Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Era ini menjadi peluang sekaligus tantangan baru bagi siswa untuk meningkatkan soft skill sebagai persiapan di masa yang akan datang. Telah diketahui secara bersama bahwa kurikulum merupakan “nyawa” dalam pendidikan. Kurikulum hendaknya perlu dievaluasi secara dinamis dan berkala mengikuti perkembangan zaman terutama IPTEK. Kurikulum juga disusun dengan memperhatikan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan lulusan. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu kebijakan baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) yang ditujukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang inovatif dan mengikuti kebutuhan siswa (student-centered). Era Society 5.0 berlangsung pada Abad 21 yang dimana merupakan kejayaan dunia digital. Model pembelajaran abad ke-21 juga menuntut siswa untuk mencapai keterampilan 4C yaitu critical thinking, communication, colaboration, and creativity. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini didapat dari kajian beberapa literatur. Hasilnya menjelaskan bagaimana relevansi kurikulum merdeka belajar dengan model pembelajaran abad ke 21 di perkembangan era society 5.0.
Abstract-this study aims to reveal the effectiveness of the seven steps of Project based learning model (PjBL) in order to enhance the student's productive competences. The implementation of the PjBL model was implemented in two places at different times, there were at Akademi Komunitas Negeri Tanah Datar and Akademi Komunitas Negeri Pesisir Selatan. Previously, the seven steps of PjBL model was validated by experts judgment and measured by Aiken coefficient significantly (0.796), also this syntax e reliable to be implemented in vocational learning process. The seven steps, consisting of: (1) the formulating the expected learning outcome, (2) understanding the concept of the teaching materials, (3) skills training, (4) designing the project theme, (5) making the project proposal, (6) executing the tasks of projects and (7) presentation of the project report. The study showed that the implementation of seven steps of PjBL, were practice and effective to enhance student's productive competences.
Kebutuhan informasi kesehatan yang akurat dan terkini semakin dibutuhkan seiring perkembangan teknologi informasi. Media sosial telah menunjukkan perannya dalam upaya promosi kesehatan di dunia. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menjawab 1) urgensi pemanfaatan media sosial dalam bidang promosi kesehatan 2) Jenis media sosial yang digunakan dan kelemahannya 3) peran profesional bidang kesehatan melakukan promosi kesehatan berbasis media sosial. Penelurusan jurnal internasional dengan mesin pencarian 1) google scholar 2) since dirrect 3) sage publication 4) elsevier publication. Dari menelusuri 100 jurnal publikasi internasional, 85 jurnal yang relevan dengan topik yang dikelompokan menjadi 35 jurnal pemanfaatan media sosial, 33 jurnal karakteristik media sosial yang digunakan serta kelemahannya dan 17 jurnal peran profesional kesehatan dalam melakukan promosi kesehatan berbasis media sosial. Hasil Penelusuran mengungkapkan media sosial berkontibusi positif terhadap upaya promosi kesehatan, namun beberapa kelemahan antara lain: kurangnya penjangkauan terhadap audien pasif, informasi palsu dan tidak akurat, kurangnya interaksi dengan audien, keterbatasan kemampuan profesional kesehatan memanfaatkan media sosial sehingga tidak menjamin keberlanjutan program. Profesional bidang kesehatan perlu merancang model promosi kesehatan berbasis media sosial dengan mengintegrasikan media sosial dengan strategi promosi kesehatan serta strategi komunikasi kesehatan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.