Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok, hubungan kebiasaan minum beralkohol, hubungan keteraturan makan dan hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kejadian sindrom dispepsia di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar dengan jumlah responden sebanyak 79 orang. Hasil penelitian diperoleh dari hasil survey dengan menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian sindrom dispepsia (pvalue=0,190), Ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dengan kejadian sindrom dispepsia (pvalue=0,040), Ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan pedas dengan kejadian sindrom dispepsia (pvalue=0,000) dan ada hubungan keteraturan makan dengan kejadian sindrom dispepsia di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Makassar (pvalue=0,000). Diharapkan bagi masyarakat untuk memperbaiki gaya hidup dengan tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan menjaga pola makan dengan frekuensi makan 3 kali dalam sehari dan mengurangi konsumsi makanan pedas dan bagi pihak rumah sakit untuk melakukan konseling tentang pencegahan sindrom dispepsia kepada penderita, sehingga kejadian ini tidak terulang lagi
Acute respiratory infections (ARI) is a disease that attacks one or more parts of the respiratory tract from the nose to the alveoli or lung. This disease which is caused by various factors (multifactorial) is the top rank disease in Indonesia, and is the biggest cause (17%) of the death of children under five years (toddlers). This study aims to determine the environmental risk factors for the incidence of ARI in children under five in the working area of the Panambungan Health Center. This type of research uses an observational analytic study with a cross-sectional design with a sample of 88 respondents obtained by simple random sampling technique. Data analysis was performed by using chi-square test and the magnitude of the risk with the odds ratio value. The results of statistical tests showed that the use of anti-mosquito coils (p = 0.021; OR = 3.573), kitchen ventilation (p = 0.000; OR = 0.112), and smoking habits of family members significantly affected ARI cases on toddlers in the working area of Panambungan Health Center, Makassar in 2020. Meanwhile, bedroom ventilation (p = 0.538; OR = 0.570) and the type of house floor (p = 0.269; OR = 1.889) did not significantly affect ARI cases on toddlers in the working area of Panambungan Health Center, Makassar in 2020.
Udara sangat mutlak diperlukan oleh setiap orang, namun adanya udara yang terkontaminasi oleh mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran napas penjamu dalam bentuk droplet nuklei yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin, bicara atau bernapas melalui mulut atau hidung. Faktor lingkungan fisik udara tertentu dapat mempengaruhi angka kuman udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi fisik lingkungan terhadap angka kuman udara dan mengidentifikasi keberadaan bakteri staphylococcus di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh udara yang ada di ruang perawatan RSIF Makassar, yang diambil pada 30 titik/ruang perawatan. Desain yang digunakan adalah Cross Sectional, variabel independentnya lingkungan fisik dan variabel dependentnya angka kuman udara. Dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan menggunakan uji regresi logistik untuk melihat variabel yang paling berpengaruh. Dari hasil identifikasi ditemukannya bakteri staphylococcus sp dan staphylococcus aureus pada ruang perawatan. Pada pengukuran masing- masing variabel menunjukkan bahwa sebagian besar variabel penelitian tidak memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Hasil uji hubungan berdasarkan faktor lingkungan fisik terhadap angka kuman udara diperoleh nilai p < 0,05 untuk suhu (p = 0,009), pencahayaan (p =0,024), dan kelembaban (p =0,034) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara ketiga faktor lingkungan tersebut terhadap angka kuman
Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah mempengaruhi gaya hidup seluruh masyarakat dunia terutama pola konsumsi makanan berbagai kelompok umur. Namun dalam berlarut-larut pandemi covid-19 ini sehingga diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berakibat pada perubahan perilaku diet tertentu untuk mengatasi covid-19. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perilaku diet selama covid-19 di masa PPKM. Jenis Penelitian ini adalah survey analitik desain cross sectional study. Responden usia 18 tahun keatas sebagai populasi dan sampel dengan pengambilan sampel secara accidental sampling sebanyak 493 peserta. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner serta teknik analisis data dengan uji-t independen atau analisis ANOVA. Hasil diperoleh sebagian besar peserta melaporkan sendiri bahwa mereka baru-baru ini mengurangi makan di luar serta proporsi orang yang memilih untuk menggunakan suplemen untuk mencegah covid-19 telah meningkat secara substansial selama PPKM sebanyak 275 (55,8%), kurang dari setengah peserta mengikuti perilaku diet yang direkomendasikan, termasuk porsi makanan individu serta peserta yang mengikuti perilaku ini memiliki keragaman makanan yang lebih baik. Kesimpulannya, selama periode PPKM peserta masih mengikuti perilaku diet tertentu untuk mengatasi covid-19. Sementara beberapa perilaku diet diadopsi untuk membantu mencegah penularan seperti menghindari makan bersama serta mengonsumsi multivitamin.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi diabetisi cukup tinggi dan diprediksi akan meningkat hingga 21,3 juta diabetes pada tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pertiwi Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik observasional desain Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 di wilayah kerja Puskesmas Pertiwi dengan jumlah sampel sebanyak 81 responden yang dihitung menggunakan rumus Slovin. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner food recall dan diolah menggunakan pedoman survey makanan konsumsi individu (SMKI) dan Aplikasi nutrisurvey. Data kemudian dianalisis dengan uji Chi square menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi makan (p-value = 0,002 < 0,05), jumlah makan (p-value = 0,000 < 0,05), dan jenis makanan (p-value = 0,043 < 0,05) dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2. Diharapkan agar masyarakat terus menjaga pola makan agar terhindar dari risiko diabetes tipe 2.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.