Today's environmental problems stem from one of the misconceptions about the relationship between humans and their environment. This study uses one approach in environmental sociology, which sees human relations with the environment as a relationship of parasitism and mutual relations. The purpose of this paper is to examine the relationship between parasitism and the relationship of mutualism between residents and industry with the Tallo and Jeneberang Rivers in the city of Makassar. The research method is qualitative with the type of case study research. Informants are selected by means of the purposive method. Primary data obtained through observation and interviews, while secondary data obtained through relevant literature. The results of the study found a parasitic relationship, namely the behavior of the population and industry that prioritizes the desire to meet the needs of life and as if free to do anything in the river environment, such as industrial activities that dispose of liquid waste into rivers, garbage disposal, the number of illegal settlements, landfills continue to use the river area. This behavior has caused various disasters such as flash floods, silting of rivers, water pollution, damaged agricultural land, and houses flooded. In a mutualism relationship, there has not yet been a balanced conservation and preservation effort, both in the Tallo River environment and in the Jeneberang River environment. This shows the need for community and industry understanding in understanding the relationship between the community and the environment so that they are aware of the importance of environmental preservation Masalah lingkungan dewasa ini salah satunya bersumber daripada kekeliruan cara pandang mengenai relasi manusia dengan lingkungannya. Kajian ini menggunakan salah satu pendekatan dalam sosiologi lingkungan, yaitu melihat hubungan manusia dengan lingkungan sebagai hubungan parasitisme dan hubungan utualisme. Tujuan penulisan ini untuk mengkaji tentang gambaran hubungan parasitisme dan hubungan mutualisme antara penduduk dan industri dengan lingkungan Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang di kota Makassar. Metode penelitian adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Informan dipilih dengan cara purposif. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, manakala data sekunder diperoleh melalui literaturyang relevan. Hasil penelitian menemukan terjadinya hubungan parasitisme, yaitu perilaku penduduk dan industri yang mengedepankan hasrat pemenuhan kebutuhan hidup dan seolah bebas melakukan apa saja pada lingkungan sungai, seperti aktivitas industri yang membuang limbah cair ke sungai, pembuangan sampah, banyaknya pemukiman liar, tempat pembuangan bahan timbunan yang terus menggunakan area sungai. Perilaku tersebut telah menimbulkan berbagai bencana seperti banjir bandang, pendangkalan sungai, pencemaran air, lahan pertanian rusak, dan rumah warga terendam banjir. Pada hubungan mutualisme, belumwujud upaya pelestarian dan pengelolaan yang seimbang, baik di lingkungan Sungai Tallo maupun di lingkungan Sungai Jeneberang. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman masyarakat dan industri dalam memaknai hubungan antara masyarakat dan lingkungan agar mereka menyadari tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan peran bissu ditengah modernitas, faktor yang menyebabkan perubahan peran bissu, dan strategi yang diadopsi para bissu dalam mempertahankan eksistensi kulturalnya. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bontomatenne Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kulitatif yang bersifat deskritif dengan mewawancarai satu bissu sebagai informan utama. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis dengan analisis studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang bissu, dukungan pemerintah, dan tekanan ekonomi menjadi faktor perubahan identitas dan peran bissu. Kondisi bissu saat ini menunjukkan peran sentral ditengah masyarakat dalam upacara adat dan ritual terutama penyambutan memasuki awal musim panen oleh para petani yang disebut dengan ritual mappalili. Namun peran bissu semakin berkurang disebabkan persepsi masyarakat tentang adanya unsur kesyirikan dalam kebudayaan bissu tersebut. Strategi yang dilakukan bissu dalam mempertahankan eksistensinya dalam menjalankan peran sebagai seorang bissu dengan terus menjalankan upacara adat, pemeliharaan benda pusaka, memanfaatkan jaringan sosial dan mempertahankan aset.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.