Salah satu yang di hadapi oleh masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan adalah keengganan untuk berkunjung ke tempat-tempat keramaian salah satunya adalah fasilitas pelayanan Kesehatan. Masyarakat merasa cemas jika harus berkontak langsung dengan orang banyak serta dengan petugas kesehatan, hal ini dikarenakan banyaknya berita mengenai Covid, penyebaran Covid, serta banyaknya korban Covid yang di rawat maupun yang meninggal dunia. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai pola pencarian pengobatan masyarakat di masapandemi Covid-19 di Kelurahan Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengeksplorasi secara mendalam dengan pendekatan studi naratif yang berfokus pada narasi dan cerita tentang pola pencarian pengobatan masyarakat di masa pandemi Covid-19, melalui wawancara mendalam (Indepth Interview), dan dokumentasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung.Jumlah informan biasa sebanyak 10 orang, namun yang peneliti dalami 4 orang. Kesimpulannya pemilihan pengobatan masyarakat Kelurahan Minasa Upa berpola, sebagian besar masyarakat cenderung memilih melakukan pengobatan sendiri. Hal ini disebabkan karena masyarakat takut untuk ke pelayanan kesehatan karena jika memeriksakan ke rumah sakit lebih beresiko di masa pandemi, sehingga masyarakat memilih pengobatan yang bisa masyarakat tangani sendiri dengan membeli obat yang banyak orang konsumsi yaitu paracetamol. Adapun yang memilih pelayanan kesehatan, serta ada yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya. Motivasi masyarakat ingin sembuh dan keyakinan bahwa meminum obat dari apotek dapat mengobati penyakit yang di derita. Begitupun dengan informan yang melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan serta informan yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya yang ingin kesembuhan lebih maksimal. Sikap masyarakat Kelurahan Minasa Upa sudah merasa bahwa pengobatan yang dilakukan aman dan efektif dan mereka memilih pengobatan yang menurut mereka baik untuk dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat ketika sakit langsung mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat di apotek selain itu dipengaruhi juga oleh pengalaman sakit sebelumnya sehingga sudah mengerti apa yang seharusnya dilakukan untuk mengobati sakit yang dialami.
Pasanggrahan Art and Cultural Village is a village-based agritourism combining natural tourism with cultural tourism, especially Sundanese culture. The agritourism, located in Ciporeat Hamlet, Pasanggrahan Village, is included in the Bandung City Culture and Tourism Office's 2018-2023 Strategic Plan, meaning that this tourist destination is already in the local government's development plan. Therefore, this study aims to offer alternatives to the development of agritourism based on the visitor perceptions in order to offer a development concept to the related stakeholders. The data was collected through distributing questionnaires to 50 respondents and conducting interviews with the residents and those who understood the agritourism. The analysis results indicate that the visitors' bad perception clearly lies in the diversity of tourist attractions, souvenirs, places to eat, and roads within the destination. Therefore, this study focuses the alternative formulations or development efforts on the aspects of what to see, what to buy, what to do, what to arrive, dan what to stay. ABSTRAK Desa Seni dan Budaya Pasanggrahan adalah agrowisata berbasis desa yang menggabungkan wisata alam dengan wisata budaya, khususnya budaya Sunda. Agrowisata, yang terletak di Dusun Ciporeat, Desa Pasanggrahan, termasuk dalam Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung tahun 2018-2023, yang berarti bahwa tujuan wisata ini sudah ada dalam rencana pengembangan pemerintah daerah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menawarkan alternatif untuk pengembangan agrowisata berdasarkan persepsi pengunjung untuk menawarkan konsep pengembangan kepada para pemangku kepentingan terkait. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 50 responden dan melakukan wawancara dengan penduduk dan mereka yang memahami agrowisata. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi buruk pengunjung jelas terletak pada keanekaragaman tempat wisata, suvenir, tempat makan, dan jalanan pada area destinasi. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan formulasi
Tulisan ini mendiskusikan penggunaan istilah ‘ekowisata’ pada penamaan berbagai destinasi wisata berbasis alam di Indonesia serta menunjukkan dua faktor yang sangat penting dalam perencanaan, pengembangan, dan operasional ekowisata namun cenderung terabaikan, yaitu pembatasan pengunjung dan keterlibatan masyarakat lokal. Berbagai pihak termasuk pengelola dan pemerintah lokal perlu diberi pemahaman mengenai apa itu wisata alam dan ekowisata mengingat kedua konsep tersebut berbeda dan tidak semua wisata alam dapat dikatakan ekowisata. Mereka juga perlu diedukasi mengenai pentingnya pembatasan pengunjung dan keterlibatan masyarakat lokal pada destinasi-destinasi ekowisata. Kedua faktor ini sangat penting untuk mempertahankan kelestarian destinasi ekowisata.
Salah satu yang di hadapi oleh masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan adalah keengganan untuk berkunjung ke tempat-tempat keramaian salah satunya adalah fasilitas pelayanan Kesehatan. Masyarakat merasa cemas jika harus berkontak langsung dengan orang banyak serta dengan petugas kesehatan, hal ini dikarenakan banyaknya berita mengenai Covid, penyebaran Covid, serta banyaknya korban Covid yang di rawat maupun yang meninggal dunia. Tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai pola pencarian pengobatan masyarakat di masapandemi Covid-19 di Kelurahan Minasa Upa Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengeksplorasi secara mendalam dengan pendekatan studi naratif yang berfokus pada narasi dan cerita tentang pola pencarian pengobatan masyarakat di masa pandemi Covid-19, melalui wawancara mendalam (Indepth Interview), dan dokumentasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung.Jumlah informan biasa sebanyak 10 orang, namun yang peneliti dalami 4 orang. Kesimpulannya pemilihan pengobatan masyarakat Kelurahan Minasa Upa berpola, sebagian besar masyarakat cenderung memilih melakukan pengobatan sendiri. Hal ini disebabkan karena masyarakat takut untuk ke pelayanan kesehatan karena jika memeriksakan ke rumah sakit lebih beresiko di masa pandemi, sehingga masyarakat memilih pengobatan yang bisa masyarakat tangani sendiri dengan membeli obat yang banyak orang konsumsi yaitu paracetamol. Adapun yang memilih pelayanan kesehatan, serta ada yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya. Motivasi masyarakat ingin sembuh dan keyakinan bahwa meminum obat dari apotek dapat mengobati penyakit yang di derita. Begitupun dengan informan yang melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan serta informan yang memanggil tenaga kesehatan ke rumahnya yang ingin kesembuhan lebih maksimal. Sikap masyarakat Kelurahan Minasa Upa sudah merasa bahwa pengobatan yang dilakukan aman dan efektif dan mereka memilih pengobatan yang menurut mereka baik untuk dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat ketika sakit langsung mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat di apotek selain itu dipengaruhi juga oleh pengalaman sakit sebelumnya sehingga sudah mengerti apa yang seharusnya dilakukan untuk mengobati sakit yang dialami.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.