Latar belakang: Lansia merupakan kelompok usia 60 tahun ke atas dimana telah mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Peningkatan usia yang dialami lansia mengakibatkan penyakit degenerative seperti hipertensi. Penyakit tekanan darah tinggi ataupun hipertensi ini menyebabkan aliran darah tidak lancar, maka diperlukan suatu tindakan penanganan salah satunya adalah senam lansia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh senam lansia terhadap derajat hipertensi pada lansia. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest posttest control group design. Jumlah sampel sebanyak 12 lansia yang diambil dengan teknik purposive sampling dan dibagi ke kelompok intervensi (n=12) dan kontrol (n=12). Bentuk intervensi berupa pemberian senam lansia sebanyak 8 kali selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan adalah tensimeter/sphygmomanometer air raksa atau jarum Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hasil pengukuran derajat hipertensi pada kelompok intervensi memiliki mean pre test 156/95 dan post test 148/93. Hasil analisis dengan uji independent t pada kelompok intervensi menunjukkan nilai p=0,000 yang artinya ada perbedaan signifikan antara pre dan post test (p<α, α=0,05). Hasil yang berbeda diperoleh pada kelompok kontrol yaitu nilai mean pre test 152/95 dan post test 152/95, nilai p=0,420 yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antara derajat hipertensi pre dan post test (p> α, α=0,05). Hasil penelitian membuktikan senam lansia berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Saran : senam lansia digunakan sebagai intervensi keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi.
Kelompok lansia pada masa pandemic ini merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Hal ini dikarenakan pasien lansia (geriatric) umumnya memiliki berbagai komorbiditas, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit kencing manis, penyakit pernapasan kronik, hipertensi dan lain-lain. Lansia sebagai kelompok rentan tentu saja sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat agar kesehatan dan kualitas hidup lansia selama masa pandemi Covid-19 dapat tetap terjaga seoptimal mungkin. Peran perawat dalam membantu dalam mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19 pada lansia adalah dengan lansia tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan tetap menjaga jarak.
Hypertension is situation where blood pressure exceeding the limit of normal with blood pressure 140/90 mmHg and which includes non contagious disease. Complementary therapy can reduce the risk of hypertension complications. SEFT therapy one of a complementary therapy that can be used to overcome the problem of increasing blood pressure. The purpose of this study was to carried out SEFT therapy towards decreasing blood pressure in hypertension patients in the built area of Puskesmas Rowosari Semarang. This type of researAch is descriptive using the case study approach method. The criteria used in the case study: primary hypertension patients, hypertension sufferers were able to communicate well, hypertension patients who did not take anti-hypertension drugs. Case study analysis was carried out by processing data through observation of blood pressure before and after SEFT therapy. The results of the case study showed that there was a decrease of blood pressure. Before therapy the blood pressure of the subject I was 170/110 mmHg decreased to 120/80 mmHg and in subject II before therapy, blood pressure 160/100 decreased to 140/80 mmHg. The recommendation is with control of blood pressure by using SEFT therapy, the society can apply this therapy.
Kondisi imunitas lansia yang mulai menurun, disertai adanya komorbid hipertensi menjadikan lansia kelompok beresiko tinggi yang perlu mendapat perhatian khusus di era pandemic Covid 19. Lansia yang rutin memeriksakan kesehatan ke posyandu setiap bulan sebelum Pandemi Covid 19 menjadi tidak ke posyandu juga tidak melakukan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan karena takut tertular Covid-19. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan pengabdian masyarakat yang bertujuan memberdayakan caregiver keluarga berbasis online dalam perawatan lansia dengan hipertensi di Era Pandemi Covid 19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan metode Kunjungan Lapangan, Pelatihan Melalui Aplikasi Zoom Meeting, Pendampingan Home Visit serta Monitoring Melalui Aplikasi WhatsApp BKL. Sasaran kegiatan ini adalah 20 caregiver keluarga yang memiliki lansia dengan hipertensi yang terdaftar di Posyandu Lansia Setya Manunggal III. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan tingkat pengetahuan caregiver meningkat dalam merawat lansia dari tingkat pengetahuan kurang 50%, cukup baik 40% dan baik 10% menjadi tingkat pengetahuan kurang 0%, cukup baik 40% dan baik 60%. Setelah mendapatkan pelatihan terjadi peningkatan ketrampilan caregiver yaitu 80% sudah mampu menyediakan diet hipertensi, 60 % mampu mendampingi senam lansia, serta 90% mampu memberikan terapi rendam kaki air sereh. Terdapat peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caregiver setelah diberikan pelatihan, sehingga diharapkan caregiver mampu merawat lansia secara mandiri selama pandemic Covid 19.
Latar belakang: Peningkatan usia harapan hidup pada lansia mengindikasikan terjadinya masalah berbagai kesehatan, diantaranya masalah biologis, psikologis dan sosial. Kondisi tersebut menyebabkan seorang lansia lebih rentan untuk mengalami berbagai masalah kesehatan termasuk gangguan tidur . Gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lansia adalah insomnia. Salah satu tindakan komplementer yang dapat dilakukan perawat untuk menangani insomnia adalah dengan terapi musik gamelan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh terapi musik gamelan terhadap derajat insomnia pada lansia. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest posttest control group design. Jumlah sampel sebanyak 12 lansia yang diambil dengan teknik purposive sampling dan dibagi ke kelompok intervensi (n=12) dan kontrol (n=12). Bentuk intervensi berupa pemberian terapi musik gamelan sebanyak 8 kali selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan adalah KSPBJ-IRS (Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta-Insomnia Rating Scale). Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hasil pengukuran derajat insomnia pada kelompok intervensi memiliki mean pre test 20 (derajat ringan) dan post test 18 (tidak ada keluhan insomnia). Hasil analisis dengan uji independent t pada kelompok intervensi menunjukkan nilai p=0,002 yang artinya ada perbedaan signifikan antara pre dan post test (p<α, α=0,05). Hasil yang berbeda diperoleh pada kelompok kontrol yaitu nilai mean pre test 22 (insomnia ringan) dan post test 22 (insomnia ringan,) nilai p=0,310 yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antara derajat insomniai pre dan post test (p> α, α=0,05). Hasil penelitian membuktikan terapi musik gamelan berpengaruh terhadap penurunan derajat insomnia pada lansia. Saran : terapi musik gamelan digunakan sebagai intervensi keperawatan pada lansia yang mengalami insomnia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.