Inseptisols have various types and densities of microorganisms. Plants that are cultivated in Jatinangor inseptisol fields have a root system that contains a large number of microorganisms. This study aims to be able to provide precise information about the potential resources of microorganisms, bacteria, mycorrhizae from the location of planting corn and soybeans on Jatinangor and Ciparanje inseptisols, Sumedang, West Java. This research activity includes (1) soil sampling which was then isolated on oblique agar media observed with a microscope, (2) identification of spore types, identification of CMA using the Manual for The Identification of Mychorhiza Fungi, (3) calculating the number of spores using the Filter Method Wet Pacioni and Centrifugation Technique from Brunndret. The results showed the number of Bradyrhizobium sp.,was found in the former soil of soybean cropping in Jatinangor and Ciparanje, which was 7,75 x 108 cfu/g, higher than in the former corn crop, 1,80 x 107 cfu / g in Jatinagor and 1,41 x 107 cfu /g at Ciparanje. Inseptisols Jatinangor and Ciparanje also produce spores of Glomus sp. 14 spores /g of soil and 12 spores/g of soil, in the former maize cropland were higher than in the former soybean cropland, which was 10 spores/g of soil. Ekosistem inseptisols memiliki jenis dan kepadatan mikroorganisme yang beragam. Tanaman yang dibudidayakan di lahan inseptisol Jatinangor memiliki sistem perakaran yang mengandung berbagai jenis mikroorganisme dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan informasi yang tepat tentang potensi sumberdaya mikroorganisme, bakteri, mikoriza dari lokasi penanaman jagung dan kedelai padalahan inseptisol Jatinangor dan Ciparanje, Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan penelitian ini meliputi (1) pengambilan sampel tanah yang kemudian diisolasi pada media agar miring yang diamati dengan mikroskop, (2) identifikasi jenis spora, identifikasi CMA menggunakan Manual for The Identification of Mychorhiza Fungi, (3) penghitungan jumlah spora dengan menggunakan Metode Saring Basah Pacionidan Teknik Sentrifugasi dari Brunndret. Hasil penelitian menunjukkan jumlah bakteri Bradyrhizobium sp. Lebih banyak ditemukan pada tanah bekas pertanaman kedelai di Jatinangor dan Ciparanje, yaitu 7,75 x 108 cfu/g, sementara pada bekas pertanaman jagung, di Jatinangor 1,80 x 107 cfu/g dan 1,41 x 107 cfu/g di Ciparanje. Inseptisols Jatinangor dan Ciparanje mengandung Glomus sp., di Jatinangor dan Ciparanje berturut-turut 14 spora/g tanah dan 12 spora/g tanah, lebih tinggi pada tanah bekas pertanaman jagung, dibanding pada tanah bekas pertanaman kedelai, yaitu 10 spora/g tanah.
