This study aims to determine the use of smartphones and how these technologies allow access to pornography among junior high school girls. Using a qualitative descriptive study method, this study examines ownership of smartphones and pornographic content that may be accessed via smartphones. The informants were four students of SMP Negeri 2, Padalarang, West Java. Data collection was conducted through in-depth interviews and observation. The results showed that junior high school students started to have regular mobile devices since they were still in elementary school. After they began to use smartphones at junior high school, they were inadvertently exposed to the pornographic content. These findings reveal that how more sophisticated technological devices have the potential to open access to pornographic content. Keywords: Adolescent, Smartphones, Pornography
tiap tahun mengalami peningkatan. Meskipun demikian, tingginya tingkat penggunaan internet masih belum memberikan dampak yang optimal terkait pemberdayaan masyarakat, khususnya anak muda. Rendahnya tingkat literasi digital, serta kurangnya pengetahuan akan konten yang positif di Internet membuat sebagian anak muda di Indonesia belum dapat memanfaatkan peran teknologi dan media digital secara optimal dalam kehidupan mereka sehari-hari, terutama terkait dengan peran teknologi tersebut sebagai sumber informasi mengenai pengetahuan dan pendidikan. Banyaknya konten-konten negatif menimbulkan beragam permasalahan seperti hoax, cyberbullying, cybercrime, pornografi, hingga politisasi isu SARA. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif untuk memetakan beragam konten positif dengan tema pendidikan pada YouTube Indonesia. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kreator konten di YouTube yang khusus membahas tema pendidikan masih sangat terbatas. Beberapa akun YouTube yang menjalankan fungsi media edukasi bagi anak muda terutama adalah "Kok Bisa" yang mengemas kontennya dengan menggunakan animasi, bahasa yang sederhana, dan penjelasan yang tidak begitu rumit, serta beberapa akun milik perusahaan rintisan di bidang jasa layanan pendidikan seperti "Quipper", "Zenius", dan "Ruang Guru" yang memiliki kanal berisikan pembelajaran elektronik, tutorial dan tips pembelajajaran. Media edukasi di YouTube masih memerlukan kontribusi banyak pihak karena berdasarkan hasil penelitian masih belum banyak konten edukasi dengan genre lain seperti vlog, dan juga konten-konten kreatif lain yang bertemakan pendidikan. Hal ini tentunya menjadi sebuah permasalahan sekaligus potensi untuk dikembangkan.
Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama masa pandemi COVID-19 yang menciptakan tekanan ekonomi serta dibarengi keterbatasan ruang gerak sosial individu berimplikasi terhadap peningkatan jumlah kasus kekerasan seksual di Indonesia. Pemberitaan terkait isu kekerasan seksual dinilai masih belum menjadi perhatian media kecuali jika kasus tersebut menyangkut figur publik. Penelitian ini bertujuan untuk mencermati kecenderungan pemberitaan di laman portal berita daring yang dengan asumsi akan memberi porsi lebih sejalan dengan bertambahnya kasus kekerasan seksual selama PSBB. Metode penelitian menggunakan metode analisis framing dengan cara menganalisis pemberitaan kasus kekerasan seksual pada laman portal Okezone.com dan Kompas.com selama periode bulan April – Oktober 2020 dengan menggunakan teori Framing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengidentifikasian masalah kasus kekerasan seksual yang terjadi dan menimpa kaum perempuan sebagai korban selama pemberlakuan PSBB masih meneguhkan budaya patriarki. Identifikasi sumber masalah pada laman portal berita Kompas.com telah berupaya untuk meliput dari dua sudut pandang (both sides of the story) dibandingkan Okezone.com walau fokus berita masih menguraikan latar belakang korban; moral judgement dikategorikan: kekerasan seksual terjadi di luar kontrol pelaku, patriarki sebagai ideologi yang melegitimasi kekerasan terhadap perempuan, kekerasan terhadap perempuan dapat menimbulkan berbagai dampak bagi korbannya, belum disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual sebagai bentuk ketidakperhatian dan berdampak terhadap perempuan korban kekerasan seksual; serta rekomendasi solusi yang dibingkai oleh media masih condong penyelesaian masalah yang menyalahkan korban kekerasan, bukan pada antisipasi atau rekomendasi hukuman bagi pelaku. Dengan demikian fokus narasi pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual masih jauh dari keberpihakan terhadap korban dan penegakan hukum yang adil.
A report from the United Nations Development Program (UNDP) in 2016 says that Indonesia is still struggling to close its gender equality gap. However, looking at the development of internet usage and the penetration of social media in Indonesia, it can be said that Indonesia has the opportunity to utilize social media to address various gender issues. This article uses a case study to explore and analyze the way “Aliansi Laki-Laki Baru” (ALLB) or “New Men’s Alliance”, a form of activism which emphasizes the importance of men's involvement in fighting for gender equality, utilizes social media to promote their ideas. As a social movement, ALLB consistently use social media to reach their audiences, engage their partners, and creating a sense of community. They focus in promoting mutual relationships between men and women and the importance of men’s involvement to support gender equality. The study on men’s involvement in promoting the agenda of feminism and gender issues is critical, yet there are still few studies in the context of Indonesia. This study shows that through ALLB, advocacy on gender issues has undergone a fundamental change that does not make women as the main focus but rather on men, and their role to fight for gender equality and justice for women.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.