Coronavirus disease 2019 (COVID-19) can reportedly manifest as an acute stroke, with most cases presenting as large vessel ischemic stroke in patients with or without comorbidities. The exact pathomechanism of stroke in COVID-19 remains ambiguous. The findings of previous studies indicate that the most likely underlying mechanisms are cerebrovascular pathological conditions following viral infection, inflammation-induced endothelial dysfunction, and hypercoagulability. Acute endothelial damage due to inflammation triggers a coagulation cascade, thrombosis propagation, and destabilization of atherosclerosis plaques, leading to large-vessel occlusion and plaque ulceration with concomitant thromboemboli, and manifests as ischemic stroke. Another possible mechanism is the downregulation of angiotensin-converting enzyme 2 as the target action of severe acute respiratory syndrome-coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Acute stroke management protocols need to be modified during the COVID-19 pandemic in order to adequately manage stroke patients with COVID-19.
Latar Belakang: Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan penularannya yang sangat cepat di seluruh dunia berdampak terhadap perubahan pelayanan kesehatan di bidang neurologi sebagai upaya mendukung program pengendalian penyakit ini. Tujuan: Merumuskan rekomendasi panduan pemeriksaan neurologis untuk pelayanan teleneurologi. Diskusi: Penyesuaian dalam pelaksanaan pelayanan neurologi perlu segera dilakukan dengan mengadopsi metode pelayanan dengan telemedicine terutama dalam tata cara pemeriksaan pasien dengan pembatasan fisik dan sosial sebagai salah satu langkah pencegahan infeksi SARS-CoV-2. Simpulan: Layanan teleneurologi perlu dikembangkan dalam pelayanan neurologi termasuk pengembangan prosedur pemeriksaan neurologis secara virtual.
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is an emerging infectious disease caused by SARS-CoV-2 which attacks the respiratory tract and has been declared a global pandemic by the World Health Organization. The disease has a very wide clinical spectrum which can be manifested as asymptomatic to critical conditions. SARS-CoV-2 shows a neurotropism proven by its identification in the cerebrospinal fluid and brain vascular endothelial. The complete mechanism of how the virus invades the human nervous system is yet to be identified. Thus, every neurologist needs to follow the progressivity of COVID-19 symptoms involving the nervous system.
Pendahuluan: Kesalahan dalam mengidentifikasi suatu sinkop sebagai bangkitan epileptik merupakan hal yang tidak jarang terjadi. Pasien mendapatkan manajemen epilepsi namun bangkitan tidak kunjung terkendali. Masalah kardiovaskular harus dipertimbangkan dalam keadaan ini karena keterlambatan identifikasi meningkatkan mortalitas. Kasus: Pasien laki-laki, 26 tahun, mengalami bangkitan onset general motorik tonik klonik yang terjadi lebih dari 20 kali dalam waktu 18 jam dengan durasi 3-5 menit. Diantara kejang pasien sadar baik tanpa adanya periode bingung. Pasien mendapatkan terapi diazepam 10 mg intravena sebanyak 3 kali pemberian namun kejang terus terjadi. Pemeriksaan fisik menunjukkan bradikardia, kardiomegali dengan bising sistolik mitral dan tidak didapatkan defisit neurologis lainnya. Gambaran EKG menunjukkan AV blok derajat 3 dengan gambaran echocardiography dilatasi ventrikel kiri dengan regurgitasi moderat katup mitral. Pemeriksaan CT-scan kepala dan EEG normal. Dilakukan pemasangan alat pacu jantung sementara dan setelahnya pasien tidak mengalami bangkitan. Diskusi: Aktivitas tonik klonik seperti bangkitan epileptik dapat terjadi pada pasien yang mengalami sinkop akibat AV blok. Penurunan kesadaran mendadak sesaat disertai aktivitas seperti bangkitan akibat aritmia yang menyebabkan penurunan perfusi serebral disebut sebagai sindroma Stokes-Adams. Aktivitas tonik klonik pada keadaan ini tidak responsif terhadap regimen antikonvulsan. Kesimpulan: Laporan kasus ini mengangkat pentingnya pengenalan tentang sinkop kardiak untuk membedakannya dengan bangkitan epileptik. Pada pelayanan gawat darurat, kesalahan identifikasi menyebabkan keterlambatan penanganan dan meningkatkan mortalitas. Kata Kunci: Sindroma Stokes-Adams, sinkop kardiak, AV blok
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.