Mascot is a visual identity that can be used to represent an organization, event, or product. Mascot design can be applied in a campaign activity to strengthen the image and identity that is conveyed to the audience. PROKES is a socialization campaign held at SMP Bina Taruna Bandung in order to support limited PTM (Face-to-Face Learning) activities in the school environment. The method used for the design and data collection is interpretative qualitative, with the design process being carried out in stages and in a structured manner. Based on the evaluation of the campaign, both as a whole and in the context of visual identity, the response from the residents of SMP Bina Taruna was considered good and positive. The PROKES campaign mascot is expected to be an identifier that reflects the concept of the activity. Keywords: campaign, mascot, SMP Bina Taruna, visual identity
SMP Bina Taruna merupakan Sekolah Menengah Pertama yang memiliki letak strategis yaitu di Jl. Ciganitri 306, Kelurahan Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Hal ini membuat SMP Bina Taruna menjadi sekolah swasta pilihan penduduk sekitar untuk menempuh pendidikan tingkat menengah pertama. Saat ini SMP Bina Taruna sudah menjalankan PTM terbatas, berdasarkan pada wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa beberapa kelas SMP Bina Taruna sudah diatur dengan jarak yang sesuai dengan prosedur. Akan tetapi masih kurang adanya media informasi yang dapat memberi tahu kepada seluruh warga sekolah mengenai prosedur yang harus dilakukan saat berada di sekolah. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dan akhirnya ditemukan solusi bahwa dibutuhkan adanya pelatihan bagi para guru SMP Bina Taruna Bandung untuk dapat mendesain media informasi yang mengajak warga sekolah untuk lebih sadar tentang pentingnya menjalankan prosedur PTM terbatas. Sehingga hasil dari pengabdian masyarakat ini dapat menjadi transfer ilmu antar pendidik terutama mengenai penyampaian media informasi dan desain.
ABSTRAK. Berkembangnya industri jamu dari sektor UMKM di pulau Jawa disebabkanoleh gaya hidup sehat masyarakat yang semakin meningkat. Fenomena ini termanifestasimenjadi sebuah produk jamu tradisional dengan format baru yang didukung oleh desainkemasan yang baik. Kini jamu ini populer dengan istilah Jamu Kekinian. Jamu HouseblendSOJ adalah salah satu produk Jamu Kekinian dari Kedai Suwe Ora Jamu yang menjadipioner dalam memperkenalkan kembali budaya minum jamu kepada generasi millenialssejak tahun 2013 di Jakarta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana kemudianproduk Jamu Houseblend SOJ dipersepsi konsumennya melalui kuesioner. Metode analisisyang akan digunakan adalah studi literatur, wawancara dan penyebaran kuesioner. Melaluipenelitian ini diketahui bahwa kombinasi warna pada desain kemasan adalah hal yangperlu diperhatikan oleh perusahaan Kedai Suwe Ora Jamu. Hasil temuan ini diharapkandapat menjadi tolak ukur bagi perusahaan Jamu Kekinian dalam pengembangan produk.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh unsur visual pada antarmuka pengguna web terhadap fungsi dan pengalaman dokter dan perawat sebagai pengguna terhadap fungsi aplikasi SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) Zi.Care berbasis Web untuk menindak lanjuti permasalahan dalam sistem informasi dan dampaknya pada pihak terkait. Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan metode analisa visual matriks. Pengumpulan data menggunakan angket, studi dokumentasi serta catatan lapangan dengan analisa data menggunakan metode kemampuan uji pakai terhadap tenaga Rumah Sakit Umum Dewi Sri Karawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi SIMRS berbasis web Zi.Care berbasis web mampu membantu interaksi antara operator, kasir, dokter, perawat dan staf karyawan serta owner secara realtime tanpa ada batasan waktu dan jarak. Dengan munculnya SIMRS berbasis web sebagai perantara maka unsur-unsur yang ada di dalam aplikasi mempengaruhi interpretasi pengguna. Salah satunya adalah antarmuka pengguna aplikasi SIMRS berbasis web yang mendukung efesiensi dan memberi pengaruh pada perilaku pengguna terutama dokter dan perawat (user experience) sebesar 44,3 %. Kata kunci: Teknologi Kesehatan, Pengalaman Pengguna, Aplikasi Manajemen Rumah Sakit, Tampilan Antar Muka
Desa Sukapura dengan potensi yang ada sekarang ini, yaitu Warung kurang lebih 500 warung termasuk (warteg dan warung makan). Jumlah penduduk asli sekitar 11.370 penduduk, pendatang/mahasiswa lebih dari 10rb sehingga potensi jumlah warga yang ada di Desa Sukapura sekitar 25 ribu orang. Berdasarkan data 2018, rata-rata kebutuhan makan warga Desa Sukapura sebesar Rp 25.000/ jiwa/ hari. Sehingga dengan estimasi kasar saja keperluan makan/ pangan warga sukapura adalah 625 juta rupiah per hari atau sekitar 225 milyar rupiah per tahun. Sebagaimana umumnya desa-desa di wilayah Kabupaten Bandung, Desa Sukapura dalam 3 bulan terakhir tidak terlepas dari dampak pandemi covid-19. Nilai potensi dan perputaran ekonomi di bidang pangan yang cukup besar ini di Desa Sukapura, dalam 3 bulan terakhir secara signifikan terdampak oleh kebijakan PSBB, social distance, stay at home, akibat pandemic covid-19. Warga desa banyak yang kehilangan penghasilan, daya beli menurun, kekurangan pasokan dan stok pangan, roda usaha mikro, kecil, dan menengah seperti warung turun drastis omsetnya sampai hanya tinggal 30-40% saja. Banyak program yang sudah digulirkan oleh pemerintahan Desa Sukapura baik program mandiri maupun dalam rangka mendukung program pemerintahan di atasnya khususnya terkait penganggulangan penyebaran pandemi covid-19 dan mengatasi dampak yang ditimbulkannya dan dirasakan oleh warga. Salah satu hal utama yang mendapat perhatian pemerintah, selain pencegahan dan pengetatan penyebaran wabah Covid-19 ini adalah terkait Ketahanan Pangan warga nya dalam kondisi pandemi yang sedang berlangsung berkepanjangan. Untuk mencukupi ketersediaan dan kecukupan stok pangan dengan harga murah terjangkau, pihak Desa menggandeng pihak ke-3, yaitu PT Satoe Juara untuk menyediakan dan memenuhi kebutuhan warga akan sembako murah (beras, minyak goreng, gula, garam, telor, dll). Permasalahan supplier dan stok bahan baku murah bisa diatasi, timbul permasalahan baru mengingat daya beli masyarakat turun, pola distribusi dan penjualan tidak bisa konvensional sebebas dan seperti biasa di tengah kebijakan-kebijakan pencegahan pandemic covid-19. Perlu di desain proses bisnis Kerjasama tripatrit dalam rangka mensukseskan program ketahanan pangan ini, yaitu pemerintahan (dalam hal ini Pemerintahan Desa Sukapura), Supplier Sembako Murah, UMKM (para pemilik warung) untuk distribusi sembako murah, dan warga sebagai konsumen dan pengguna sembako. Bagaimana caranya, program keekonomian rakyat seperti ini dapat berjalan di tengah kebijakan pembatasan social berskala besar (PSBB), social distance dan stay at home sebagai akibat pandemi Covid-19 dengan menggalakan perekonomian berbasis transaksi online dan delivery order. Hal ini demi menjaga jarak sosial dan mentaati kewajiban tinggal dirumah untuk mencegah, membatasi dan menghentikan penyebaran Covid-19. Program aplikasi ketahanan pangan perlu di rancang bangun dan dibuat untuk menghubungkan konsumen ke penyedia pangan melalui pemesanan online ke agen terdekat dengan memanfaatkan jasa delivery oleh pihak kurir jasa pengantar makanan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.