Kapasitas produksi pulp Indonesia meningkat dari 7,9 juta ton per tahun pada tahun 2014 menjadi 10,5 juta ton per tahun pada tahun 2018, dan memerlukan bahan baku kayu sekitar 41,4 juta ton kayu per tahun, yang tidak hanya dipenuhi dari hutan tanaman industri (HTI), tetapi juga melalui impor serpih kayu. Kualitas serpih kayu impor perlu mendapat perhatian khusus terkait komponen kimia serpih kayu berupa lignin, ekstraktif dan holoselulosa yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Kandungan holoselulosa dalam serpih kayu dapat digunakan sebagai salah satu syarat dalam menentukan kualitas serpih kayu sebagai bahan baku pulp. Prinsip penentuan kadar holoselulosa menurut SNI 01-1303-1989 adalah pelarutan ekstraktif menggunakan etanolbenzena kemudian dilanjutkan penghilangan lignin dengan proses klorinasi menggunakan gas klor (Cl2) dan dilanjutkan dengan perlakuan monoetanolamina secara berulang hingga lignin tidak terdeteksi. Saat ini, penggunaan gas klor (Klor Elemen) sudah tidak diizinkan lagi, sehingga metode yang dianjurkan beralih ke metode Chlorite Holocellulose (metode Wise). Prinsip penentuannya adalah pelarutan ekstraktif dan dilanjutkan dengan penghilangan lignin menggunakan natrium klorit (NaClO2). Cara uji ini masih digunakan dan diperlukan oleh laboratorium terkait di Indonesia, karena lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metoda lainnya. Kajian ini bertujuan untuk menentukan cara uji holoselulosa dengan keberterimaan yang tinggi untuk mendukung penyusunan SNI, sehingga dapat digunakan di laboratorium uji secara nasional dan diterima di laboratorium tingkat ASEAN/International. Hasil kajian cara uji holoselulosa dalam kayu dan non-kayu yang sudah terverifikasi dan tervalidasi serta telah disepakati oleh beberapa laboratorium terkait untuk kemudian dapat diajukan sebagai Rancangan Standar Nasional Indonesia. Kata kunci: cara uji holoselulosa, chlorite holocellulose, Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) AbstrakIndonesia's pulp production capacity increased from 7.9 million tons per year in 2014 to 10.5 million tons per year in 2018, and it still requires wood chip as raw material of around 41.4 million tons per year, which is not only coming from industrial forest plantation, but also comes from importing wood chips. The main concern of imported wood chips is the chip wood quality. Wood chemical content includes lignin, extractive and holocellulose which consists of cellulose and hemicellulose. The holocellulose content in wood could be used as a quality parameter for wood chips as raw material for pulp. According to SNI 01-1303-1989, holocellulose level is obtained by extracting dissolution using ethanol-benzene, followed by lignin removal using chlorination process (Cl2 gas) and followed by repeated treatment of monoethanolamine until lignin is not detected. The use of chlorine gas (element chlorine) is no longer permitted, then the Chlorite Holocellulose method (Wise Method) is developed as an alternative method. The main process started with extractive dissolution and followed by lignin r...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.