Social media makes it easy for a group to exchange information and influence each other. Today, most Indonesians are familiar with social media and have social media accounts. Participating candidates in the 2019 General Election did not just ignore this, they used social media as a means to campaign. The candidates introduce their programs and try to get the sympathy of potential voters without having to go outside. It is more efficient in terms of time and cost. But apart from having a positive side, social media also has negative impacts such as the rise of hoaxes, post-truth and black campaigns. This study aims to examine the phenomenon of the widespread use of social media as a political campaign strategy by building a sense of sympathy and voter emotions rather than rationality. The author uses data collection methods with literature study, and the method used for this study is literature study.
The Golkar party in Sragen district for the Sragen election area in the 2019 elections carried out Women’s candidate at number one, a strategic number for affordability. Yet the candidate failed to be chosen. Fenemena recruitment for women’s candidacy is thought to be the factor, and the legislative candidate is not strong enough from the modality. The study used qualitative methods, data collecting used interviews and document studies. Informants in the study were Women’s legislative candidate in the Sragen-1 election area, successful teams, party administrators, and voters. Studies indicate that the nomination of the women’s was done in a manner indicated by the party steward to the community and by the village manager. The way it is justified to make Women’s legislative candidate on the bike not competent. In addition to the small percentage of Women’s legislative candidate, it is not known to the public. Women’s legislative candidate are also hempered by limited modality holdings in order to win elections. Partai Golkar di kabupaten Sragen untuk daerah pemilihan Sragen 1 pada Pemilu 2019 mengusung calon perempuan di nomor urut satu. Nomor strategis untuk keterpilihan. Namun calon tersebut gagal terpilih. Fenomena asal rekrutmen dalam pencalonan perempuan diduga menjadi faktor penyebabnya. Selain itu calon legislatif tersebut tidak cukup kuat dalam kepemilikan modalitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data menggunakan wawancara dan studi dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah calon legislatif perempuan di daerah pemilihan Sragen-1, tim sukses, pengurus partai, dan pemilih. Hasil penelitian menunjukkan penominasian calon perempuan dilakukan dengan cara “penunjukan” yang dilakukan oleh pengurus partai kepada masyarakat serta pengurus partai yang berada di tingkat Desa. Cara tersebut menyebabkan calon legislatif perempuan yang diusung tidak memiliki kompetensi yang sesuai. Selain itu calon legislatif perempuan yang diusung juga kurang dikenal oleh masyarakat. Calon legislatif perempuan juga dihambat oleh kepemilikan modalitas terbatas untuk bisa memenangkan pemilihan.
Berita politik terkait dengan Kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang disampaikan oleh media televisi dijadikan alternatif masyarakat dalam pendidikan politik. Di sisi lain, media televisi di Indonesia dikuasi oleh swasta yang juga politisi. Hal ini berdampak pada penyampaian berita politik menjadi tidak netral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dan peran media televisi swasta dalam Pemilu Presiden tahun 2019 dengan perspektif agenda setting. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskripitif dengan pendekatan konten analisis. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang tidak seimbang antara media televisi swasta, politik, dan masyarakat. Media televisi swasta di Indonesia tidak dapat menjaga profesionalismenya sebagai sarana informasi politik yang akurat, sehingga merugikan masyarakat karena tidak terpenuhinya hak untuk mengetahui informasi terkait kedua figur kandidat Presiden. Mayoritas media televisi swasta berperan sebagai peliput dan sosialisator kampanye Jokowi-Amin dari pada Prabowo-Sandi. Selain itu media televisi swasta juga berperan sebagai penggiring opini negatif untuk kandidat Presiden Prabowo-Sandi. Media televisi swasta pendukung Jokowi-Amin mampu mempengaruhi masyarakat untuk mendukung kandidat yang mereka usung. Mayoritas media televisi swasta menjalankan fungsi agenda setting dengan menampilkan berita politik terkait elektabilitas dan prestasi yang dimiliki oleh Jokowi, sehingga masyarakat dengan sendirinya terdorong untuk memilih Jokowi-Amin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.