Pandemi Covid-19 juga dirasakan di sektor pendidikan dimana kurang lebih selama 9 bulan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (daring). Hal ini tentunya menjadi sangat tidak mudah untuk dilakukan, khususnya para mahasiswa dituntut untuk tetap melakukan praktikum selama Pandemi Covid-19 demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Praktikum menjadi hal yang sangat penting, mengingat praktikum dapat menunjang pemahaman para mahasiswa terhadap materi abstrak bidang sains yang perlu di kongkritkan. Tujuan studi ini adalah untuk mengeksplorasi keterlaksanaan, bentuk, mata kuliah, kendala yang dihadapi, cara dosen menjelaskan prosedur praktikum, alasan praktikum tetap harus dilaksanakan saat pandemi Covid-19, hingga respons efektivitas pelaksanaan praktikum bidang sains (IPA, Fisika, Kimia, dan Biologi) yang dilaksanakan selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian menggunakan metode kuesioner yang datanya dihimpun secara purposive sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 200 responden yang berasal dari mahasiswa berbagai program studi Sains (IPA, Biologi, Kimia, Fisika) di 10 Perguruan tinggi di Indonesia. Studi eksplorasi ini memberikan hasil bahwa kegiatan pembelajaran berbentuk praktikum selama pandemi Covid-19 ini mayoritas tetap dilaksanakan dengan bentuk praktikum eksperimen menggunakan alat dan bahan yang sederhana paling biasa dilakukan dan menjadi yang paling diminati oleh mayoritas responden. Terdapat praktikum yang masih dilakukan secara Luring dengan mempertimbangkan protokol kesehatan ketat. Kendala utama yang dihadapi oleh mahasiswa adalah pada ketersediaan alat dan bahan. Bentuk penjelasan dosen terkait prosedur praktikum paling dirasa maksimal adalah pemanfaatan bentuk buku modul/petunjuk praktikum disertai dengan penjelasan dosen. Mayoritas mahasiswa tetap ingin kegiatan praktikum terlaksana, namun mahasiswa menganggap bahwa praktikum terlaksana selama ini dengan tidak efektif dilakukan melalui daring.
The Covid-19 pandemic that hit the world, including Indonesia, stopped activities in all fields, especially education. The government has implemented a policy that learning activities must be carried out online to prevent the spread of the virus. The easing of the pandemic makes offline learning then re-applied even within certain limits. The purpose of this research is to analyze the comparison of online and offline teaching and learning activities in 9th graders at MTsN 4 Bojonegoro. The method used is qualitative descriptive with survey techniques. The results showed that 74.2% preferred offline learning systems. Online learning is considered to have many obstacles, such as lack of understanding of learning materials, limited internet network, the use of high internet data, problematic the implementation of midterm exam or final exam, to the difficulty of concentrating due to disruption from the home environment. A total of 66.1% of respondents stated that teachers could not convey materials and communicate effectively in online learning, and 54.8% of respondents stated the difficulty of communication between learners online. Respondents also assessed that understanding of the material could work well in offline learning (54.8%) and considered the work on the task would be easier if the learning was done offline (66.1%), than when done online.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.