This research begins by comprehensively exploring previous research related to community resilience and what steps are used to increase community resilience in reducing disaster risk. Conceptually, it is known that the fatigue model accumulated by the time system, infrastructure system, governance system, regulatory system, and hazard system for disaster risk reduction is often associated with weakening community resilience. It is often associated with catastrophic events, which are sometimes predictable and unpredictable. In manual decision-making, people are aware of the inconsistency of subjective decisions. A decision support system hypothesizes that it will take less time to explore data to make faster and more informed decisions. As a result of this concept, it is possible to reduce the number of wrong choices when dealing with disaster risk reduction issues. In terms of disaster risk reduction, the power of decision support systems is discussed in this paper to find a framework for its effectiveness as relative decision making will differ on different dimensions of Resilience.
Persoalan komunikasi juga menjadi masalah serius proyek konstruksi di Indonesia. Kegagalan komunikasi efektif di proyek konstruksi menghasilkan distribusi informasi yang tidak tepat. Konsekuensinya, mutu pekerjaan tidak sesuai bestek, keterlambatan dari jadwal pelaksanaan, peningkatan biaya, dan bermuara pada berkurangnya kepuasan pemberi kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai faktor determinasi terhadap komunikasi efektif di proyek konstruksi dari perspektif berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei kuisioner untuk pengumpulan data. Dari hasil studi literatur, 31 unsur komunikasi efektif di proyek konstrsuksi berhasil diidentifikasi. Kuisioner didistribusikan kepada pemangku kepentingan di proyek konstruksi yang terdiri dari pemilik proyek, kontraktor, konsultan, akademisi dan pemasok konstruksi di Sumatera Barat. Seterusnya data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis komponen prinsip (principle component analysis). Hasilnya adalah terdapat tiga faktor penentu komunikasi efektif di proyek konstruksi di Sumatera Barat, yaitu faktor individual dan organisasi kerja (6 variabel), faktor kejelasan informasi dan tanggung jawab (6 variabel), dan faktor lingkungan kerja dan teknologi (4 variabel). Penelitian ini juga merekomendasikan pengukuran hubungan ketiga faktor dengan cara analisis faktor konfirmatori untuk penelitian dimasa akan datang.
Dalam dunia konstruksi faktor resiko selalu ada. Risiko tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proyek konstruksi. Untuk itu perlu diketahui dan dianalisis faktor-faktor risiko yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proyek konstruksi sehingga dapat menghindarkan resiko terjadinya kegagalan. Makalah ini membahas studi literature mengenai sistem pendukung keputusan cerdas pada industri konstruksi dengan melihat pola rantai pasok yang ada sehingga dapat mengurangi resiko dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dalam hal ini industri konstruksi berkelanjutan. Studi literature dilakukan dengan membandingkan artikel-artikel ilmiah terkait yang berhubungan dengan bahasan penelitian, dimulai dengan tinjauan terhadap artikel-artikel yang mengungkapkan pendapat para ahli, perkembangan, masalah dan solusi yang ditawarkan. Artikel-artikel yang digali sebagian besar diambil dari artikel-artikel yang terbit dari tahun 1991 hingga 2019 dan beberapa artikel yang terbit sebelum tahun 1991 tetapi mendukung terhadap penelitian ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.