Penyakit hipertensi lebih banyak diderita oleh golongan lanjut usia (lansia). Bina Keluarga Lansia (BKL) yang terdapat pada Desa Kembangan I berfokus untuk mengelola lansia dan keluarga dengan lansia. Data yang diperoleh dari pemerintah jumlah lansia yang ada sebanyak 93 jiwa. Minimnya kegiatan dan alat yang digunakan dalam pelayanan lansia membuat kegiatan BKL tidak berjalan secara efektif, sehingga kondisi warga lansia setempat tidak termonitor dengan baik setiap bulannya. Tujuan pengabdian ini antara lain agar BKL dapat aktif kembali dan dimanfaatkan secara maksimal oleh warga lansia sebagai media untuk mengembangkan kegiatan. Interaksi langsung baik sosialisasi, praktik dan diskusi dengan warga dilaksanakan selama kegiatan Pengabdian dilakukan pada bulan Agustus hingga Desember 2020 dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Warga cukup interaktif pada saat pelaksanaan karena sebelumnya belum pernah mendapatkan edukasi dan pelatihan terkait hipertensi. Pada saat pelaksanaan tidak bisa leluasa berinteraksi dengan warga karena harus menjaga protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah sehingga obyek pengabdian hanya berjumlah 11-15 orang termasuk kader BKL. Kegiatan ini fokus memberikan informasi dan pelatihan semaksimal mungkin ke warga yang datang agar selanjutnya dapat diteruskan/diajarkan ke warga lainnya. Ada perbaikan dari segi pengetahuan dan perilaku kesehatan warga terkait dengan penyakit hipertensi yang diperoleh dari hasil wawancara atau kegiatan diskusi yang dilakukan dengan warga maupun kader BKL. Kader BKL berharap agar kedepannya kegiatan pengabdian seperti ini dapat rutin dilakukan baik dengan kelompok yang sama atau kelompok lainnya sehingga dapat mengawal kegiatan masyarakat di Desa menjadi lebih terarah dan bermanfaat besar untuk masyarakat.
Mutu SDM tidak hanya dari prestasi yang diraih dan teknologi, melainkan juga karakter dan perilakunya. Melalui pendidikan harapannya pengembangan karakter dapat tercapai dengan baik. Dalam hal ini sekolah merupakan salah satu sarana belajar yang menjanjikan untuk pengembangan karakter siswa. Terbukti dengan semakin digalakkan pembelajaran pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah yang religius. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan analisi model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Luaran wajib berupa publikasi artikel ilmiah dalam jurnal terakreditasi dengan pengukuran TKT Skala 3. Hasil penelitian yang diperoleh dari informan berupa 50 siswa yaitu sebanyak 56% siswa mengetahui tentang karakter religius, yang lakukan ketika mendengar suara adzan 72% bersiap untuk sholat, ketika melihat sampah di halaman sekolah 100% memungut dan memasukkan ke kotak sampah, jika teman beragama lain melakukan ibadah 89,8% tidak mengganggu, adab sebelum makan 100% cuci tangan lalu berdoa, 79,6% siswa lebih menyukai sedekah daripada menabung, yang dilakukan ketika bertemu guru 56% mengucapkan salam sapa dan tersenyum, yang dilakukan ketika bertemu teman 88% mengucapkan salam sapa dan tersenyum, guru selalu mengajak untuk sholat sunnah dhuha dan sholat dzuhur berjama'ah di mushola sekolah 100%, setiap hari guru selalu mengawali pembelajaran dengan bersama-sama berdo'a dan membaca Al-Qur'an 100%. Bahwasannya pengembangan budaya karakter siswa yang religius dapat ditingkatkan melalui penanaman pembiasaan pada kehidupan sehari-harinya. Sehingga dapat menjadi bekal bagi kehidupan di masa depannya. Kata kunci: Karakter siswa, budaya sekolah religius The quality of human resources is not only from the achievements and technology, but also from their character and behavior. Through education, it is hoped that character development can be achieved well. In this case, school is a promising learning tool for the development of student character. It is proven by the increasingly encouraging student character development learning through religious school culture. The method used in this research is descriptive qualitative. The data were collected by means of observation, interviews and documentation. Data analysis techniques with interactive model analysis which includes data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification. The mandatory output is in the form of publication of scientific articles in accredited journals with measurement of TKT Scale 3.The results of the research obtained from informants in the form of 50 students were 56% of students knew about religious character, when they heard the sound of the call to prayer 72% prepared to pray, when they saw the garbage in school yard 100% picks up and puts it in the litter box, if friends of other religions do worship 89.8% do not disturb, manners before eating 100% wash their hands and then pray, 79.6% of students prefer alms rather than saving, which is done when meeting teachers 56% say hello and smile, which is done when meeting friends 88% say greetings and smiles, the teacher always invites the sunnah prayer and dzuhur prayer in congregation at the school prayer room 100%, every day the teacher always starts learning together pray and read the Qur'an 100%. That the development of a religious character culture of students can be improved through planting habituation in their daily life. So that it can be a provision for his future life. Keywords: Student character, religious school culture
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematikapada materi pokok bangun datar di kelas V SD Negeri 2 Metro Utara. Hal inidisebabkan guru belum menerapkan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Penelitian ini mencakup pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode PAIKEM dalam pembelajaran matematika materi pokok bangun datar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi pokok bangun datar setelah menggunakan metode PAIKEM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus yang pada setiap siklusnya dilakukan dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri 2 Metro Utara yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknis tes, observasi dan dokumentasi. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode PAIKEM menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar. Saat pelaksanaan pembelajaran siswa terlihat sangat antusias ketika mengikuti pembelajaran terutama saat siswa diberi tugas membuat gambar berbentuk bangun datar dan saat melakukan permainan. Hal tersebut terbukti dari peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar siswa, pada siklus I mencapai mencapai 60%, pada siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan tersebut juga seiring dengan peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata hasil belajar siklus I mencapai 55,7 dengan persentase tuntas belajar klasikal 60% nilai rata-rata hasil belajar siklus II meningkat menjadi 61,8, persentase tuntas belajar klasikal pun meningkat menjadi 80%. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PAIKEM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan di kelas V SD Negeri 2 Metro Utara.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.