Abstrak
Penelitian ini berdasarkan adanya fenomena sikap intoleran yang terjadi pada siswa. Hal ini memunculkan sikap kekhawatiran dari para guru, Lembaga Pendidikan, hingga pemerintah dalam menyikapi sikap intoleran tersebut. Sementara itu, hadirnya Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 sebagai pedoman implementasi kurikulum pada madrasah menjawab kekhawatiran tersebut dengan menyisipkan penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal di madrasah. Hasil penelitian ini menunjukan, penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal di madrasah dapat membentuk budaya berpikir moderat melalui metode pembiasaan, pembudayaan dan pemberdayaan. Setelah dianalisis, bentuk penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal dan implikasinya terhadap pembentukan budaya berpikir moderat pada siswa antara lain: (1) Bentuk penguatan moderasi beragama ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan ekstrakurikuler ialah melalui metode pembiasaan yang aplikasinya dengan kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan. Pembiasaan tersebut menjadi produk budaya siswa dan dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat (pemberdayaan), (2) Implikasi dari penguatan moderasi beragama berbasis kearifan lokal ialah siswa yang memiliki budaya berpikir moderat dalam pemikiran, perbuatan dan Gerakan. Manifestasi dari sikap tersebut ialah siswa memiliki sikap komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan mengakomodasi budaya lokal.
Kata Kunci: Moderasi, Kearifan lokal, Moderat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.