Jodo beach is located in Sidorejo Village, Gringsing District, Batang Regency. The beach is relatively even and has black sand as an attraction. This research was conducted in December 2016 and aimed to determine Jodo beach tourism conformity as beach tourism area in recreation and swimming category. The method used is primary data and method to determine area conformity by multiplying scores and weights obtained from each parameter in beach tourism conformity index, which included depth, beach type, beach width, clarity, current speed, seabed material, harmful biota observation, and the availability of fresh water. In general, all area of Jodo beach have similar characteristics. The result showed that tourism suitability index for beach tourism in station I was 97% S1 (highly suitable), station II was 88% S1 (highly suitable), station III was 82% S2 (suitable), and station IV was 86% S1 (highly suitable). Therefore, the area was suitable for recreational and swimming activity, and continuous development in the Jodo beach tourism area was possible.
ABSTRAK Perairan Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati laut karang tertinggi, diperkirakan luas ekosistem terumbu karang Indonesia mencapai 50.000 km2 yaitu 25 persen dari luas terumbu karang dunia. Penggunaan teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk mendeteksi terumbu karang bagi negara yang mempunyai wilayah yang sangat luas dan memerlukan waktu yang relatif singkat serta biaya murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kondisi, perubahan luasan dan tingkat akurasi monitoring terumbu karang di Pulau Menjangan Besar menggunakan citra satelit Landsat 8. Penelitian dilaksanakan pada November 2015-Januari 2016 di Pulau Menjangan Besar dan di Laboratorium Marine Geometric Center, Jurusan Perikanan UNDIP. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksploratif untuk mengetahui jenis dan kondisi terumbu karang menggunakan metode Line Intersept Transect dan metode koreksi kolom air atau Lyzenga. Hasil penelitian menemukan kondisi terumbu karang di Pulau Menjangan Besar masih dalam kondisi baik dengan persentase penutupan karang sebesar 51,6 persen. Jenis terumbu karang yang terdapat di Pulau Menjangan Besar yaitu Acropora sp, Stylopora sp, Porites sp, Favia sp, Heliopora sp, Euphylia sp, Pocilopora sp, Goniopora sp dan Favites sp dengan nilai keaneragaman sebesar 1.28 tergolong sedang/moderat dan nilai dominasi sebesar 0.58. Terumbu karang mengalami penurunan luasan sebesar 7,92 Ha dari tahun 2013-2015. Tingkat akurasi penggunaan citra satelit Landsat 8 yaitu 81,25 persen. Kata kunci :Persentase penutupan karang; Luasan habitat; Menjangan Besar; Penginderaan jauh ABSTRACTThe ocean of Indonesia has the highest biodiversity of Coral Reef, the extent of Indonesian’s coral reefs widely predicted 50.000 km2 which is about 25% of the world’s. The use of remote sensing technology is one the alternatives that is appropriate for the detection of coral reefs for a country that has a very wide area and requires a relatively short time and reasonable cost. This study aimed to determine the type; condition; changes in the area; and the level of monitoring coral reefs accuracy in Menjangan Besar Island used Landsat 8 satellite. The study was conducted on November 2015 until January 2016 in Menjangan Besar Island and the Marine Geometric Center, Fisheries Department at Diponegoro University. This research uses an explorative method to determine the type and condition of coral reefs using line intercept transect method and correction on water column method or Lyzenga. The result of this research is the condition of coral reefs in Menjangan Besar in the good condition with the cover percentage of coral at 51.6%. The species of Coral reefs in Menjangan Besar are identified as Acropora sp, Stylopora sp, Porites sp, Favia sp, Heliopora sp, Euphylia sp, Pocilopora sp, Goniopora sp and Favites sp with the value of diversity about 1.28 classified as moderate and the value of dominance of 0.58. The coral reef area decreased by 7.92 ha of the year 2013 to 2015. The accuracy level used Landsat 8 imagery satellite is 81.25%. This level of accuracy using Landsat 8 satellite imagery is 81.25%. Keywords :Percentages of coral reef cover; Extents habitat; Menjangan Besar; Remote sensing.
