Kompetensi menjadi sesuatu yang mutlak mengingat tantangan bankir di masa depan akan semakin berat, terutama disebabkan oleh meningkatnya intensitas persaingan yang menuntut perbankan untuk menyediakan jasa/produk yang semakin kompleks dan berisiko, serta adanya pengaruh faktor-faktor global seperti perlunya melakukan adopsi international best practices serta era globalisasi yang memudahkan masuknya investor asing baik dari aspek permodalan maupun aspek sumber daya manusia/ekspertise. Dengan semakin tumbuh berkembangnya dampak globalisasi maka profesionalisme dalam industri perbankan memerlukan sumber daya manusia yang kompeten, yaitu yang meliputi sikap, penampilan, dan pengetahuan atau skill. Kompetensi keahlian karyawan ini harus ditunjukkan lisensinya yaitu melalui sertifikasi kompetensi. Sertifikasi Kompetensi merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas tenaga kerja di Indonesia, termasuk bidang perbankan. Melalui kepemilikan sertifikasi kompetensi, pihak bank dapat menilai kompeten tidaknya seorang karyawan dalam melakukan suatu tugas, karena telah terukur secara pasti melalui kepemilikan sertifikat kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa minat frontliners bank syariah terhadap sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan kompetensi keahlian. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah dengan deskriptif-kualitatif. Sumber data diperoleh dalam penelitian ini melalui melalui penyebaran kuestioner, wawancara dan observasi. Bank Syariah yang dijadikan penelitian adalah Bank Syariah Anak Perusahaan Bank BUMN dan UUS Bank BUMN di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2019 karyawan frontliners pada saat memasuki dunia kerja tidak memiliki sertifikasi kompetensi keahlian, bahkan karyawan sebagian besar tidak mengetahui sertifikasi kompetensi dan manfaatnya. Namun karyawan tersebut memiliki minat yang tinggi untuk mengikuti sertifikasi kompetensi keahlian untuk kemajuan karier di bank setelah mengetahui pentingnya sertifikasi kompetensi.
The research objective is to determine the application of competency certification ownership in the selection of acceptance of banking frontliners to get a competent workforce. This is because the government is currently encouraging banks to prioritize skilled workers. Banks can require ownership of competency certification in the recruitment process. Descriptive qualitative research methods and Chi-Square analysis. The samples are the leadership of Bank Syariah Mandiri Yogyakarta, the leadership of BRI Syariah Yogyakarta, and the leadership of BNI Syariah Yogyakarta. The results showed there was a relationship between ownership of competency certification and selection of acceptance of Islamic bank frontliners. The acceptance of frontliners in 2019 does not require ownership of competency certification. However, applicants who have competency certificates are prioritized because they have the benefit of getting a competent and ready-to-work workforce, reducing labor training costs, banks can quickly reach the targets set by management both in terms of number of accounts, services to customers, and profit targets.
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan dan tingkat kesehatan bank syariah kelompok bank modal inti 1 sehingga dapat ditentukan strategi penambahan modal inti berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang menetapkan modal inti minimal Rp 3 triliun pada 31 Desember 2022. Masih terdapat 5 bank syariah KBMI 1 yaitu PT Bank BCA Syariah, PT Bank Mega Syariah, PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk, PT Bank Victoria Syariah, dan PT Bank Aladin Syariah Tbk. Penelitian ini menggunakan analisis Z-Score, CAMEL dan RGEC. Hasil yang diperoleh yaitu 1) KBMI 1 dapat menggunakan analisis Z-Score untuk memprediksi kesulitan keuangan/ kebangkrutan dan tingkat kesehatan bank dengan analisis CAMEL dan RGEC. 2) Bank syariah KBMI 1 agar mengupayakan penambahan modal inti pada trisemester IV 3) Bagi bank syariah dengan hasil penilaian sehat dan grey area dapat meminta bank induknya untuk menambah modal inti. 4) Bagi bank syariah yang hasil predikatmya kurang sehat ataupun cukup sehat, bisa mencari investor dari bank atau perusahaan lain baik dari dalam negeri ataupun luar negeri. 5) Bagi bank syariah yang sudah listing di BEI bisa menerbitkan kembali saham baru atau right issue. 6) Alternatif terakhir adalah mengikuti skema yang disarankan OJK melalui skema penggabungan, peleburan, atau integrasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah BUKU 1 dengan adanya Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum yang menetapkan modal inti bank minimal Rp 3 triliun pada 2022. Penelitian ini menggunakan metode analisis data Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan dengan sampel PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank Victoria Syariah, PT Bank Aladin Syariah Tbk. Hasil perhitungan Z-Score digunakan untuk memperbaiki kinerja keuangan agar menarik minat investor dan menentukan strategi peningkatan modal inti agar sesuai ketentuan POJK tentang konsolidasi bank umum. Bank dapat menentukan strategi yang penulis sarankan untuk memenuhi ketentuan POJK antara lain : 1) Penggabungan, peleburan, atau integrasi 2) Pengambilalihan bank 3) Peningkatan modal inti minimum melalui penerbitan saham baru (right issue) bagi bank yang sudah listed di Bursa Efek Indonesia, penambahan modal inti dari bank induk, penambahan modal inti dari investornya bank induk atau melakukan penjajagan investor baru baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.Kata kunci : Altman Z-Score; Kebangkrutan; Konsolidasi Bank ABSTRACK This study aims to analyze the financial performance of Islamic Banks BOOK 1 with the existence of Financial Fervices Authority (OJK) Regulation No. 12/POJK.03/2020 concerning Commercial Bank Consolidation which stipulates a bank's core capital of at least IDR 3 trillion in 2022. This study employed the Z-Score data analysis method to predict bankruptcy by taking samples of PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank Victoria Syariah, and PT Bank Aladin Syariah Tbk. The results of the Z-Score calculation are used to improve financial performance in order to attract investors and determine a strategy for increasing core capital to comply with the POJK provisions on commercial bank consolidation. Banks can determine the strategy that the author recommends to comply with the POJK provisions, including: 1) Merger, consolidation, or integration 2) Bank takeover 3) Increase in minimum core capital through the issuance of new shares (right issue) for banks that have been listed on the Indonesia Stock Exchange, additional core capital from the parent bank, or exploration of new investors both from within the country and abroad
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.