Hill Cipher merupakan teknik kriptografi yang menggunakan matriks persegi sebagai kunci digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi. Masalah umum yang muncul pada algoritma ini terletak pada pemilihan kunci. Pemilihan kunci dilakukan secara sebarang dapat menyebabkan kegagalan pada proses dekripsi, karena algoritma ini syarat kunci yang digunakan yaitu matriks persegi dapat dibalik atau memiliki invers (invertible). Penelitian dilakukan pada Bank Sampoerna di Kota Padangsidimpuan Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini merancang aplikasi berbasis WEB digunakan untuk pendataan nasabah dan melakukan transaksi secara aman dengan penerapan metode autentifikasi nasabah. Sistem keamanan pengguna dibangun dengan menerapkan proses autentifikasi nasabah berupa PIN serta penggunaan metode kriptografi Hill Cipher pada proses transaksi yaitu saat nasabah melakukan transaksi menggunakan aplikasi WEB. Hasil pada penelitian ini adalah terciptanya suatu aplikasi berbasis WEB yang digunakan untuk melakukan transaksi oleh nasabah dan aplikasi server berbasis PHP dan menggunakan database MySQL untuk melakukan administrasi transaksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran means-ends analysis dengan brainstorming efektif terhadap hasil belajar peserta didik SMP kelas VII materi pokok segiempat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Kaliori tahun ajaran 2015/2016. Menggunakan teknik simple random sampling terpilih kelas VII-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-4 sebagai kelas kontrol. Data diperoleh dengan metode dokumentasi, tes dan observasi. Analisis data yang digunakan adalah uji ketuntasan klasikal, uji kesamaan rata-rata, dan presentase keaktifan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Kaliori menggunakan model pembelajaran means-ends analysis dengan brainstorming mencapai ketuntasan belajar; (2) hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Kaliori menggunakan model pembelajaran means-ends analysis dengan brainstorming lebih baik dari hasil belajar peserta didik menggunakan pembelajaran langsung dengan peta konsep; (3) keaktifan peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Kaliori menggunakan model pembelajaran means-ends analysis dengan brainstorming lebih baik dari keaktifan peserta didik menggunakan pembelajaran langsung dengan peta konsep.The purpose of this study was to determine whether the model of means-ends analysis with brainstorming effective to the student learning outcomes of seven grade Junior High School subject matter quadrilateral. This study is quantitative. The population in this study were students of seven grade Juior High School 2 Kaliori in the academic year 2015/2016. By simple random sampling technique, VII-3 class eas selected as the experimental class and the clas VII-4 was selected as the control class. The data collected by the method of documentation, test methods, and observation methods. Test data are analyzed using mathematichal communication of mastery test clasical average, average comparisons, and percentage of liveliness. The result showed taht: (1) student learning outcomes of seven grade Juior High School 2 Kaliori using model of means-ends analysis with brainstorming mastery learning; (2) student learning outcomes of seven grade Juior High School 2 Kaliori using model of means-ends analysis with brainstorming better than student learning outcomes using direct learning with concept maps; (3) liveliness of seven grade Juior High School 2 Kaliori using model of means-ends analysis with brainstorming better than liveliness using direct learning with concept maps.
This study aimed to find out (1) whether the students’ mathematical creative thinking ability with Treffinger learning model assisted by problem cards could achieve classical completeness or not, (2) whether the average of students’ mathematical creative thinking ability with Treffinger learning model assisted by problem card can reach the Minimum Mastery Learning Criteria or KKM, (3) whether students' mathematical creative thinking ability with Treffinger's learning model assisted by problem cards was better than students’ with PBL learning model, and (4) the analysis of students' mathematical creative thinking ability in terms of students' learning interests. This research was a mixed method research. The population of this research was XI grade students of State Vocational High School 2 Rembang. The subjects of this research were selected by using random sampling techniqu. Then, XI grade of shipping engineering class B as class experiment class XI A as PBL learning class. The data collection covered method tests, questionnaires, observaÂtions, and interviews. Afterwards, the result showed that that: (1) the mathematical creative thinking ability of students in Treffinger learning assisted by problem cards achieved the classical completeness, (2) the students’ mathematical creative thinking ability in Treffinger learning assisted by problem card achieved the Minimum Mastery Learning Criteria, (3) the students’ creative thinking ability with Treffinger learning model assisted by problem card was better than students with PBL learning model, and (4) the students’ mathematical creative thinking with high interest in learning was better than students’ with the low learning interest.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis RME dengan model pembelajaran ekspositori; (2) untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis RME lebih dari yang menggunakan model ekspositori; dan (3) untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran TSTS berbasis RME terhadap kemampuan penalaran matematik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Kesatrian 2 Semarang, pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan tes. Hasil penelitian setelah dianalisis diperoleh: (1) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar; (2) rata-rata hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran TSTS berbasis RME lebih dari yang menggunakan model pembelajaran ekspositori; dan (3) model pembelajaran TSTS berbasis RME efektif. Simpulan penelitian ini adalah model pembelajaran TSTS berbasis RME efektif terhadap kemampuan penalaran matematik
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.