This article was made with the aim of describing the duties of the Holy Spirit seen from the Book of Acts and their relation to the missionary mission. In researching this topic, the author uses a literature review of books. The results of the research related to the role of the Holy Spirit are: First, the Holy Spirit fulfills the students in the ministry. He also enabled them to witness to the name of Christ and give courage to them. Second, the Holy Spirit chooses certain people for His task. Third, the Holy Spirit leads His messengers in missionary service. Fourth, the Holy Spirit works in the church. Fifth, the Holy Spirit strengthens the disciples to witness through His faithful, steadfast and willing servants for Christ. Sixth, the Holy Spirit also fulfills Gentiles, which is evidence of equality between Jews and Gentiles. Artikel ini dibuat dengan tujuan memaparkan tugas-tugas Roh Kudus dilihat dari Kitab Kisah Para Rasul dan kaitannya dalam misi pekabaran Injil. Dalam meneliti topik ini, penulis menggunakan tinjauan kepustakaan dari buku-buku. Hasil dari penelitian kaitannya dengan peran Roh Kudus adalah: Pertama, Roh Kudus memenuhi murid-murid dalam pelayanan. Ia juga memampukan mereka untuk bersaksi bagi nama Kristus dan memberikan keberanian kepada mereka. Kedua, Roh Kudus memilih orang-orang tertentu untuk tugas-Nya. Ketiga, Roh Kudus memimpin para utusan-Nya dalam pelayanan misi. Keempat, Roh Kudus berkarya dalam jemaat. Kelima, Roh Kudus menguatkan murid-murid untuk bersaksi melalui pelayan-Nya yang setia, teguh dan rela berkorban bagi Kristus. Keenam, Roh Kudus juga memenuhi orang-orang non-Yahudi yang mana ini menjadi bukti adanya kesetaraan antara orang-orang Yahudi dan non-Yahudi.
Artikel ini berfokus untuk menjawab beberapa pertanyaan meliputi: (1) Siapa rekan-rekan perempuan Paulus? (2) Apa ajaran Paulus untuk istri-istri? (3) Apa ajaran Paulus tentang perempuan dan pelayanannya? (4) Menurut Paulus, apakah perempuan dapat melayani sebagai penilik jemaat? (5) Menurut Paulus, apakah perempuan dapat melayani sebagai diaken? (6) Menurut Paulus, apakah ada perbedaan antara pelayanan laki-laki dan pelayanan perempuan? (7) Apa yang ditulis Paulus mengenai pelayanan perempuan? Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan dalam pelayanan laki-laki dan pelayanan perempuan menurut Paulus. Ekspektasi Paulus, seorang penilik jemaat adalah seorang laki-laki dan bukan perempuan. Namun, perempuan dapat berperan dalam pelayanan diaken. Perempuan juga dapat mendidik perempuan lain yang lebih muda. Berkaitan dengan istri, Paulus menekankan akan ketundukan istri terhadap suami. Bukan bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan. Ini penekanan Paulus bagi istri; istri tunduk kepada suami sebagai wujud perempuan yang takut akan Tuhan. Istri sadar bahwa suami adalah "sumber keberadaan" mereka.
Tujuan penulisan ini adalah membuktikan bahwa kepercayaan Rahab terwujud melalui setiap tindakan Rahab dalam Yosua 2:1-24. Penulis surat Ibrani dan Yakobus mengungkapkan bahwa setiap tindakan Rahab menunjukkan kepercayaannya kepada Allah, namun dalam narasi Yosua 2 tidak ada keterangan yang jelas apakah benar setiap tindakan Rahab mewujudkan kepercayaannya kepada Allah bangsa Israel. Sebagai kesimpulan, Rahab memang memiliki latar belakang non-Israel, namun hal itu tidak menutup anugerah keselamatan untuk dinikmatinya. Rahab membuktikan kesungguhannya untuk percaya dan berserah kepada Allah bangsa Israel melalui setiap tindakannya demi menolong umat Allah. Dalam meneliti narasi Yosua 2:1-24, penulis menggunakan prinsipprinsip umum dalam hermeneutik. Selain itu, penulis juga meneliti narasi Yosua 2 dengan menggunakan metode penafsiran narasi terkait genre dari Yosua 2:1-24 adalah narasi. Kata Kunci: Allah, berbohong, kepercayaan, Rahab, tindakan, Yosua 2. The purpose of this writing is to prove that Rahab's belief is manifested through every act of Rahab in Joshua 2: 1-24. The writers of Hebrews and James reveal that every act of Rahab shows her belief in God, but in Joshua's narrative there is no clear explanation of whether it is true that every act of Rahab embodies her belief in the God of Israel. Rahab does have a non-Israelite background, but that fact does not exclude her from the enjoyment of the grace of salvation. Rahab proves her sincerity to believe and surrender to the God of Israel through her every action to help the people of God.
This article discusses how the church can realize the cultural mandate through environmental education within the scope of the Christian faith community. The method used is descriptive qualitative. The results of this article research are the manifestation of the cultural mandate by the church can occur through the implementation of environmental education within the scope of local churches. Environmental education in the church can be applied to members of the congregation for all ages and groups, because after all environmental education is part of teaching about the Christian faith and environmental conservation is part of the practice of faith. Both must be integrated to create an environmental education curriculum that can be applied in various forms of teaching in the church. There may be challenges for the church in implementing environmental education. The key is actually in the hands of the church leadership, whether they have sensitivity to environmental conditions and the willingness to obey the cultural mandate that God has given them or not. Artikel ini membahas cara gereja dapat mengejawantahkan amanat budaya itu melalui pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup komunitas iman Kristen. Metode yang dipergunakan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian artikel ini adalah pengejawantahan mandat budaya oleh gereja dapat terjadi lewat pengimplementasian pendidikan lingkungan hidup dalam ruang lingkup gereja-gereja lokal. Pendidikan lingkungan hidup di dalam gereja dapat diterapkan pada anggota jemaat untuk semua kalangan dan golongan usia, karena bagaimanapun juga pendidikan lingkungan hidup adalah bagian dari pengajaran tentang iman Kristen dan pelestarian lingkungan hidup adalah bagian dari praktik iman. Keduanya harus diintegrasikan untuk menciptakan kurikulum pendidikan lingkungan hidup yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk pengajaran di gereja.
Shintia Maria Kapojos, Randy Frank Rouw, Hengki Wijaya. As people who had chosen by God, Israelites already have a concept about how to treat women in their culture. Laws in Jewish culture had organized the attitude that women must play to preserve life as God's chosen people. This article is wrote using descriptive methods. As a result, in Jewish culture, women's role was down under men (inferior). However, besides their primary task in their family, as the progress is women join in worship and leadership. This age, women have the same opportunities to involved in it.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.