Nike is a terminology used by Gorontalo local community to name schooling of minuscule amphidromous goby fish that has a limited appearance in Gorontalo waters. Understanding the biological performance of Nike fish is vital for implementing management and conservation strategy. This study aims to analyze daily recruitment and to determine growth patterns of Nike fish population in nature. Sampling was conducted in the Gorontalo waters during March, April, and May 2018 using a fish net with a mesh size of 0.5 inches. The duration of the appearance of Nike schooling in waters varies every month. The number of fish samples collected each month in this study ranged from 150 to 300 individuals. This study reveals that body color diversity and morphology of Nike fish strongly alleged to depend on where and how long they appear in the waters. Based on the daily recruitment pattern, Nike fish population distributed in Gorontalo waters is predicted to consist of individuals from multi-generation with an average length range of 1.848–2.805 cm. During the sampling time, a positive allometric growth pattern indicated by the population.

Data of the species scientific name is required to study biodiversity and conservation of local fish species. Nike and hundala are the local names for fish found in Gorontalo whose scientific names are unknown and recognized by local people as two different species of fish. This study aims to identify the genetic and species of nike and hundala fish. Nike and hundala specimens were collected using a fish net from the estuary of Gorontalo Bay and Bone River, Gorontalo, Indonesia in April 2018. Molecular analysis of fish over sequencing methods shows that nike and hundala at Gorontalo waters are alleged as Sicyopterus longifilis.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan menentukan status mutu kualitas air di bagian hulu Sungai Cileungsi serta membandingkan beberapa parameter kualitas air dengan baku mutu kelas II berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001. Penelitian dilakukan bulan September, Oktober dan November 2013 pada empat stasiun pengambilan contoh di bagian hulu Sungai Cileungsi. Data hasil penelitian dianalisis mengggunakan Indeks Kualitas Air-NSF serta secara deskriptif dibandingkan dengan baku mutu kelas II menurut PP RI. No.82 tahun 2001. Hasil penelitian (Suhu air: 23 – 29,3 oC; pH: 6; Oksigen Terlarut: 6,23 - 6,88 mg/L; DHL: 139,6 - 186,3 µS/cm; Kekeruhan: 4,77 - 41,8 mg/L; TDS: 70 - 94 mg/L; TP: 0,026 - 0,099 mg/L; Ortofosfat < 0,002 mg/L; Nitrat: 0,36 - 0,959 mg/L) menunjukkan kualitas perairan yang masih memenuhi baku mutu. Sedangkan untuk parameter (BOD5: 3,97 - 5,7 mg/L; COD: 14,68 - 48,06 mg/L) menunjukkan nilai yang telah melampaui ambang batas baku mutu kelas II PP RI. No.82 tahun 2001. Namun, secara keseluruhan hasil analisis dengan menggunakan IKA-NSF menunjukkan bahwa kualitas air di semua stasiun memiliki kualitas perairan yang baik dengan rentang skor 78 - 83.Kata kunci : Sungai Cileungsi; Kualitas Air; Pencemaran

Mutu kualitas air suatu perairan sangat penting untuk menopang kelulushidupan organisme di dalamnya. Sebagai suatu sistem akuatik, penentuan status mutu air perlu dilakukan guna menjadi acuan dalam melakukan pemantauan pencemaran kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status mutu air di perairan Teluk Gorontalo. Terdapat 5 stasiun pengamatan yang dipilih berdasarkan kondisi pantai dan karakteristik ekologi Teluk Gorontalo. Pengambilan sampel parameter kualitas air dilakukan di sepanjang perairan Teluk Gorontalo pada bulan Mei-Juli 2017. Prosedur pengambilan sampel berdasarkan metode baku APHA. Data kualitas air yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teluk Gorontalo memperoleh skor indeks pencemaran rata-rata 4,74. Hal ini menunjukkan status mutu Teluk Gorontalo di bulan Juni hingga Juli 2017 tergolong dalam kategori tercemar ringan.

No abstract