Fetal movement is one of the main indicators of fetal well-being in the womb. For this reason, every pregnant woman should be able to calculate and interpret the results of fetal movement calculations every day, so that early detection of fetal pathology can be identified by the family. Most pregnant women are not used to it and have not received information about how to calculate fetal movement. Another obstacle in calculating fetal movements is the forgetting factor. For this reason, a tool is needed to familiarize mothers with counting fetal movements every day. Existing tools still have some drawbacks. This study aims to develop an android-based application called "Kick Count", as a tool for pregnant women to count fetal movements every day. The research method uses R&D which consists of: exploring potential problems, gathering information, product design, design testing, design improvement, and product testing. The results of product trials by media experts, material experts, and groups of pregnant women state that this product is very suitable for use by pregnant women in the community. Things that still need to be perfected for the next stage are reducing memory and integrating installation instructions into the application.
Diarrhea is one of the main causes of death in infants and toddlers in Indonesia. The Indonesian eel is a source of animal protein that contains high nutrients, including vitamin A and zinc, so it can be used to boost immunity. The objective of this study was to analyze the effect of eel cookies on the incidence of diarrhea in children. This was a double-blind randomized control trial (RCT) post-test study on 44 children aged 12–24 months at Garuda Public Health Center, Bandung city, who were selected using the simple random sampling method. The study was conducted for 2 months from January to February 2017. Data were analyzed using the Wilcoxon test. Results showed that there was an effect of eel cookies in reducing diarrhea incidence in toddlers (p<0.001), with no diarrhea condition seen among the toddlers among 18 children who had a history of diarrhea in the past and among 20 other children with no history of past diarrhea. In conclusion, eel cookies can reduce the incidence of diarrhea in children aged 12–24 months. Hence, it can be used as a functional food to improve child immunity as one of the efforts to prevent infectious diseases, especially diarrhea. SUPLEMENTASI COOKIES IKAN SIDAT TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12–24 BULANPenyakit diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan balita di Indonesia. Ikan sidat merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak mengandung vitamin A dan seng sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap kejadian diare pada balita. Desain penelitian dengan randomized controll trial (RCT) posttest group design dengan double blind. Subjek penelitian adalah balita usia 12–24 bulan di Puskesmas Garuda Kota Bandung sebanyak 44 responden. Penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai Januari–Februari 2017. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap penurunan kejadian diare pada balita (p<0,001), yaitu tidak ada perubahan kondisi balita dari tidak diare menjadi diare, dan terdapat 18 balita yang pernah memiliki riwayat penyakit diare mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan sehingga tidak mengalami diare, sedangkan 20 orang di antara yang tidak memiliki riwayat penyakit diare setelah mendapatkan perlakuan tetap tidak mengalami diare. Simpulan, terdapat pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap penurunan kejadian diare pada balita usia 12–24 bulan. Oleh karena itu, cookies ikan sidat dapat digunakan sebagai makanan fungsional untuk meningkatkan imunitas anak sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi terutama diare.
Kesehatan generasi masa depan sebagian besar ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak berada di dalam rahim. Akses ke perawatan antenatal yang memadai, terutama pada awal kehamilan, akan mampu mencegah terjadinya komplikasi. Perawatan antenatal saat ini umumnya lebih berfokus pada risiko-risiko medis, sehingga perlu berevolusi untuk memasukkan faktor non-medis dan psikologis, serta lebih menjangkau semua bagian masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik dengan menggunakan buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) melalui Kelas Ibu Hamil. Kegiatan ini dilakukan di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan peserta semua ibu hamil berjumlah 10 orang. Metode pemberdayaan ibu hamil dan keluarga dalam persiapan persalinan dan kelahiran bayi ini adalah dengan menyelenggarakan Pengayaan Kelas Ibu Hamil. Penilaian kegiatan dilakukan dengan melakukan analisis hasil angket dan nilai tes dari jawaban ibu hamil yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan kelas ibu hamil pada setiap pertemuan. Metode analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif. Penilaian dari ibu hamil adalah sebagian besar peserta kelas ibu hamil mengalami peningkatan tes. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan ibu hamil di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
No abstract
Kondisi darurat COVID-19 telah mempersempit ruang remaja untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan. Edukasi kesehatan reproduksi remaja yang bisa diakses dengan mudah, sangatlah penting karena berbagai data penelitian menunjukan pada remaja enggan berdiskusi dengan orang tua jika terkait permasalahan kesehatan reproduksi. Tujuan: meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi pada masa pembatasan fisik. Metode yang digunakaan edukatif, partisipatif dan normative, melalui kegiatan daring dengan 4 kali pertemuan pada remaja di desa Gunungrejo Singosari Malang. Sebelum dilakukan didapatkan data : nilai rata rata pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum (pre test) dalam kategori baik (skor 80), namun masih ada indicator soal dengan nilai yang cukup yaitu pada pengetahuan tentang perkembangan remaja dan persiapan pra konsepsi. Setelah dilakukan edukasi melalui webinar empat kali pertemuan terjadi peningkatan skor nilai pengetahuan (skor 89) dengan masing masing indicator soal terkategorikan baik. Kesimpulan : pengabdian masyarakat berupa edukasi kesehatan melalui webinar dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan yang meningkat diharapkan bisa diikuti dengan perilaku promotif dibidang kesehatan reproduksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.