Penelitian ini dilaksanakan untuk mempelajari pengaruh berbagai konsentrasi BAP dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil edamame. Percobaan dilaksanakan di Desa Cisero, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, mulai bulan Juni sampai Agustus 2018, pada ketinggian 1.190 meter diatas permukaan laut (mdpl). Penelitan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 4 x 4 dan dua ulangan. Faktor pertama adalah Konsentrasi BAP (0, 15, 20 dan 25 ppm). Faktor kedua adalah Konsentrasi PGPR (0, 50, 100 dan 150 ml/liter). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara konsentrasi BAP dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil edamame. Konsentrasi BAP 20 dan 25 ppm memberikan pengaruh mandiri terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering per tanaman, jumlah bintil akar, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman dan hasil polong per plot. Konsentrasi PGPR 100 dan 150 ml/liter memberikan pengaruh mandiri terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering per tanaman, jumlah bintil akar, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman dan hasil polong per plot.
Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati. Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian FMA dan PGPR terhadap jumlah bintil total dan persentase bintil efektif. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat 650 meter. Rancangan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu empat taraf konsentrasi PGPR dan empat taraf inokulan FMA. Tiap perlakuan diulang sebanyak dua kali, maka jumlah keseluruhan : 4 x 4 x 2 = 32. Hasil menunjukkan bahwa pengaruh pemberian FMA dan PGPR memberikan pengaruh yang nonsignifikan terhadap jumlah bintil total dan persentase bintil efektif.
Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik ditinjau dari sisi pemenuhan konsumsi nasional maupun sumber penghasilan petani. Lahan pertanian yang sempit akibat pembangunan infrastruktur telah menjadi permasalahan yang berakibat pada penurunan produksi hasil pertanian khususnya pada komoditas sayuran. Usaha untuk mengatasi hal tersebut dengan sistem budidaya hidroponik. Keberhasilan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, dipengaruhi unsur hara, media tanam, oksigen dan air. Tujuan penelitian ini yaitu 1) Mengetahui media tanam terbaik untuk tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada hidroponik sistem wick, 2) Mengetahui varietas bawang merah (Allium ascalonicum L.) yang baik ditanam secara hidroponik sistem wick. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2020 di Screenhouse Gelora Indah 2 Kecamatan, Purwokerto Timur dan Laboratorium Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor percobaan, yaitu media tanam dan varietas bawang merah. Macam perlakuan media tanam yang di uji coba pada penelitian ini yaitu : A0 (100% rockwool), A1(100% cocopeat), A2(100% arang sekam), A3 (25 % cocopeat dan 75% arang sekam), A4 (50% cocopeat dan 50% arang sekam) dan A5 (75% cocopeat dan 25% arang sekam). Perlakuan varietas tanaman bawang merah yang diuji coba pada penelitian ini yaitu : B1 (varietas Bima Brebes) dan B2 (varietas Batu ijo). Variabel yang diamati pada penelitian ini yaitu bobot umbi segar, diameter umbi, dan panjang umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) media tanam rockwool merupakan media tanam terbaik pada variabel bobot umbi segar, dan diameter umbi sedangkan pada variabel panjang umbi tidak berbeda nyata. (2) Varietas Bima Brebes memberikan hasil terbaik untuk variabel diameter umbi sedangkan pada variabel bobot umbi segar dan variabel panjang umbi tidak berbeda nyata, tetapi varietas Batu Ijo memberikan hasil bobot umbi segar dan panjang umbi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Bima Brebes.
Vetiver grass (Vetiveriazizanioides L. Nash) is one of the oil-producing plants essential. Tissue culture is one of the way to increase the availability of superior seeds of vetiver (Vetiveriazizanioides L. experiment was carried out at the Integrated Laboratory of the Faculty of Agriculture, Garut University from July to August 2020. This experiment used a Factorial Complete Randomized Design consisting of two factors, the first factor is NAA (N) with three levels of concentration, n1 =0, 5 mg / l, n2 = 1,5 mg/l, n3 = 2,5 mg/l varieties Verina 1. The purpose of this study was to obtain independent interactions and effects between Napthalene Acetic Acid (NAA) and Benzyl Amino Purine(BAP) on the micropropagation of vetiver plants (Vetiveriazizanioides L. Nash) variety Verina 1for 30 DAP. This 5 mg / l, n3 = 2.5 mg / l. The second factor is BAP (B) with two levels of concentration, b1 = 0.5 mg / l, b2 = 3 mg / l. The observed variables are: root emergence time, root number, callus appearance time, callus number, callus color and growth percentage. The results showed that there was no interaction between NAA and BAP, but there was an independent influence on the observed parameters of root emergence time, number of roots, callus appearance time and number of callus. The best concentration of NAA is 0.5 mg / l. The percentage of growth shows the yield of growth that is 100%.
Tanaman hanjeli (Coix lacryma-jobi) merupakan tanaman yang memiliki kandungan karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pematahan dormansi secara kimiawi terhadap kemampuan perkecambahan benih hanjeli. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Garut pada Agustus 2016 menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan pematahan dormansi secara kimiawi yaitu perendaman dengan larutan H2SO4. Terdapat 6 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan terdiri dari A0 (kontrol) , A1(H2SO4 1%), A2(H2SO4 2%), A3(H2SO4 3%), A4(H2SO4 4%), A5(H2SO4 5%). Parameter yang diamati adalah daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh dan intensitas dormansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pematahan dormansi secara kimiawi yaitu perendaman dengan larutan H2SO4 memberikan pengaruh terhadap daya berkecambah, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh dan intensitas dormansi. Kata Kunci: hanjeli, dormansi, daya berkecambah
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.