ABSTRAKTebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang diperbanyak secara vegetatif sehingga berisiko besar akan terjadinya akumulasi virus di dalam jaringan tanaman. Kultur meristem merupakan salah satu teknik eliminasi virus yang umum digunakan, namun seringkali meristem memiliki daya hidup dan daya regenerasi yang rendah. Salah satu penyebabnya adalah karena akumulasi senyawa fenol. Akumulasi senyawa tersebut dapat direduksi melalui penggunaan senyawa adsorben dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh polyvinylpyrrolidone (PVP) dan diethyldithiocarbamate sodium (DIECA) terhadap regenerasi meristem tebu. Bahan tanaman yang digunakan adalah tebu PS864. Eksplan yang digunakan adalah meristem dengan 1-2 primordia daun yang diisolasi di bawah mikroskop. Perlakuan meliputi PVP (100 dan 300 mg/l) dan DIECA (0 dan 20 mg/l) serta kombinasi antara kedua zat tersebut, dengan 3 ulangan (botol) dan setiap botol terdiri atas 3 meristem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi PVP atau kombinasi perlakuan PVP dan DIECA dapat meningkatkan persentase eksplan hidup, daya regenerasi, dan jumlah tunas. Kombinasi perlakuan PVP 300 mg/l dan DIECA 20 mg/l merupakan perlakuan terbaik karena persentase hidup dan daya regenerasi eksplan yang paling tinggi (100%) dengan jumlah tunas 3,8 tunas/eksplan. Kata kunci: Tebu, Saccharum officinarum L., kultur meristem, PVP, DIECA ABSTRACTBeing vegetatively propagated, sugar cane faces a high risk of virus accumulation. Meristem culture is one method that usually applied for virus elimination. However, it often has low survival and regeneration rate due to an accumulation of phenolic compounds. Accumulation of those compounds can be reduced by apply adsorbent antioxidant. This research aimed at evaluating the effect of PVP and DIECA on the regeneration capacity of meristem. The plant material was sugar cane PS864. Meristems with 1─2 primoridial leaves were used as the explants and isolated under microscope. The PVP (100−300 mg/l) and DIECA (0− 20 mg/l), or combined treatment of both antioxidants were used as treatments. Each treatment was replicated 3 times (bottles), and each bottle contained 3 meristems. The result showed that the higher concentration of PVP or combined treatment of PVP and DIECA could increase the percentage of survival, regeneration rate, and number of shoot. The combined treatment of 300 mg/l PVP, and 20 mg/l DIECA produced the highest level of survival rate (100%) which yielded 3.8 shoots/explants.
<p>ABSTRAK<br />Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman yang<br />diperbanyak secara vegetatif. Kriopreservasi merupakan metode yang<br />paling sesuai untuk penyimpanan jangka panjang bagi tanaman yang<br />diperbanyak secara vegetatif. Dehidrasi dan pembekuan jaringan merupa-<br />kan tahapan paling kritis yang menentukan keberhasilan kriopreservasi.<br />Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh durasi dehidrasi yang optimal<br />dan metode pembekuan jaringan apeks tebu. Penelitian dilakukan di<br />Laboratorium Kultur Jaringan, Kelompok Peneliti Biologi Sel dan<br />Jaringan, Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber-<br />daya Genetik Pertanian, Bogor pada Mei 2013 sampai Februari 2014.<br />Untuk optimasi metode dehidrasi, apeks direndam dalam larutan PVS2<br />(MS + gliserol 30% + etilen glikol 15% + dimetil sulfoksida 15% +<br />sukrosa 0,4 M) selama 10, 20, 30, dan 40 menit. Untuk optimasi metode<br />pembekuan, diujikan kombinasi perlakuan prakultur (dengan sukrosa 0;<br />0,1; dan 0,3 M selama 5 hari) dan pemuatan dalam larutan LS (MS +<br />gliserol 2 M + sukrosa 0,4 M) selama 0, 10, 20, dan 30 menit sebelum<br />tahapan dehidrasi dan pembekuan jaringan di dalam nitrogen cair (-<br />196 o C). Hasil penelitian menunjukkan durasi dehidrasi jaringan yang<br />terbaik adalah 30 menit dalam larutan PVS2. Kombinasi perlakuan<br />prakultur dengan sukrosa 0,3 M dan pemuatan dengan larutan LS selama<br />10 menit merupakan metode terbaik untuk pembekuan jaringan. Persentase<br />tumbuh sebelum dan setelah pembekuan dalam nitrogen cair berturut-turut<br />adalah 100 dan 40%. Setelah kriopreservasi, biakan mampu tumbuh<br />dengan tingkat multiplikasi tunas sekitar 10 tunas/eksplan. Metode yang<br />diperoleh pada penelitian ini berpeluang diterapkan untuk penyimpanan<br />plasma nutfah tebu dalam jangka panjang secara kriopreservasi dan<br />eliminasi patogen obligat secara krioterapi.<br />Kata kunci: Saccharum officinarum L., apeks, dehidrasi, pembekuan,<br />nitrogen cair</p><p>ABSTRACT<br />Sugarcane (Saccharum officinarum L.) is vegetatively propagated<br />plant. Cryopreservation is the most suitable method for long-term<br />preservation of vegetatively propagated plant. Dehydration and freezing<br />are critical steps of successful cryopreservation so that it should be<br />optimized. The research aimed to obtain the optimal duration of<br />dehydration and freezing method of sugarcane apex tissues. The<br />experiments were conducted at Tissue Culture Laboratory, Plant Cell<br />Tissue Biology Group, Indonesian Center for Agricultural Biotechnology<br />and Genetic Resources Research and Development on May<br />2013−February 2014. To optimize dehydration method, the tissues were<br />exposured in PVS2 solution (MS + 30% glycerol + 15% ethylene glycol +<br />15% dimethyl sulphoxide + 0.4 M sucrose) for 10, 20, 30, and 40 minutes.