Proses seleksi beasiswa bidikmisi secara manual, mulai dari pengajuan formulir sampai penetuan mahasiswa penerima beasiswa semua dikerjakan secara manual sehingga pada proses pemberian bantuan pendidikan kepada mahasiswa terkdang tidak objektif karena banyaknya minat mahasiswa dari tahun ke tahun yang mengajukan permohonan beasiswa bidikmisi, keterbatasan waktu yang dimiliki kerap menyulitkan tim dalam menentukan mahasiswa yang tepat untuk menerima beasiswa. Diperlukan sebuah SPK yang dapat mempermudah pekerjaan tim dan dapat membantu memperoleh penerima beasiswa secara objektif. Sistem pendukung keputusan yang diusulkan dengan menggunakan metode profile matching dengan mempertimbangkan beberapa kriteria seperti potensi akademik, ekonomi keluarga, jumlah tanggungan orang tua, kelengkapan berkas, dan transportasi ke kampus. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem pendukung keputusan dan berdasarkan data yang dimasukkan pada sistem jika nilai core factor (CF) sebesar 65% dan secondary factor sebesar 35%, maka dari data yang ada terdapat lima orang yang berhak memperoleh beasiswa menurut rangking satu sampai lima yaitu M03, M09, M06, M07, dan M08. Dari pengujian yang dilakukan sebanyak 84% responden menjawab positif terhadap hasil sistem pendukung keputusan karena dapat membantu mereka untuk menjalakan tugas dan tanggungjawab sebagai tim seleksi. Kata kunci— Profile_Matching; Beasiswa; SPK; BidikmisiThe manual selection process for Bidikmisi scholarships, starting from submitting forms to determining scholarship recipients, is all done manually so that the process of providing educational assistance to students is sometimes not objective because of the high interest of students who apply for Bidikmisi scholarships from year to year. makes it difficult for the team to determine the right student to receive the scholarship. A DSS is needed that can facilitate the team and can help objectively obtain scholarship recipients. The proposed decision support system uses the profile matching method by considering several criteria such as academic potential, family economy, number of dependents of parents, completeness of files, and transportation to campus. This research produces a decision support system and based on the data entered in the system if the core factor (CF) value is 65% and the secondary factor is 35%, then from the existing data, five people are entitled to receive scholarships according to rank one to five, namely M03, M09, M06, M07, and M08. From the tests carried out, 84% of respondents answered positively to the results of the decision support system because it can help them carry out their duties and responsibilities as a selection team.Keywords— Profile Matching; scholarships; DSS; Bidikmisi
Saat ini Kolestrol dan Asam urat merupakan pernyakit yang tingkat kejadianya cukup tinggi. Berdasarkan ahli dari Clinical Research Support Unit (CRSU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Nafrialdi, PhD menyatakan bahwa 35% penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas normal dan Menurut data WHO 2015, penderita asam urat di Indonesia terjadi pada usia dibawah 34 tahun sebesar 32% dan di atas 34 tahun sebesar 68%. Namun ketidaktahuan masyrakat umum terhadap penyakit yang dialami di karenakan mahalnya biaya yang harus di keluarkan untuk mengetahui penyakit lebih dini tanpa harus berkonsultasi ke dokter. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut penulis membuat program sistem pakar yang dapat mengidentifikasi penyakit kolestrol dan asam urat masyarakat umum. Namun kemampuan sistem dalam mendiagnosa suatu gejala tidak 100% sama dengan diagnosa seorang dokter, masih banyak hal yang tidak pasti atau sehingga dapat menyebabkan kemungkinan kesalahan dalam diagnosa maka salah satu metode dalam perhitungan ketidakpastian adalah metode certainty factor (CF). Metode Certainty Factor menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar. Berdasarkan pengujian rekapitulasi sampel data dari 20 orang korespoden didapatkan 50% berpotensi Kolestrol, 35% berpotensi Asam Urat, dan 15% Bukan kedua penyakit. Rekapitulasi Validasi Sistem melalui pakar memberikan keakuratan 80% terhadap sistem pakar tersebut.
The operation of a good system in a company is inseparable from the support of business partners, but it is impossible to obtain if the partner or supplier of goods does not work as the target of the company itself. Given these problems, it is deemed necessary to create a DSS system that can assist directors in determining suitable suppliers to work together. In making this SPK, the SAW method starts from the selection of types of goods, selects criteria and sub-criteria, and determines the weights of each criterion.This study produced an SPK, with six main criteria and their respective weights, based on the criteria entered and processed in accordance with the rules of the SAW method, CV. Eka Makmur was chosen as the most suitable recommendation to become a supplier for all in one PC items. At the testing stage, three methods have been carried out namely black box, output testing, and user acceptance test.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.