Latar Belakang : Cemaran adalah kejadian yang tidak dikehendaki ada dalam makanan yang mungkin berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses produksi makanan, dapat berupa cemaran biologis, kimia dan benda asing yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Mikroba dapat mencemari beberapa aspek seperti makanan, alat makan, air dan kesehatan penjamah makanan.Tujuan : Mengetahuai cemaran mikrobiologi pada makanan, alat makan, air dan kesehatan penjamah makanan di unit instalasi gizi Rumah Sakit X di BanjarmasinMetode : Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Variabel pada penelitian ini terdiri dari beberapa yaitu cemaran mikrobiologi pada makanan, cemaran mikrobiologi pada alat makan, cemaran mirobiologi pada air dan cemaran mikrobiologi pada kesehatan penjamah makanan. Cara pengukuran pada penelitian ini menggunakan metode Total Plate Count (TPC) untuk sampel makanan dan sampel swab dubur, Colony Forming Unit (CFU) untuk sampel alat makan, metode Most Probable Number (MPN) untuk sampel air, metode. Sampel penelitian ini terdiri dari beberapa jenis sampel yang telah dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti 24 sampel makanan, 4 sampel alat makan, 6 sampel air dan 18 sampel rectal swab.Hasil : Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan seluruh sampel makanan dan kesehatan penjamah makanan menunjukkan hasil memenuhi syarat, sedangkan untuk hasil pemeriksaan cemaran pada air kran terdapat 1 sampel air kran yang tidak memenuhi syarat serta pada alat makan terdapat 2 sampel alat makan yang tidak memenuhi syarat.Simpulan : Tidak ada bukti kontaminasi mikrobiologis dalam sampel makanan atau kesehatan penjamah makanan. Sementara itu, beberapa sampel menunjukkan bakteri dalam air keran dan peralatan makan. Dua sampel sampel alat makan mengandung bakteri patogen, dan satu sampel air kran mengandung bakteri ColiKata Kunci : Alat makan; Air; Cemaran mikrobiologi; Penjamah makanan.
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK) merupakan program untuk pencapaian status kesehatan keluarga di Indonesia dalam tiga indikator yaitu sehat, pra sehat atau tidak sehat. Pelaksanaan PISPK diawali dari pendataan hingga menentukan rencana tindak lanjut. Melihat urgensi PISPK tersebut maka diperlukan intervensi berkelanjutan dan menjadi program yang terintegrasi dengan program-program di Puskesmas. Kegiatan ini mengintegrasikan PISPK dengan Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) melalui kunjungan rumah. Tujuan yang diinginkan adalah untuk menganalisis pengaruh kunjungan rumah terhadap indeks keluarga sehat dan tingkat kemandirian keluarga. Kegiatan ini dilakukan di daerah binaan yang merupakan kegiatan kemitraan puskesmas dengan institusi pendidikan. Terdapat tiga tahapan dalam kegiatan ini meliputi penyamaan persepsi di kalangan petugas di puskesmas, penyusunan dan sosialisasi asuhan keperatan keluarga. Tahap pelaksanaan meliputi kunjungan rumah sebanyak 2-4 kali dan melaksanaan kegiatan lintas program dan tahap evaluasi meliputi melakukan pendataan ulang dan mengalisa data tersebut. Kepala keluarga yang menjadi responden dalam kegiatan ini berjumlah 23 orang. Analisa data yang digunakan adalah uji kompatif dua kelompok berpasangan dengan skala non parametric. Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan p-value 0.008 untuk perbedasan indeks keluarga sehat dan 0.000 untuk tingkat kemandirian keluarga. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kunjungan rumah melalui pemberian asuhan keperawatan keluarga dan pemberian edukasi dalam keluarga memberikan perubahan pada indeks keluarga sehat dan tingkat kemandirian keluarga. Kedepannya diharapkan kegiatan kunjungan rumah menjadi kegiatan prioritas Puskesmas untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kata kunci : Indeks Keluarga Sehat, kemandirian keluarga, perkesmas.
Latar belakang: Ikan seluang dan tepung daun kelor yang tinggi kandungan protein dan zat besi dapat diolah menjadi amplang sebagai alternatif makanan selingan remaja perempuan penderita anemia. Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh proporsi ikan seluang dan tepung daun kelor terhadap kandungan protein, zat besi, dan daya terima amplang. Metode: Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat 4 jenis proporsi, yaitu proporsi P0 (100 % ikan seluang: 0 % tepung daun kelor), P1 (85 % ikan seluang: 15 % tepung daun kelor), P2 (65 % ikan seluang: 35 % tepung daun kelor) dan P3 (50 % ikan seluang: 50 % tepung daun kelor) dengan 3 kali pengulangan. Panelis penelitian terdiri 30 panelis agak terlatih. Hasil: Setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil uji daya terima amplang paling disukai yaitu pada perlakuan pertama (P1) dengan Kandungan protein per 100 g amplang yaitu 11,860 % kandungan zat besi per 100 g amplang yaitu 0,0723 mg/g sehingga amplang ini dapat dijadikan alternatif makanan selingan sebanyak 55 -110g amplang untuk mencukupi kebutuhan protein remaja dari makanan selingan sedangkan untuk mencukupi kebutuhan zat besi remaja dari makanan selingan sebanyak 207 - 415 g amplang. Terdapat pengaruh antara P0, P1, P2, P3, pada karakteristik warna (p = 0,001), aroma (p = 0,001), tekstur (p= 0,001), dan rasa (p = 0,001). Simpulan: dalam penelitian ini adalah Perlakuan terbaik dari kandungan protein, zat besi, dan uji daya terima, berdasarkan perhitungan dengan uji efektivitas adalah P1 (85 % ikan seluang: 15 % tepung daun kelor).
Ramadan fasting is a mandatory fast that Muslims do during the month of Ramadan. Diet during Ramadan tends to change, due to differences in meal times compared to other months. In order to maintain good health during fasting and post-fasting, we still need to pay attention to the application of balanced nutrition. The target audience of this activity is 97 students, the Recording and Health Information Study Program of STIKes Husada Borneo. The expected output of this activity is the goal of obtaining information about the application of balanced nutrition during fasting and post-fasting, so as to improve attitudes that may be lacking, thus the behavior will be better. The media of this activity is online counseling using audio-visual video. Activities carried out in stages including confirmation of activities, attendance, pre test, opening, delivery of material, post test, and closing. The results showed that the category of good knowledge as much as 21% before counseling increased to 42% after counseling, and the category of less knowledge as much as 48% before counseling decreased to 27% after counseling. Similar activities can be continued to other target audiences either with the same media that can be carried out online so that they can still be carried out during a pandemic where maintaining distance still needs to be considered related to "social distancing".
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.