Stunting is a nutritional problem that occurs in toddlers; this nutritional problem begins to appear when the child is two years old. Stunting is a condition where children experience failure in growth. This study aimed to determine mothers' knowledge about the incidence of stunting in Bagan Serdang Village, Pantai Labu District, Deli Serdang Regency. This research method is a quantitative study using questionnaires, observations, and a cross-sectional approach. The population in this study were mothers who had toddlers in Bagan Serdang Village. Sampling in this study uses Non-Probability Sampling with a Purposive Sampling technique. In the study, a study done in Bagan Serdang Village, the vast majority of respondents needed more knowledge, namely 21 respondents (70%) and nine respondents (30%). This is due to a lack of counseling and a maternal desire to understand what stunting is and how to avoid it. Due to the absence of maternal awareness about the frequency of stunting, stunting rates have occurred. The frequency of stunting in Bagan Serdang Village was determined to be five toddlers (16.7%), whereas 25 toddlers (83.3%) were not stunted or normal. From here, we know that the mother's knowledge about stunting is one of the causes.Some efforts must be made in Bagan Serdang Village to increase mothers' knowledge about stunting in infants and toddlers by counseling mothers on the importance of nutrition in toddlers so that the incidence of stunting can be reduced by promotive, preventive, and curative measures provided by the village in collaboration with health workers.

AbstrakAda banyak faktor yang menyebabkan suatu kecelakaan kerja terjadi. Sebab kecelakaan kerja tidak mengenal waktu dan tempat, baik pekerjaan di sektor industry maupun non-industri. Wilayah kerja pesisir tidak dapat dipungkiri dapat beresiko besar terjadinya kecelakaan kerja dan nelayan biasanya tidak melengkapi dan menggunakan alat pelindung diri serta alat keselamatan kerja. Sehingga cukup beresiko untuk mengalami kecelakaan kerja yang tinggi dengan waktu bekerja dan kapasitas beban kerja yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya permasalahan yang cukup kompleks pada beban kerja nelayan pukat langgar untuk diperhatikan secara lebih serius. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Responden usia 43-53 tahun sebanyak 30% lebih mudah terasa berat beban kerja nya dibandingkan dengan responden yang usianya dibawah 43 tahun. Responden yang memiliki waktu kerja >8 jam sebanyak 20 responden (66,7%), lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki waktu kerja <8 yaitu dengan jumlah 10 responden (33,%). Keadaan lingkungan kerja sangat mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakaan kerja yang biasa terjadi pada nelayan di pelabuhan Tanjungbalai Kecamatan Teluk Nibung adalah terpeleset, terjatuh, tehimpit piber dan jari tangan terputus karena mesin kapal. Kata Kunci : Kecelakaan Kerja, Beban Kerja, Nelayan, Wilayah Pesisir