Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi. Lansia beresiko tinggi terhadap penyakit degeneratif yaitu hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktifitas fisik dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Klampis Ngasem Kota Surabaya. Desain penelitian ini menggnakan pendekatan case control. Populasi sebesar 106 lansia. Besar sampel yang diambil yaitu 84 lansia dengan 42 kelompok kasus dan 42 kelompok control. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling. Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang memiliki aktivitas fisik yang kurang berisiko 16,562 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipertensi dengan p-value 0,002 < 0,05 (aOR = 16,562; 95%CI = 2,765-99,198). Lansia dengan status obesitas (IMT ≥ 25,00 kg/m2) berisiko 3,595 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipertensi dibanding dengan lansia tidak obesitas, dimana p-value 0,042 < 0,05(aOR = 3,595 95%CI = 1,049-12,316). Simpulan pada penelitian ini yaitu aktivitas fisik kurang dan obesitas menjadi faktor risiko kejadian hipertensi pada lansia. Diharapkan lansia untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan agar tekanan darah tetap terkontrol, serta diharapkan agar meningkatkan gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan yang ideal, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Diabetes melitus tipe 2 ditandai oleh gangguan metabolik yaitu adanya penurunan respon jaringan periferal dalam merespon insulin. Kerusakan pada jaringan periferal diduga akibat dari adanya peningkatan radikal bebas didalam tubuh, yang merusak reseptor insulin atau transporter glukosa yang terdapat pada membran sel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberian antioksidan yang berasal dari ekstrak kelopak rosella terhadap penurunan glukosa darah tikus diabetes mellitus. Jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang dipakai (1) Pembuatan ekstrak kelopak rosella (2) Perlakuan pada tikus dengan ekstrak kelopak rosella pada kelompok perlakuan dengan dosis I (195 mg/200 g BB), dan dosis II (260 mg/200 g BB). Dosis pemberian diabetes mellitus 33 mg/200 g BB. Tikus menjadi 4 kelompok dengan cara random sampling yaitu kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan pertama, dan kedua (3) Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan blood glucose test meter. Data dianalisis Kruskal Wallis dan untuk melihat perbedaan tiap kelompok digunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kelopak rosella dosis 260 mg/200 g BB berbeda nyata dengan kontrol positif nilai signifikansi p = 0,006 (p < 0,05). Ekstrak kelopak rosella dosis 195 mg/200 g BB tidak berbeda nyata dengan kontrol negatif nilai signifikansi p = 0,378 (p > 0,05). Kesimpulan pemberian ekstrak kelopak rosella mengandung antioksidan mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus dan ekstrak kelopak rosella dosis 260 g/200 g BB lebih efektif.
Hypertension is one of the number one causes of death in the world, and is the third leading cause of death after stroke and tuberculosis. BMI is very influential in the incidence of hypertension, where excessive BMI or being overweight can lead to higher risk factors for hypertension than someone with a normal BMI. The purpose of this study was to analyze the Body Mass Index (BMI) with hypertension in the elderly in Gayungan Surabaya. This study was conducted using a cross sectional method, sample selection using purposive sampling. Sample was 47 respondents. Data collection was done by measuring blood pressure, weight and height. The collected data was processed using a computer program, being analyzed by the Spearman correlation test with a significance level of α = 0.05. In this study the highest interpretation of BMI in the elderly was a normal BMI and Obes I BMI which was 14 people (29.8%). The highest criteria for hypertension were hypertension level 1 (57.4%). The sample with the highest grade 1 hypertension was normal BMI (29.79%), while the second degree hypertension was the highest in Obes I BMI (29.79%). The results of the Spearman correlation test showed that there was a significant relationship between BMI and hypertension in the elderly where p = 0.001 (p <0.05). Conclusions of this study there is a significant relationship between the interpretation of BMI and hypertension in the elderly of Gayungan Surabaya. Suggestions for older people to be more active and maintain their diet and lifestyle to prevent and control hypertension.
Introduction: Diabetes mellitus type 2 is a metabolic disorder, namely a decrease in peripheral tissues' response to insulin. Free radicals increase, which results in the forming of Malondialdehyde (MDA). Roselle flower petals is an antioxidant to reduce free radical damage. Purpose: This study aims to analyze the effect of roselle petal extract on decreased MDA levels in mice induced by diabetes. Method: The rats were divided into four treatments group as follow: 1) control negative, 2) control positive, 3) treatment dose I (administering roselle petal extract 195 mg/200 gram body weight), 4) treatment dose II (giving roselle petal extract 260mg/ 200 gram body weight). MDA levels were measured using Thiobarbituric acid (TBA) assay. Result: There was an effect of rosella petal extract in the group with 260 mg/200 of rosella petal extract (p=0.005) and 195 mg/200 of rosella petal extract (p=0.041) compared with the positive control group. Conclusion: rosella petal extract significantly reduces MDA levels in rats induced by type 2 diabetes.
Latar belakang: Tablet tambah darah adalah upaya pemerintah untuk menurunkan kejadian anemia pada remaja putri. Remaja putri yang memiliki tingkat pengetahuan kurang berisiko tidak mengonsumsi tablet tambah darah. Dukungan keluarga berperan penting pada kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk menganalisis pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.Metode: Penelitian ini adalah penelitian literature review. Analisis penelitian ini menggunakan persamaan-persamaan antar kasus (method of aggrement) atau perbedaan-perbedaan pada kasus yang mirip (method of difference). Dengan mencari jurnal melalui portal garuda dan google scholar (2017-2021).Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 9 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, sedangkan 1 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa pengetahuan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dan 5 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putriSimpulan: Bahwa pengetahuan, dan dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri. Oleh karena itu, bagi tenaga kesehatan diharapkan berperan aktif memberikan edukasi pentingnya konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dan dampak yang terjadi apabila tidak mengonsumsi secara teratur.Kata kunci: Dukungan Keluarga; Kepatuhan; Pengetahuan ABSTRACTTitle: Knowledge And Family Support with Compliance Blood Added Tablet ConsumptionBackground: The blood-added tablets are the government's effort to cut anemia in adolescent incidence. Adolescent girls who have a low level of knowledge are at risk of not taking blood-added tablets. Family support is important in adherence to taking blood-added tablets. The purpose of this literature review is to analyze the knowledge and support of families with adherence of blood-added tablet in adolescent girls. This research is a literature review.Method: The analysis of this research uses a method of agreement and a method of difference. Journal research through Garuda portal and Google Scholar (2017-2021).Result: The results of this research is that are 9 out of 10 journals concluded that knowledge is factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls, while 1 out of 10 journals concluded that knowledge was not factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls, and 5 out of 10 journals concluded that family support is factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls.Conclusion: The conclusion of this literature review is that knowledge and family support are factors related to compliance with blood-added tablet in adolescents.Keywords: Compliance; Family Support; Knowledge
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.