32, penggunaan komputer p=0,43 yang artinya variabel-variabel tersebut tidak bermakna terhadap gangguan muskuloskeletal dan terdapat satu faktor risiko yang bermakna terhadap gangguan muskuloskeletal yaitu kebiasaan olahraga p=0,02. Hasil dari penelitian ini adalah satu-satunya faktor risiko yang berpengaruh terhadap gangguan muskuloskeletal ialah kebiasaan olahraga.
Penggunaan gawai/gadget sangat membantu seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas.Namun penggunaan perangkat teknologi seperti gawai/gadget secara berlebihan (dengan posisi tanganyang salah) dapat menyebabkan munculnya masalah kesehatan seperti Carpal Tunnel Syndrome (CTS).CTS merupakan sekumpulan gejala yang muncul diarea pergelangan tangan dan jari-jari tangan (jari-Isampai dengan sebagian jari-IV) disebabkan oleh terjadinya penekanan/kompresi pada saraf medianusdi pergelangan tangan (carpal tunnel). Sosialisasi terkait CTS perlu dilakukan untuk meningkatkanpengetahuan mahasiswa asrama putra STIKes Suaka Insan tentang risiko dan latihan sederhanapencegahan CTS. Sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi latihanpencegahan CTS diikuti seluruh peserta. Untuk melihat tingkat pengetahuan peserta terkait risiko danlatihan pencegahan CTS maka dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan peserta dengan melakukanpre-test dan post-tes menggunakan angket. Hasil pre-test 90.9% peserta menjawab tidak tahu, sedangkansetelah sosialisasi/post-test didapatkan 77,3% peserta menjawab tahu dan sisanya pada kategri sangattahu dan sedikit tahu. Sosialisasi cukup berhasil ditandai dengan antusiasme peserta dengan memberikanbanyak pertanyaan saat sesi diskusi dan partisipasi peserta memperagakan latihan pencegahan CTS.
Olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan dan kebugaran seseorang sehingga daya tahantubuh tetap kuat. Akan tetapi, Selama pandemi COVID-19 semua orang yang berisiko tinggi terhadapinfeksi virus dibatasi untuk melakukan aktifitas di luar rumah, sehingga menurunkan aktifitas fisikmereka salah satunya adalah pada kelompok mahasiswa. Demi menghindari penurunan aktifitas fisikdan kebugaran fisik pada kelompok mahasiswa, maka perlu dilakukan peningkatan pengetahuan danketerampilan untuk melakukan exercise yang mudah dilakukan dirumah selama menjalani PPKM(Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Metode yang dilakukan adalah dengan ceramah,tanya jawab dan demonstrasi. Hasil yang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dari 29% padakategori kurang dan 71% pada kategori sedang pada hasil pre test menjadi 5% pada kategori sedang dan95% pada kategori baik pada hasil post test. Metode ceramah dan tanya jawab tepat digunakan dalammeningkatkan pengetahuan kelompok sasaran karena mudah, tidak memerlukan peralatan yang banyakdan garis komando selama penyuluhan dilaksanakan. Bertambahnya pegetahuan diharapkan dapatmembantu menumbuhkan kesadaran kelompok sasaran untuk berperilaku sehat dengan melakukanexercise yang mudah dapat dilakukan rumah dalam upaya mempertahankan dan meningkatkankebugaran fisik selama masa pandemi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.