ABSTRAKResin akrilik merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan. Kekurangan dari bahan resin akrilik adalah mudah patah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan E-glass ber. Tujuan untuk mengetahui pengaruh volumetrik E-glass ber terhadap kekuatan transversal reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. Penelitian ini menggunakan tiga puluh plat resin akrilik kuring panas dengan ukuran 65 × 10 × 2,5 mm. Spesimen dipreparasi untuk membentuk jarak 3 mm dan sudut bevel 45°. Subjek kemudian dibagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 plat. Kelompok I (kontrol) tanpa diberikan penguat ber, kelompok II diperkuat dengan 3,7 vol % E-glass ber, dan kelompok III diperkuat dengan 7,4 vol % E-glass ber. Seluruh plat kemudian direndam dalam air destilasi selama satu hari pada suhu 37 o C. Plat resin akrilik kemudian diuji menggunakan Universal Testing Machine untuk mengetahui kekuatan transversal dan data yang didapatkan dianalisis menggunakan Anova satu jalur dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil menunjukkan terdapat perbedaan signi kan antara kekuatan transversal plat resin akrilik yang diperkuat dengan ber dengan kelompok tanpa diperkuat ber (p < 0,05). Kelompok yang diperkuat dengan 7,4 vol % E-glass ber menunjukkan perbedaan signi kan (lebih tinggi) dibandingkan kelompok yang diperkuat dengan 3,7 vol % ber. Kesimpulan bahwa peningkatan volume dari E-glass ber dapat meningkatkan kekuatan transversal reparasi plat gigi tiruan resin akrilik. PENDAHULUANResin akrilik adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam bidang Kedokteran Gigi sebagai bahan basis gigi tiruan karena memiliki kekuatan yang baik, sifat sik dan estetis yang baik, memiliki daya serap air yang rendah, perubahan dimensi kecil, dan mudah direparasi. 1Masalah yang sering dijumpai pada pemakai gigi tiruan lepasan berbahan resin akrilik adalah fraktur atau patahnya plat gigi tiruan.2 Reparasi plat gigi tiruan resin akrilik umumnya dilakukan dengan mengaplikasikan resin baru pada sisi yang mengalami patah.3 Plat gigi tiruan yang terbuat dari bahan metil metakrilat dapat diperkuat dengan penambahan bahan penguat ke dalam basis plat gigi tiruan untuk meningkatkan kekuatan transversal dan kemampuan dalam menerima tekanan.
ABSTRAKResin akrilik merupakan bahan yang sering digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan. Kelemahan resin akrilik adalah mudah patah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan polyethylene (PE) atau glass fiber. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis dan volumetrik fiber terhadap kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Penelitian ini menggunakan dua puluh lima plat resin akrilik kuring panas berukuran 65 x 10 x 2,5 mm. Subjek dipreparasi untuk membuat jarak 3 mm dan sudut bevel 45 o . Subjek dibagi menjadi 5 kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 5 subjek. Kelompok 1 (kontrol) tanpa penambahan fiber, kelompok II dengan penambahan 3,7% v/v PE fiber, kelompok III dengan penambahan 7,4% v/v PE fiber, kelompok IV dengan penambahan 3,7% v/v E-glass fiber, dan kelompok V dengan penambahan 7,4% v/v E-glass fiber. Seluruh plat direndam dalam air destilasi selama satu hari pada suhu 37 o C. Pengujian kekuatan transversal plat resin akrilik dengan menggunakan Universal Testing Machine dan data yang didapat dianalisis menggunakan ANAVA dua jalur dengan tingkat kepercayaan 95%. Rerata kekuatan transversal (MPa) reparasi plat resin akrilik yang diperkuat fiber: 3,7% v/v PE fiber (67,77±3,34); 7,4% v/v PE fiber (80,37±8,42); 3,7% v/v E-glass fiber (96,72±5,43); 7,4% v/v E-glass fiber (109,44±4,98); sedangkan reparasi plat resin yang tidak diperkuat fiber menghasilkan kekuatan transversal 56,27±4,7 MPa. Hasil analisis menggunakan ANAVA dua jalur menunjukkan variabel jenis dan volumetrik fiber memberikan pengaruh signifikan (p<0,05), sedangkan interaksi antara jenis dan volumetrik fiber tidak berpengaruh signifikan (p>0,05). Uji post hoc Tukey menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) untuk seluruh kelompok perlakuan. Penambahan E-glass fiber dalam reparasi plat resin akrilik mampu meningkatkan kekuatan transversal lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan PE fiber. Peningkatan volumetrik fiber dapat meningkatkan kekuatan transversal reparasi plat resin akrilik. Maj Ked Gi Ind. Juni 2015; 1(1): hal 102-108 Kata Kunci: E-glass fiber, polyethylene fiber, volumetrik fiber, kekuatan transversal, reparasi akrilik reinforcement, group II reinforced with 3.7% v/v PE fiber, group III reinforced with 7.4% v/v PE fiber, 7% v/v PE fiber was (67.77±3.34); 7.4% v/v PE fiber (80.37±8.42); ABSTRACT: Effect Of Type And Volumetric Fiber On Transverse Strength Of Acrylic Resin Plate Repair. Acrylic resin is the most common denture base material. A disadvantage of acrylic resin is that it is easily fractured. One way to resolve this problem is by adding polyethylene (PE) or glass fibers. The purpose of this research is to find out about the effect of type and volumetric fiber on transverse strength of acrylic resin plate repaired. The experiment involved twenty five plates of heat cured acrylic with the dimensions of 65 x 10 x 2.5 mm. The speciments were prepared to create a 3 mm gap and 45° bevel. The subjects were divided into 5 groups; each group consisted of 5. Gro...