Penurunan produksi perikanan purse seine di Laut Jawa memberikan peluang diciptakannya alat tangkap purse seine dengan spesifikasi yang lebih kecil. Alat tangkap tersebut disebut Mini Purse Seine (MPS) dengan hasil tangkapan dominan adalah ikan layang benggol. Ketersediaan informasi terbaru karakteristik MPS perlu dilakukan. Penelitian dilakukan di sentra perikanan MPS Rembang yaitu TPI Tasik Agung dan TPI Sarang pada tahun 2019-2021. Kapal MPS terbuat dari kayu dengan bobot kapal antara <30 GT. Jaring MPS terbuat dari nilon memiliki panjang ±225-300 m. Komposisi hasil tangkapan >70% merupakan ikan pelagis kecil dengan jenis ikan layang benggol yang dominan tertangkap. Laju tangkap mengalami penurunan dari 6,3 ton/trip di tahun 2019, menurun menjadi 5,44 ton/trip di tahun 2021. Musim penangkapan terjadi pada bulan Juli-Oktober, daerah penangkapan di Utara Indramayu hingga Matasiri,Kalimantan Selatan Ukuran rata-rata tertangkap ikan layang benggol 14,07 cmFL. Mengacu pada penurunan nilai cpue, maka perlu kehati-hatian dalam meningkatkan upaya penangkapan ikan layang benggol dengan mini purse seine.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan, penerapan dan pengembangan teknologi budidaya tambak sehingga potensi sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu mengumpulkan data dari sampel yang diambil secara acak terdiri dari 59 rumah tangga perikanan dan kesesuaian lahan tambak menggunakan Sistem Informasi Geografis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Kelurahan Waetuo dengan luasan tambak 343,288 ha memiliki luasan tertinggi dengan rincian S1 = 297,303 ha dan S2 = 45,985 ha. Sementara itu, Kelurahan Bajoe memiliki luas tambak terendah yaitu 57,036 ha dengan rincian S1 = 35,958 ha dan S2 = 21,078 ha. Jika ditinjau dari penerapan teknologi, pada umumnya pembudidaya tambak yang ada di lokasi penelitian menggunakan sistem teknologi tradisional yaitu secara polikultur sekitar 88 % sedangkan monokultur hanya 12 %. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lahan tambak di Kecamatan Tanete Riattang Timur sudah sangat sesuai dan pada umumnya menggunakan sistem teknologi tradisional secara polikultur.
Bahan organik dan mikroorganisme diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah pasca galian batuan agar dapat digunakan untuk budidaya tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bahan organik dan mikroorganisme tanah terhadap perbaikan fisik tanah pasca galian batuan dan pertumbuhan cabai rawit. Penelitian dilaksanakan di Cibiru Bandung, Jawa Barat dengan titik ordinat -6.92049471880716, 107.716127309820, dari bulan Juni sampai Oktober 2020, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dua faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu bahan organik: b0 : kontrol (tanpa pemberian bahan organik), b1: kompos Paitan 15 t ha-1, b2: kompos eceng gondok 15 t ha-1, b3: abu cangkang sawit 15 t ha-1. Faktor kedua : mikroba: mo: kontrol (tanpa pemberian mikroba), m1 : Inokulum campuran Fungi Mikoriza Asburkular (FMA) 10 g polibag-1, m2 :Inokulum campuran BPF (Bakteri Pelarut Fosfat) 10 ml polibag-1, m3 : campuran FMA dan BPF. Hasil penelitian menunjukkan eceng gondok 15 t ha-1 yang diberikan bersamaan dengan FMA atau BPF menaikan kelembaban tanah. Aplikasi bahan organik dan mikroba menurunkan agregat stabil tahan air. Eceng gondok dan BPF masing-masing menurunkan suhu tanah. Aplikasi bahan organik dan mikroorganisme belum berpengaruh dalam peningkatan pertumbuhan tanaman cabai rawit, namun berpengaruh terhadap fisik tanah tanah pasca galian batuan.ABSTRACTOrganic matters and microorganisms are needed to improve the physical properties of the post-mine sand pits soil so that it can be used for plant cultivation. The purpose of this study was to know the influence of organic matters and soil microorganism application on post-mine sand pits soil improvement and chili pepper growth. This study was conducted in Cibiru Bandung (-6.92049471880716, 107.716127309820), from June to October 2020, using Block Randomized Factorial Design two factors and repeated three times. The first factor was organic matters: b0 : control, b1: compost Titonia 15 t ha-1, b2: compost Hyacinth 15 t ha-1, b3: palm shell ash 15 tha-1. The second factor: microbes: m0: control, m1: mix inoculum AMF 10 g polybag-1, m2 : mix inoculum PSB 10 ml polybag-1 , m3 : mixture of AMF and PSB. The results showed that hyacinth 15 t ha-1 given with FMA or PSB increased soil moisture. The application of organic matters and microbes decreased water stable aggregates. Hyacinth and PSB lower the temperature of the soil. The application of organic matters and microorganisms has not had an effect in increasing the growth of chili pepper plants but influences the physical properties of the post-mine sand pit soil.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.