Cabai merah keriting (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Selain pemanfaatan sebagai zat adiktif dalam pengobatan tradisional cabai merah keriting (Capsicum annum L.), juga digunakan untuk pengobatan batuk, sakit gigi, radang tenggorokan, parasite, rematik, dan juga digunakan sebagai antiseptik, kontrairitasi, nafsumakan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengetahuan masyarakat terhadap etnobotani tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) di Desa Waiwuring, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur. Metode Yang digunakan adalah metode wawancara pengetahuan tradisional masyarakat desa Waiwuring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cabai merah keriting (Capsicum annum L.) dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Beberapa cara pengolahan sebagai obat diantaranya diambil beberapa helai daun cabai merah keriting, dicuci, dihaluskan dan kemudian ditempelkan pada bagian yang terkena bisul. Sedangkan untuk pengobatan sakit gigi dengan cara diambil biji cabai merah keriting, kemudian dibakar, lalu di uapkan menggunakan bambu yang berukuran sangat kecil. Setelah itu, asap cabai yang berada di dalam bambu di tiup dan di saring menggunakankapas, kemudian dari kapas tersebut di simpan dibagian gigi yang sakit (berlubang).
Pemanfaatan Capsicum frutescens L sebagai terapi berbagai penyakit salah satunya inflamasi di dalam tubuh, menjadi fokus saat ini dikarenakan mengandung senyawa bersifat farmakologis seperti homodihydrocapsaicin. Senyawa yang diperoleh homodihydrocapsaicin didownload SMILES dari aplikasi PubChem dengan (CID: 3084336) diunduh dari database PubChem, Protein COX-2 (ID 6cox) diunduh dari Protein Data Bank. Proses preparasi protein dan ligan, docking, visualisasi maupun analisis mengadopsi penelitian sebelumnya. Tujuan penelitian menganalisis interaksi molekuler senyawa homodihydrocapsaicin sebagai Inhibitor COX-2. Interaksi senyawa homodihydrocapsaicin dan COX-2 membentuk beberapa ikatan residu asam amino yang membentuk ikatan hidrofobik, ikatan hydrogen, dan gaya van der Waals. Energi ikatan yang terbentuk adalah -284.86 cal/mol, sehingga senyawa homodihydrocapsaicin sebagai terapi inflamasi dengan menghambat mediator inflamasi (COX-2). Capsicum frutescens L. dapat dimanfaatkan sebagai terapi inflamasi didalam tubuh.
Curly red chili (Capsicum annum L.) is a vegetable that has health benefits. Besides being used as an addictive substance in traditional medicine, Capsicum annum L. is also used for cough treatment, antiseptic, anti-irritant, anti-inflammatory. This research study aims to analyze the physico-chemical and its molecular interactions with COX-2. Capsaicin (CID: 1548943), dihydrocapsaicin (CID: 107982) and homocapsaicin (CID: 6442566) compounds were downloaded from pubchem. While the COX protein (ID: 6cox) from the Protein Data Bank. Molecular interaction and analized by HEX. 8.0.0 and Discovery Studio. The three compounds contained in curly red chilies have unique physico-chemical characteristics. The results of the interaction show that the curly mera chili has a physiological function by inhibiting the performance of COX-2
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.