Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat di negara berkembang. Di Indonesia, penyebab utama terjadinya anemia adalah kekurangan zat besi. Besi merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin. Anemia defisiensi besi sering terjadi pada remaja dan dapat mengenai semua kelompok terutama yang memiliki sosial ekonomi rendah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari bulan Februari – Juli 2015. Jumlah sampel adalah 102 murid yang dipilih secara systematic random sampling. Konsumsi zat besi diukur dengan kuisioner food recall 2 x 24 jam dan penetapan kadar hemoglobin dengan metode hemometer digital. Analisis statistik yang digunakan uji korelasi Pearson. Hasil studi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat lemah. Berpola positif, artinya semakin tinggi konsumsi zat besi semakin tinggi kadar hemoglobinnya. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang.
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat di negara berkembang. Di Indonesia, penyebab utama terjadinya anemia adalah kekurangan zat besi. Besi merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk hemoglobin. Anemia defisiensi besi sering terjadi pada remaja dan dapat mengenai semua kelompok terutama yang memiliki sosial ekonomi rendah. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari bulan Februari – Juli 2015. Jumlah sampel adalah 102 murid yang dipilih secara systematic random sampling. Konsumsi zat besi diukur dengan kuisioner food recall 2 x 24 jam dan penetapan kadar hemoglobin dengan metode hemometer digital. Analisis statistik yang digunakan uji korelasi Pearson. Hasil studi menunjukkan kekuatan hubungan yang sangat lemah. Berpola positif, artinya semakin tinggi konsumsi zat besi semakin tinggi kadar hemoglobinnya. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang.
AbstrakOsteoporosis menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia dan dunia. Laporan WHO, dianggarkan bahwa setiap 1 dari 3 wanita kecenderungan terkena osteoporosis, pada usia diatas 45 tahun percepatan proses penyakit ini pada wanita meningkat menjadi 80%. Osteoporosis dapat dicegah dari dini, tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang mempengaruhi prilakunya.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis. Jenis penelitian ini adalah studi observasional dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usila ≥60 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur.Sampel diambil sebanyak 96 orang dengan metode Systemic Random Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap tentang osteoporosis dan tindakan pencegahan yang dilakukan. Data diolah dengan uji statistik chi square menggunakan program SPSS. Hasil analisis univariat diperoleh tingkat pengetahuan osteoporosis wanita usila baik (87,5%) tingkat pengetahuan kurang (12,5%), sikap tentang osteoporosis baik (86,5%) sikap kurang (13,5%), tindakan pencegahan baik (88,5%) tindakan pencegahan kurang (11,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,004) dan terdapat hubungan bermakna antara sikap dengan tindakan pencegahan wanita usila di Kelurahan Jati (p=0,001).Penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dengan tindakan pencegahan osteoporosis pada wanita usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. AbstractOsteoporosis is a serious health problem in Indonesia and the world. WHO reports, budgeted that every 1 in 3 women prone to osteoporosis, at the age of over 45 years of accelerating the disease process in women increased to 80%. Osteoporosis can be prevented from early, the level of knowledge and attitude of a person affects his behavior. This study aimed to determine whether there is a relationship between the level of knowledge and attitudes with osteoporosis preventive measures.The study was an observational study with cross-sectional design. The study population was elderly women ≥ 60 years who reside in the Village of Jati, East Padang district. Samples were taken as many as 96 people with Systemic random sampling method. Data were collected with a questionnaire to determine the level of knowledge and attitudes about osteoporosis and preventive measures undertaken. Data processed by the chi-square statistical tests using SPSS.Results of univariate analysis level of knowledge obtained both elderly osteoporotic women (87.5%) level of knowledge is less (12.5%), good attitudes about osteoporosis (86.5%) less attitude (13.5%), good preventive measures (88,5%) less precautions (11.5%). Results of bivariate analysis showed a significant relationship exists between the level of knowledge of the precautions elderly woman...
AbstrakPreeklampsia merupakan penyebab utama kematian maternal selain perdarahan dan infeksi. Penyebab pasti terjadinya preeklampsia belum diketahui, namun terdapat faktor risiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Di RSUP Dr. M Djamil Padang terjadi peningkatan kasus preeklampsia setiap tahunnya dari tahun 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian dilakukan di bagian Rekam Medis dengan menggunakan desain cross sectional study komparatif terhadap 46 pasien preeklampsia dan 46 ibu hamil yang tidak preeklampsia yang bersalin di RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam kisaran tahun 2011-2013. Hasil analisis univariat menunjukkan nilai rerata IMT sebelum hamil pada pasien preeklampsia dengan nilai 24,15 kg/m2 berada pada kategori overweight, sedangkan ibu hamil yang tidak preeklampsia berada pada kategori normal, dengan nilai rerata IMT 22,3 kg/m2. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan Mann Whitney tes diperoleh nilai P: 0,014 (P<0,05). Kesimpulan penelitianini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang.Kata kunci: preeklampsia, faktor risiko, indeks massa tubuh AbstractPreeclampsia is the leading cause of maternal death in addition to bleeding and infection. The exact cause of preeclampsia still unknown, but there are risk factors that affect the preeclampsia’s incident. There was an increase of preeclampsia’s case in RSUP Dr. M. Djamil Padang each year from 2008-2012. The objective of this study was to determine the correlation between Body Mass Indeks (BMI) and preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang. The research was done at medical records department using cross sectional study comparative’s design toward 46 preeclamptic patients and 46 pregnant women who did not preeclampsia, which gave birth in RSUP Dr. M. Djamil Padang on the range 2011-2013. Results of univariate analysis showed that BMI average value of patients with preeclampsia before pregnant were in overweight category (24,15 kg/m2), whereas pregnant women who did not preeclampsia are in normal category (22,3 kg/m2). Based on bivariate analysis using the Mann Whitney test, p value was obtained 0,014 (P<0,05). The conclusion is there’s significant correlation between BMI with preeclampsia’s incident in RSUP Dr. M. Djamil Padang.Keywords: preeclampsia, risk factors, body mass indeks
Siklus menstruasi merupakan pertanda klinis fungsi reproduksi wanita. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, seperti lemak tubuh. Banyaknya lemak dalam tubuh dapat menyebabkan memanjangnya siklus menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persentase lemak tubuh dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap keteraturan siklus menstruasi pada wanita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study. Populasi adalah seluruh mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Sampel diambil sebanyak 79 responden secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan kuesioner dan pengukuran antropometri (BB, TB, persentase lemak tubuh dengan menggunakan alat skinfold caliper). Data yang didapatkan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki (IMT) dan persentase lemak tubuh normal, yaitu 72,15% dengan IMT<23,00 kg/m2 dan 64,6% persentase lemak tubuh <22,1%. Tidak ada hubungan yang berarti antara siklus menstruasi dengan IMT dan persentase lemak tubuh, p=0,77 untuk hubungan siklus menstruasi dengan IMT, dan p=0,31 untuk hubungan siklus menstruasi dengan persentase lemak tubuh. Simpulan studi ini adalah tidak terdapat hubungan berarti antara persentase lemak tubuh dan IMT dengan keteraturan siklus menstruasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.