Saat ini pemerintahan di Indonesia menggunakan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi salah satunya adalah Kementerian Sosial RI. Salah satu penggunaan media sosial oleh Kementerian Sosial RI adalah Instagram, yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai informasi bencana alam dan penanganannya, Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan disabilitas, perlindungan anak, dan lain lain di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh efek kognitif dan Relasi Dengan Organisasi, yaitu Kementerian Sosial Republik Indonesia terhadap pemenuhan kebutuhan informasi followers instagram @Kemensosri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Untuk mendapatkan hasil pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 206 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 81.1% kebutuhan informasi followers akun instagram @Kemensosri dipengaruhi oleh efek kognitif dan Relasi Dengan Organisasi. Sementara itu sisanya sebesar 18.9% dipengaruhi oleh faktor diluar dari variabel dalam penelitian ini. Namun menurut hasil antara kedua variabel, variabel Relasi Dengan Organisasi memiliki pengaruh lebih besar hal ini ditunjukkan dengan hasil 81.1% dan kognitif dengan hasil 59.7%.

This article, invited for presentation to the North American Nietzsche Society at the 2020 Pacific Division Meeting of the American Philosophical Association, is a commentary on Mark Alfano's 2019 monograph, Nietzsche's Moral Psychology. I commend Alfano's productive, innovative use of digital humanities methods as well as his more traditional textual interpretation. But I raise some doubts about Alfano's proposed criterion of “external integration” for a drive to qualify as a Nietzschean virtue: the claim that if a drive systematically and reliably meets with condemnation from an agent's community, it cannot be a virtue. I suggest that the criterion be amended either so that it is disapproval from the agent's true community, which for a solitary moral innovator may be an imagined community of past and future peers, that disqualifies a drive from virtue status; or so that community disapproval is disqualifying only if the agent internalizes it.

No abstract

Nietzsche’s attitude toward science is ambivalent: he remarks approvingly on its rigorous methodology and adventurous spirit, but also points out its limitations and rebukes scientists for encroaching onto philosophers’ territory. What does Nietzsche think is science’s proper role and relationship with philosophy? I argue that, according to Nietzsche, philosophy should set goals for science. Philosophers’ distinctive task is to ‘create values’, which involves two steps: (1) envisaging ideals for human life, and (2) turning those ideals into prescriptions for behaviour and societal organization. To accomplish step (2), philosophers should delegate scientists to investigate what moral rules and social arrangements have best advanced this ideal in the past or might in the future.

No abstract