Papua Barat merupakan provinsi penghasil ubi jalar yang tergolong besar, salah satunya adalah ubi jalar ungu. Selama ini, ubi jalar bagi masyarakat di Provinsi Papua Barat hanya dikonsumsi secara tradisional. Pembuatan mie ubi jalar ungu merupakan salah satu upaya diversifikasi pangan berbahan ubi jalar yang merupakan makanan lokal masyarakat Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan perbandingan konsentrasi tepung ubi jalar ungu dan tepung terigu terhadap tingkat kesukaan panelis dari mie ubi jalar yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial perbandingan konsentrasi tepung ubi jalar : tepung terigu. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, yaitu P1 (75%:25%), P2 (50%:50%), P2 (25%:75%), P4 (0%:100%). Parameter organoleptik yang diteliti pada penelitian ini yaitu warna, aroma, rasa, kekenyalan, daya renggang dan penerimaan keseluruhan. Data respon dari panelis kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Anova) metode hedonik dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Perlakuan perbandingan konsentrasi tepung ubi jalar dan tepung terigu pada pembuatan mie ubi jalar berpengaruh nyata terhadap warna, rasa, kekenyalan. Perlakuan perbandingan konsentrasi tepung ubi jalar dan tepung terigu pada pembuatan mie ubi jalar tidak berpengaruh terhadap aroma, daya renggang dan penerimaan keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian mie ubi jalar terbaik, yaitu dihasilkan pada perlakuan P2 (50%:50%) yaitu konsentrasi 50% tepung ubi jalar dan 50% tepung terigu (tepung ubi jalar 50% dan tepung terigu 50%).
Teh adalah salah satu minuman yang disukai banyak orang. Pada umumnya teh terbuat dari daun teh asli.Meskipun demikian, selain dari daun teh asli, pembuatan teh juga bisa dari bahan lain, seperti dari umbi bawang dayak. Teh bawang dayak memiliki manfaat bagi kesehatan karena terdapat beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid, triterpenoid, dan tanin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengovenan teh bawang dayak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial. Faktor pertama adalah suhu pengoven berturut–turut sebesar 130, 140, dan 150 °C. Faktor kedua adalah waktu pengovenan dengan durasi berturut–turut selama 20, 25, 30 menit yang diulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati adalah rasa, aroma, dan warna menggunakan analisis ragam anova, uji lanjut DMRT, dan Metode Bayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat rasa didominasi oleh perlakuan A2M3, tingkat aroma di dominasi oleh dua perlakuan yaitu A2M3 dan A3M3, tingkat warna didominasi oleh perlakuan A1M3. Hasil akhir dari tiga parameter pengukuran rasa, aroma, dan warna didapat perlakuan terbaik peringkat 1 yaitu perlakuan A2M3 dengan nilai 18,17 dengan suhu pengovenan 140 °C dan waktu pengovenan 30 menit. Analisis kandungan flavonoid perlu dilakukan untuk melihat kadar flavonoid pada hasil penelitian ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.