<br />To optimize freezing method, the combined treatment of preculture with<br />sucrose (0, 0.1, dan 0.3 M) for 5 days and loading in LS solution (MS + 2<br />M glycerol + 0.4 M sucrose) for 0, 10, 20, dan 30 minutes) were tested<br />before dehydration for 30 minutes and freezing in liquid nitrogen (-196 o C).<br />The best duration of dehydration was 30 minutes. The combined treatment<br />of preculture on 0.3 M sucrose and loading for 10 minutes was the best<br />method for tissues freezing. Percentage of regrowth before and after<br />freezing in liquid nitrogen was 100 and 40% respectively. After<br />cryopreservation, the cultures could grow with high shoot multiplication<br />rate about 10 shoots/explant. The method resulted in this study can be<br />applied for long-term storage of sugarcane germplasms by cryopreser-<br />vation and (elimination of obligate pathogens by cryotherapy.<br />Keywords: Saccharum officinarum L., apex, dehydration, freezing, liquid<br />nitrogen.</p>
<p>ABSTRAK</p><p><br />Kultur apeks merupakan salah satu metode alternatif yang dapat<br />diaplikasikan untuk eliminasi virus. Penguasaan sistem regenerasi apeks<br />pasca-perlakuan air panas (Hot Water Treatment/HWT) perlu dilakukan<br />sebelum aplikasi teknik eliminasi virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk<br />mengetahui pengaruh suhu dan menentukan perlakuan air panas yang<br />optimal untuk pertumbuhan apeks tebu. Penelitian dilakukan di<br />Laboratorium Kultur Jaringan, Kelompok Peneliti Biologi Sel dan<br />Jaringan, Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan<br />Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor pada Februari sampai Desember<br />2013. Bahan tanaman yang digunakan adalah tebu PS864. Terdapat tiga<br />tahap percobaan. Rancangan percobaan pada ketiga tahapan tersebut<br />adalah Rancangan Acak Lengkap. Percobaan pertama adalah HWT secara<br />langsung terhadap apeks. Percobaan kedua adalah HWT secara tidak<br />langsung tanpa saringan. Percobaan ketiga adalah HWT secara tidak<br />langsung dengan saringan. Taraf suhu yang diuji, yaitu 25, 30, 40, 50, dan<br />60°C. Apeks hasil perlakuan tersebut ditanam pada media MS dengan<br />penambahan BA 0,3 ppm. Peubah yang diamati meliputi daya hidup dan<br />tumbuh, pembentukan kalus dan akar, serta jumlah tunas. Hasil penelitian<br />menunjukkan bahwa apeks mampu bertahan hidup (96%) dan tumbuh (3<br />tunas/eksplan) hingga perlakuan suhu 40°C pada metode pertama. Pada<br />metode kedua, eksplan mampu bertahan hidup dan tumbuh hingga<br />perlakuan suhu 50°C (26,7%, 2 tunas/eksplan). Pada metode ketiga, apeks<br />tebu juga dapat tumbuh hingga perlakuan suhu 50°C (25%). Metode ketiga<br />mampu mengurangi pengaruh thermo-shock yang ditandai dengan<br />meningkatnya jumlah tunas/eksplan (4 tunas/eksplan). HWT secara tidak<br />langsung pada suhu 50°C dengan saringan merupakan metode yang paling<br />optimal untuk mempertahankan kemampuan regenerasi apeks.<br />Kata kunci: Tebu ( L.), kultur apeks, perlakuan air<br />panas</p><p>ABSTRACT</p><p><br />The regeneration system of apex after hot water treatment (HWT) is<br />needed before applying the virus elimination technique. The objective of<br />HWT method for growing sugar cane apexes. The experiments were<br />conducted in Tissue Culture Laboratory, Plant Cell Tissue Biology Group,<br />Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources<br />Research and Development on February−December 2013. The plant<br />material was sugar cane PS864. There were three experiments. The<br />Completely Randomized Design was used in these experiments. First<br />experiment was direct HWT method to the apexes. Second experiment was<br />temperature were tested (25, 30, 40, 50, and 60°C). After the HWT<br />treatment, apexes were grown on MS medium with the addition of 0,3 ppm<br />BA. The observed variables were survival rate, growth rate, callus<br />formation, root formation and shoot number. The results showed that<br />apexes could survive (96%) and regrew (3 shoots/explants) after HWT up<br />and regrew after HWT up to 50°C (26.7%; 2 shoots/explants). In the third<br />method, apexes also could grow after HWT up to 50°C (25%) and could<br />reduce thermo-shock by increasing the number shoot/explant (4<br />optimal method for maintaining regeneration capacity of sugar cane<br />apexes.<br />Keywords: Sugar cane ( L.), apex culture, hot<br />water treatment</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.