The Minangkabau community has a very strong traditional philosophy. This philosophy usually explains the way of life and how to socialize with other people. This then led to the emergence of a government system that is also unique to the Minangkabaum community, namely the Nagari government system that follows the Minangkabau traditional philosophy. This research will be conducted with the aim of being able to see how the implementation of the Nagari government in the Minangkabau community, as well as the various factors that influence it. The approach in this study will use a qualitative approach. The data used are obtained from various previous research results which are considered to still have relevance to this study. The results of this study found that there are 3 pillars in the nagari government called "Tigo Tungku Sajarangan Tali Tigo Sapilin". These three pillars are then supported by the Nagari Customary Density (KAN) and the Nagari Consultative Body (BPRN). In carrying out his life, many petitih petatahs are followed by the Minangkabau community. However, the most well-known petitih petatah is "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai".Keywords: Nagari, Minangkabau, Customary Philosophy. AbstrakKomunitas Minangkabau memiliki falsafah adat yang sanga kuat. Falsafah ini biasanya menjelaskan mengenai jalan hidup serta bagaimana caranya bersosialisasi dengan masyarakat sesamanya. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya sistem pemerintahan yang juga unik bagi komunitas Minangkabau, yaitu sistem pemerintahan Nagari yang mengikuti falsafah adat Minangkabau. Penelitian ini akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat melihat bagaimana pelaksanaan dari pemerintahan Nagari di komunitas Minangkabau, serta berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pendekatan dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai hasil penelitian terdahulu yang dianggap masih memiliki relevansi dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat adanya 3 pilar dalam pemerintahan nagari yang disebut dengan “Tigo Tungku Sajarangan Tali Tigo Sapilin”. Ketiga pilar ini kemudian didukung oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Badan Permusyawaratan Nagari (BPRN). Dalam menjalankan hidupnya, banyak sekali petatah petitih yang diikuti oleh komunitas Minangkabau. Namun petatah petitih yang paling dikenal adalah “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato, adat mamakai”.Kata kunci: Nagari, Minangkabau, Falsafah Adat.
Kehadiran tokoh sangat berarti dalam pembangunan bangsa dan negara. Menurut Carlyle, tanpa tokoh tidak akan terjadi perubahan. Ada beraneka ragam tokoh mulai dari pelopor di bidang pendidikan, pemerintahan, pertanian, industri, teknologi dan juga mereka yang berjasa dalam bidang kebudayaan. Berdasarkan tingkat popularitas pula dapat diperhatikan; tokoh lokal, nasional, dan dunia. Akan tetapi yang terpenting dari semua itu adalah perjuangan mereka dalam kemaslahatan umat. Jika kita tempatkan sebagai warga negara, maka tokoh telah berjasa bagi pembangunan bangsa dan negara. Di Indonesia tokoh pada akhirnya akan dikenang sebagai seorang pahlawan. Berbeda dengan usaha perjuangan kemerdekaan para tokoh bangsa lebih dekat dengan sebutan pahlawan perjuang kemerdekaan, namun setelah kemerdekaan tokoh bangsa akrab dengan sebutan pahlawan pembangunan, seperti pada zaman Orde Baru Presiden Soeharto dikenal sebagai Bapak Pembangunan.Sesuai dengan jiwa zaman, maka para pemimpin negara pada masa Orde Baru mulai dari tingkat nasional hingga daerah berada pada satu visi dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan ini dikenal dengan PELITA (Pembangunan Lima Tahun). PELITA tentu tidak akan berhasil tanpa perjuangan dari tokoh lokal, seperti halnya gubernur, bupati, wali kota, camat, lurah, hingga RW dan RT. Bupati memiliki peran berarti dalam pengembangan kawasan. Pelaksanaan pembangunan di daerah bukanlah hal yang mudah terutama di periode awal PELITA. Kehadiran kepala daerah tingkat kabupaten barangkali lebih penting karena mereka merupakan ujung tombak pelaksana di lapangan. Seorang bupati lebih banyak terlibat dalam bidang agraria karena sektor pertanian merupakan andalan untuk mengembangkan daerahnya. Para bupati akan menghadapi tantangan besar dalam melaksanakan kebijakan pembangunan, namun berkat kekuatan dan kesabaran hambatan yang dihadapi berhasil dilewati untuk membangun bangsa.Satu di antara pemimpin di Sumatera Barat yang berperan besar bagi perubahan di daerah adalah Bupati Kabupaten Solok periode 1975–1985, Hasan Basri. Beliau boleh dikatakan sebagai salah satu bupati yang berhasil membangun daerahnya setelah peristiwa pergolakan di Indonesia. Mulai dari peristiwa PRRI hingga peristiwa tahun 1965, berpengaruh besar terhadap hubungan pusat dengan daerah. Banyak orang Minangkabau yang kemudian mengalami trauma, bahkan menukar nama dengan nama-nama Jawa. Selanjutnya, peristiwa 1965 yang bersifat nasional telah menggoyahkan sendi-sendi kebangsaan termasuk Sumatera Barat. Waktu pemulihan cukup beragam. Memasuki tahun 1970-an situasi di Sumatera Barat masih memprihatinkan karena masyarakat mengalami kesulitan pangan akibat inflasi yang tinggi. Situasi inilah yang dihadapi oleh Hasan Basri dalam perjalanannya sebagai birokrat sejak diangkat sebagai Pejabat Wali Kota tahun 1970, Wali Kota Solok tahun 1971–1975, dan Bupati Kabupaten Solok pada periode 1975–1985.Kehadiran Hasan Basri membuka pintu pembangunan dengan beragam permasalahan, baik sosial, ekonomi, politik, maupun keamanan. Periode awal kepemimpinan Hasan Basri memulai pembangunan di Kabupaten Solok di tahun 1975 dihadapkan dengan situasi yang menantang dan melelahkan. Usaha yang dilakukan oleh Hasan Basri tidaklah kecil karena memulai atau manaruko, banyak bidang yang diusahakan, mulai dari sistem administrasi, pemerintahan, pembangunan di bidang pertanian, peternakan, tata kota, dan kesehatan masyarakat. Dapat dibayangkan pada awal mula Kabupaten Solok berada di tangan Hasan Basri, sehingga dengan demikian penting kiranya dituliskan perjuangan Hasan Basri membangun Kabupaten Solok sebagai salah satu periode penting dalam perjalanan karirnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.