Diare kronik merupakan salah satu masalah saluran cerna tersering pada anak yang dialami oleh sekitar 3-20 % anak dari seluruh episode diare pada balita adalah diare khronis. Diare kronik ditandai dengan diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Dioctahedral smectite merupakan adsorben yang dipakai luas dalam pengobatan diare pada anak. Ia mampu mengabsorbsi toksin, bakteri dan rotavirus, serta mencegah perlekatannya pada membran usus. Dioctahedral smectite juga bermanfaat memperkuat barrier mukosa usus dan ketika tidak ada mukus mencegah kerusakan mukosa usus. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti manfaat dioctahedral smectite dalam memperpendek masa diare pada anak dengan diare khronis. Seratus empat puluh lima dari anak dengan diare kronis yang dirawat di RS Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Januari 2012-Desember 2016 dievaluasi dalam penelitian ini. Pasien dengan darah dan parasit pada hasil feses lengkap dikeluarkan dari penelitian. Terdapat 45 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien dibedakan menjadi 2 kelompok, yang mendapatkan dioctahedral smectite (14 pasien) dan yang tidak (31 pasien), kemudian dilakukan perbandingan lama diare antara dua kelompok. Rata-rata lama diare pada pasien yang mendapatkan dioctahedral smectite lebih pendek daripada yang tidak, dan lama diare ini berbeda secara bermakna (p < 0,05). Dioctahedral smectite dapat menurunkan durasi diare pada anak dengan diare kronik. Kata kunci : anak, diare kronik, dioctahedral smectite.
Sekretori IgA dan human ß-defensin-2 berperan penting dalam pertahanan saluran cerna. Penelitian ini bertujuan menilai SIgA dan hBD-2 tinja neonatus prematur (sebagai penanda inflamasi) terkait pemberian nutrisi. Penelitian dirancang secara cross sectional dengan 39 neonatus prematur yang dibedakan menjadi kelompok ASI saja, susu formula saja, serta kombinasinya. Kadar SIgA dan hBD-2 tinja diukur dengan ELISA, dan dianalisis secara statistik. Kadar SIgA tinja neonatus prematur yang mengonsumsi ASI saja lebih tinggi bermakna (p < 0,005). Kadar hBD-2 pada kelompok yang mengonsumsi susu formula saja lebih tinggi namun tidak berbeda bermakna (p = 0,463) dengan kelompok kombinasi. Kesimpulan penelitian ini, kadar sIgA tinja neonatus yang mengonsumsi ASI saja lebih tinggi bermakna. Kadar human ß-defensin-2 tinja neonatus prematur yang mengonsumsi susu formula saja lebih tinggi, namun tidak berbeda bermakna dengan kelompok kombinasi. Kata kunci: hBD-2, prematur, sekretori IgA, tinja.
Background: Secretory immunoglobulin A, human ß-defensin2 and calprotectin play an essential role in digestive system defense. This study aims to assess fecal SIgA, hBD-2, and calprotectin in preterm neonates (as inflammation marker) with different feeding patterns. Method: This study was cohort designed included 39 preterm neonates, which were categorized into breast milk only, formula milk only, and combination. Fecal SIgA, hBD-2, and calprotectin measured by ELISA. Results: Fecal SIga in the breast milk only group were significantly higher (p<0.005). Fecal HBD-2 and calprotectin in the formula milk only group were highest but not significantly different (p=0.463) with the combination group. Conclusion: Fecal SIgA levels that consumed breast milk only were significantly higher. Fecal HBD-2 and calprotectin levels that consumed formula milk only were highest but not significantly different from the combination group.
Background: Clinical evidence shows that the etiology of neonatal sepsis is translocation of the digestive tract of premature neonates. Human ß-defensor 2 has a protective effect during inflammation and apoptosis. This study aimed to determine the levels of fecal human ß-defensus-2 (HBD-2) as an inflammatory biomarker in premature neonates related to nutrition consumption. Methods: A cohort study design used in thirty-nine premature neonates according to inclusion criteria were collected in January to March 2019 in the neonatology room of RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. The levels of premature neonatal feces HBD-2 were taken from all three sample groups on the seventh and fourteenth days and measured by the ELISA method. Data were analyzed using SPSS version 20 for Windows. Results: The mean levels of HBD-2 premature neonatal feces consuming formula milk alone were higher than other groups (349.16 + 67.66 vs 330.24 + 44.08 vs 215.65 + 51.34). There is a relationship between levels of HBD-2 premature neonatal feces with only breastfeeding (p=0,005; r=0.731), breast milk (p=0,005; r=0,727) and, formula milk only (p=0,003; r=0,761). Conclusion: The levels of HBD-2 in premature neonatal stools who consuming formula milk alone were significantly higher than levels of human HBD-2 premature neonatal stools that consumed only breast milk.
Insiden enterokolitis nekrotikan (EKN) berkisar 1-5% dari setiap 1000 kelahiran hidup dengan angka kematian mencapai 20-30%. Pemberian nutrisi yang optimal dapat mengurangi masalah saluran cerna. Penelitian ini bertujuan mengetahui kadar calprotectin sebagai protein inflamasi dan human ß-defensin 2 (hBD-2) tinja sebgai peptida antimikroba pada neonatus prematur yang mengonsumsi ASI, susu formula, maupun ASI dan susu formula. Penelitian ini terdiri dari 39 sampel yang memenuhi kriteria inklusi terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu neonatus prematur yang mengonsumsi ASI saja, susu formula saja, serta kombinasi ASI dan susu formula. Kadar calprotectin dan hBD-2 tinja diukur menggunakan metode ELISA. Hasil menunjukkan rerata kadar calprotectin tinja secara signifikan lebih rendah pada kelompok neonatus prematur yang mendapat ASI saja dibandingkan kelompok susu formula saja maupun kombinasi ASI dan susu formula (. Rerata kadar hBD-2 tinja secara signifikan lebih rendah pada kelompok neonatus prematur yang mendapat ASI saja dibandingkan kelompok susu formula saja maupun kombinasi ASI dan susu formula (Kesimpulannya, kadar calprotectin dan hBD-2 tinja neonatus prematur yang mengonsumsi ASI lebih rendah dibandingkan kelompok susu formula maupun kombinasi ASI dan susu formula. Kata kunci: calprotectin, human beta defensin 2, neonatus prematur, tinja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.