Kegiatan yang terdapat di sekitar muara Sungai Sayung seperti aktivitas manusia, pariwisata, industri rumah tangga, pertambakan, serta jalur pelayaran yang terus berlangsung tanpa pengelolaan yang baik dapat menyebabkan perubahan kondisi fisika, kimia, biologi sehingga akan berpengaruh terhadap kandungan bahan organik, nutrien, dan kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fluktuasi dan sebaran bahan organik di muara Sungai Sayung Demak, mengetahui distribusi spasial sebaran bahan organik dan nutiren terhadap kelimpahan fitoplankton, dan mengetahui keterkaitan antara bahan organik terhadap sebaran nutrien dan distribusi nutrien terhadap klorofil-a.Penelitian ini berdasarkan studi kasus dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini ditentukan lima stasiun pengukuran, dimana pada tiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan. Analisis data bahan organik, nutrien, dan klorofil-a menggunakan metode Regresi Korelasi. Bahan organik dengan nitrat secara linier menunjukkan keeratan yang tinggi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,8209. Hubungan antara bahan organik dengan fosfat mempunyai nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,7804. Distribusi nutrien terhadap klorofil-a menunjukkan adanya gradasi nilai konsentrasi dimana di muara Sungai Sayung lebih tinggi dan akan semakin rendah menuju ke arah laut lepas. Berdasarkan nilai rata – rata klorofil-a yang diperoleh sebesar 1,027 – 1,353 µg/l, perairan muara Sungai Sayung Demak tergolong kedalam perairan yang bersifat Oligotrofik.
ABSTRAK Salah satu proses pada ekosistem mangrove yang memberikan kontribusi besar terhadap kesuburan perairan adalah proses dekomposisi atau penghancuran serasah mangrove. Penghancuran serasah merupakan bagian dari tahap proses dekomposisi, yang dapat menghasilkan nutrient penting dalam rantai makanan, melalui produktivitas perairan disekitarnya, sebagaimana yang terjadi di Delta Sungai Wulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi serasah mangrove dan laju dekomposisinya berdasarkan tingkat kerapatan mangrove.Metode yang digunakan adalah metode survai hal ini dilakukan dalam tiga titik sampling, yang dikelompokkan pada tiga kategori kerapatan mangrove yaitu rendah, sedang dan tinggi.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai maret 2016. Hasil penelitian menemukan tiga spesies mangrove yaitu Rhizopora mocrunata, Rhizopora apiculata, dan Avicennia marina. Jumlah serasah yang diperoleh pada kerapatan mangrove rendah adalah 701.51 gram, mangrove kerapatan sedang berjumlah 837.94 gram dan mangrove kerapatan tinggi berjumlah 1276.85 gram. Laju dekomposisi dalam 30 hari pengamatan dengan laju tertinggi berada pada mangrove kerapatan tinggi dengan persentase 29 – 30 %, sedangkan kerapatan mangrove rendah dan kerapatan mangrove sedang dengan persentase 28%. Kata kunci : Delta Sungai Wulan;Produksi Serasah;Laju Dekomposisi ABSTRACTOne of the processes at mangrove ecosystem which contributes greatly to the fertility waters is the process of decomposition or destruction of mangrove manure. Destruction of Manure is a part of the decomposition process, can produce an important nutrient in the food chain, by means of productivity of the surroundings waters, as happened in Delta Wulan. The purpose of this study was to find out the mangrove manure production and the rate of decomposition is based on the density of mangrove. The method used is a survey method to divide the three point sampling, which grouped in three categories mangrove density, low, medium and high. This research was conducted in January to March 2016. The result of research to found three species of mangrove that Rhizopora mocrunata, Rhizophora apiculata and Avicennia marina. The amount of manure that is obtained at a low density is 701.51 grams, medium density amounted to 837.94 grams and high density mangrove amounted to 1276.85 grams. The rate of decomposition in the 30 days of observation by the highest rates are in the high density mangrove with a percentage of 29% - 30%, meanwhile low density mangrove and mangrove medium density with a percentage of 28%. Keywords : Delta Wulan River;Manure production;Decomposition rate
