Dance learning in elementary schools is starting to be neglected, there are even schools that don't teach dance, especially in the form of practice. This is because the teacher has difficulty choosing a dance learning model that is systematic and easy to use. The purpose of this study was to analyses the validity, practicality and effectiveness of the TAGUNTA learning model (Dance using Stories) in Elementary Schools. This research is a type of development research (Research and Development). Following the product development steps proposed by Borg & Gall. Research data collection techniques and instruments in the form of qualitative and quantitative data consisting of preliminary study data, validity test, practicality test and product effectiveness test. To see the feasibility of the model, validity tests were carried out by four experts, practicality tests by teachers and students and effectiveness tests through student learning outcomes tests. The results of this study indicate that the TAGUNTA Learning Model in Elementary Schools that the researchers developed has been tested to be able to overcome the problems of learning dance in elementary schools. The feasibility of the TAGUNTA learning model is evidenced by the results of the validity test with an overall average score in the very valid category, a practicality test with an overall average score in the practical category, and an effectiveness test with an overall average score in the category very effective. Thus, it can be concluded that the TAGUNTA Learning Model that the researchers developed is valid, practical, effective, and appropriate for use in teaching dance in elementary schools.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan hasil belajar seni tari siswa dengan model Talking Stick di Kelas VIII SMPN 4 Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang yang tergolong pada penelitian kualitatif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan instrumen pendukung berupa tes tertulis (kognitif). Penelitian ini memakai 2 siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data dianalisis dengan menggunakan rumus presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model talking stick dalam pembelajaran seni tari dapat meningkatkan hasil belajar sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran siklus I belum berhasil dengan baik karena masih banyak siswa yang kurang serius dalam belajar, untuk itu pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan pada masing-masing tahap hampir semuanya  terlaksana, siswa giat belajar dan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Rata-rata hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus I adalah 58.82%, kemudian hasil belajar tes tertulis siswa pada siklus II menjadi 85,29%. Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model talking stick pada pembelajaran seni tari.