ABSTRAKPendahuluan: Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan inflamasi kronis yang dapat melibatkan sistem saraf, membran mukosa, dan organ lain dalam tubuh. Avascular bone necrosis (AVN) merupakan gejala yang muncul pada penderita SLE. Maksilektomi dilakukan pada tulang maksila yang mengalami AVN. Penutupan celah pasca maksilektomi tersebut dilakukan dengan cara menggunakan protesa maksilofasial intraoral yaitu obturator. Tujuan laporan kasus ini mengkaji rehabilitasi prostetik menggunakan protesa obturator definitif resin akrilik pada penderita SLE pasca maksilektomi. Laporan kasus: Seorang wanita berusia 21 tahun datang ke Poli Gigi dan Mulut RSUP Dr. Sardjito dengan keluhan bau mulut, hilangnya gusi pada langit-langit, dan kegoyahan gigi rahang atas. Pasien didiagnosis SLE sejak lebih dari 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan intraoral, selain lesi pada mukosa palatum, ditemukan juga nekrosis pada tulang palatum, kehilangan gigi 14, 15, 16, dan 25, serta kegoyahan derajat 3 pada seluruh gigi rahang atas yang tersisa. Pasien dirawat dengan obat Myfortic (2 x 180 mg/hari) dan Fluconazole (1x150 mg/hari) kemudian dirujuk ke Poli Bedah Mulut untuk dilakukan maksilektomi, dilanjutkan dengan pembuatan protesa obturator oleh tim prostodonti. Pasien dibuatkan obturator pasca bedah untuk menutup celah palatum pasca maksilektomi. Pencetakan menggunakan bahan hydrocolloid irreversible sebelum operasi untuk pembuatan obturator pasca bedah. Insersi obturator menunjukkan celah palatum tertutup rapat oleh plat akrilik. Retensi didapatkan menggunakan kawat stainless pada titanium wire mesh pengganti tulang maksila. Tidak ada keluhan saat kontrol, penelanan baik. Tiga bulan pasca pemakaian obturator pasca bedah dilakukan pemasangan obturator definitif resin akrilik rahang atas. Pemeriksaan klinis menunjukkan suara sengau berkurang, estetis, dan pengunyahan baik. Simpulan: Protesa obturator definitif resin akrilik pada pasien SLE pasca maksilektomi dapat mengembalikan fungsi estetik, mengurangi suara sengau (mengembalikan fungsi bicara), mengembalikan fungsi penelanan, dan pengunyahan.
Oral health problem in Indonesian has increased. Yogyakarta is the fourth province with the highest number oral health problem and the third province with the highest Effective Medical Demands (EMD) for oral health in Indonesia. This fact indicates that it needs the attention of many parties to solve this problem, especially in Yogyakarta. Through community empowerment, community will be able to independently maintain their oral health and can be expected to be one of a solution to overcome the existing problems.The establishment of Oral Health Cadre (KADEGI) is a form of community empowerment strategy in terms of human resource development. Community empowerment, using the Participatory Learning and Action (PLA) method, is very effective to help the KADEGI mastered several skills such as (a) able to do dental health education, (b) able to do early detection of oral disease and (c) able to refer oral health cases to the nearest public health services (puskesmas).The results of KADEGI's work in data collecting of oral health problem in Desa Panjangrejo showed that from 1.198 respondents who were examined, 64% of respondents had tooth cavities and 49% had debris and calculus. These data indicate that Desa Panjangrejo’s resident are still need special attention in oral health problem by various parties.
Acrylic resin is the most commonly used denture base material. However, it has a shortage of being easily broken. One way to resolve this problem is by adding polyethylene (PE) or glass fibers. The purpose of this research is to compare the transversal strength of PE and glass fibers from denture plate acrylic resin repair material. The experiment involved 32 plates of heat cure acrylic with the dimensions of 65 mm x 10 mm x 2.5 mm. The speciments were prepared to create a 3 mm gap and 45° bevel. Subjects were divided into 2 groups, each group containing 16 plates. Group I was reinforced with PE fiber and Group II was reinforced with glass fiber. All plates were soaked in distillation water for one day at 37 °C. Plates were tested for transverse strength with universal testing machine and all data were analyzed with independent t-tes at 95% confidence level. Macro photo analysis was used to observed the bond failure on fiber and resin. The mean of transverse strength (MPa) denture plate acrylic resin repair material reinforced with PE fiber was (67.38 ± 4.31) MPa, while glass fiber was (93.61 ± 6.14) MPa. Independent t-tes showed that type of fiber had a significant effect (p<0.05). Thus, it is possible to conclude that addition of glass fibers in denture plate acrylic resin repair material increased the transverse strength and made it stronger than those added with PE fibers.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.