ABSTRAK Ekosistem terumbu karang Karimunjawa menyediakan habitat yang baik bagi kehidupan dan perkembangbiakan teripang. Di sisi lain, peningkatan beban limbah organik baik bersumber dari daratan maupun dari lingkungan perairan itu sendiri diduga menyebabkan daya dukung untuk kehidupan teripang menurun. Berdasarkan hal tersebut, bagaimana kondisi lingkungan perairan ditinjau dari kesesuaian lingkungan perairan habitat teripang. Pengukuran data kualitas air diambil pada 5 stasiun pengamatan. Data arus berdasarkan data pasang surut terendah, yang diperoleh dari pengukuran data pasang surut stasiun LPWP Jepara periode 2010-2011, pengukuran data variabel kedalaman perairan (m), suhu (°C), salinitas (‰), dan pH secara in situ, serta pengukuran kandungan oksigen terlarut (mg/l) secara laboratoris. Analisis data tingkat kesesuaian lingkungan teripang didasarkan atas beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu kondisi lingkungan yang sesuai dengan standar kriteria kesesuaian, meliputi kisaran dibawah baku mutu dengan skor (1), kisaran toleransi dengan skor (2), dan kisaran optimal dengan skor 3. Selanjutnya dilakukan pembobotan setiap variabel dalam 3 kelas bobot yang diukur berdasarkan tingkat pengaruh masing-masing variable. Berdasarkan hasil perhitungan total skor (Y) dari 6 variabel kualitas perairan.diperoleh jumlah skor tertinggi 54 dan terendah 6, sedangkan berdasarkan nilai interval kelas kesesusian (I) sebesar 16. Hasil analisis skor per kelas adalah (a) 39–54 = Sesuai (S1), (b) 23–38 = Cukup Sesuai (S2), dan (c) 6–22 = Tidak Sesuai (N). Hasil analisis diperoleh informasi bahwa kondisi lingkungan perairan cukup sesuai bagi kehidupan teripang. Kata kunci: Kesesuaian, habitat, teripang ABSTRACT The Karimunjawa waters reef ecosystem provides a good habitat for the life and breeding of sea cucumbers. On the other hand, the increased burden of organic waste both from the mainland and from the water environment itself is thought to cause the carrying capacity for the life of sea cucumbers declined. Based on this, then how the condition of the aquatic environment in terms of the suitability of the marine environment habitat sea cucumbers. Measurement of water quality data was taken at 5 observation stations. Current data based on the lowest tidal data, obtained from the measurement of the tidal data of LPWP station Jepara period 2010-2011. Measurement of water depth variable (m), temperature (°C), salinity (‰), and pH in situ, and dissolved oxygen content (mg/l) in laboratory. The data analysis of the suitability level of sea cucumber is based on several important criteria that must be fulfilled, that is environmental condition in accordance with standard of conformity criterion, covering range below standard quality with score (1), tolerance range with score (2), and optimal range with score 3, Then weighted each variable in 3 weight classes measured by the influence level of each variable, Based on the result of total score calculation (Y) from 6 water quality variables. Based on the result of total score (Y) of 6 water quality variables. Obtained by the highest score 54 and lowest 6, whereas based on the value of interval of suitability class (I) of 16. The result of the score analysis per class is (a) 39–54 = Suitable (S1), (b) 23–38 = quite suitable (S2), and (c) 6–22 = Not Match (N). The result of the analysis obtained information that the condition of the aquatic environment is quite suitable for the life of sea cucumber. Keywords: Conformity, habitat, sea cucumber
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.