Regional competitive advantage is pivotal in supporting global competitiveness. An entrepreneurial ecosystem is believed to promote competitive advantage; however, the process of how it helps build regional conditions favorable to a specific economic activity remains unexplained. Some experts have generated models of entrepreneurial ecosystems, but these exemplars do not describe the interaction and associations between the elements within the ecosystem. This study aims to formulate a few basic theoretical statements pertaining to the impact of the entrepreneurial ecosystem on the competitive advantage of a region. This study also aims to create a conceptual model of how entrepreneurial ecosystems may be linked to regional competitive advantage. This paper proposes a theory and presents a review of extant literature to develop the concept of pertinent variables. The network theory perspective is employed as an analytical approach to determine the working of the mechanism within an entrepreneurial ecosystem that subsequently affects a region's competitiveness. The entrepreneurial ecosystem model posited in this paper indicates the unique and differentiated conditions of entrepreneurial ecosystems that grow in particular locations. It is theorized that the entrepreneurial ecosystem will influence regional competitive advantage through mechanisms such as knowledge transfer, productive entrepreneurship, and innovation. The entrepreneurial ecosystem model mooted by this paper can be used to formulate regional economic development policy.
This investigation employs Indonesia's creative economy sector as a case study to discover how an entrepreneurial ecosystem promotes competitive advantage (CA) and to ascertain the elements involved within the entrepreneurial ecosystem and their functions. Each actor's role in encouraging CA in Indonesia's creative economy is explained, analyzed, and deduced. The results reveal that entrepreneurship and culture are the major contributors to CA. The government's regulations and policies supporting entrepreneurial activities are also pivotal although access to markets still need to be built. Finally, this paper states the implications of this study for scholars and practitioners and provides future research directions.
Jatinangor telah mengalami perubahan. Lahan pertanian telah berubah menjadi area perumahan, komplek, bahkan apartemen. Meski demikian, tidak sedikit dari tanah-tanah yang ada dibiarkan kosong, terbengkalai, dan tidak terurus. Selain tidak enak dipandang, tanah-tanah kosong dikhawatirkan menjadi sarang ular, banyak nyamuk, bahkan menjadi tempat pembuangan sampah secara sembarangan. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan tanah-tanah kosong di perumahan RW 12, Dusun Caringin, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, sebagai upaya membangun perilaku ketahanan pangan dalam keseharian masyarakat lokal. Metode yang dipergunakan adalah eksperimen. Masyarakat memanfaatkan tanah-tanah kosong untuk ditanami dengan tanaman yang dikonsumsi sehari-hari, seperti sayuran, tanaman bumbu-bumbu, dan umbi-umbian. Hasil dari eksperimen ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan lahan kosong akan memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat berupa: terpeliharanya lingkungan dan adanya ketersediaan pangan segar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, ketrampilan dan penggunaan Social Media Marketing pada koperasi-koperasi di Kecamatan Panyileukan Kota Bandung. Hal ini didasarkan atas fakta bawah salah satu masalah yang dihadapi koperasi pada umumnya, dan koperasi-koperasi di Kecamatan Panyileukan Kota Bandung pada khususnya berkaitan dengan pemasaran produk atau jasa. Selama ini kegiatan pemasaran dilakukan secara konvensional, bahkan terbatas pada anggotanya. Sementara dengan semakin berkembangnya teknologi internet, ada alternatif pemasaran secara online. Untuk dapat melakukan pemasaran secara online dibutuhkan pengetahuan media sosial. Berdasarkan hasil indentifikasi masalah dibutuhkan upaya pelatihan Social Media Marketing bagi Para Pengurus Koperasi di Kecamatan Panyileukan Kota Bandung. Tujuan pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam penggunaan media sosial dalam kegiatan usaha koperasi. Metode pelaksanaan terdiri dari tahap analisa awal, dimana dilakukan survei, observasi dan pelibatan pihak terkait lainnya. Tahap kegiatan pelatihan dilaksanakan dengan melibatkan narasumber internal dan narasumber eksternal. Hasil pelaksanaan pelatihan menunjukkan adanya peningkatan kepemilikan marketplace, pengetahuan umum media sosial dan pengetahuan teknis media sosial pemasaran peserta. Disarankan adanya bimbingan teknis lebih lanjut agar pasar peserta dapat mengimplementasikan social media marketing dalam pemasaran produk dan jasa pada koperasinya
This study aims to identify actors and factors involved in the process of knowledge transfer through various networks in the entrepreneurial ecosystem, by taking the case of the creative industry in the East Priangan region which is recognized as having competitive advantages. This identification is important to determine the actors and factors involved in the creative industry entrepreneurial ecosystem in the East Priangan region as an effort to improve the quality of entrepreneurship. The research method used is a qualitative approach and contextual techniques regarding knowledge transfer with the stages (1) Collecting secondary data through literature review (2) Understanding the concept of entrepreneurial ecosystems and creative industries (3) Identifying actors and factors that play a role in the entrepreneurial ecosystem and their analysis. Data collection was carried out by in-depth interview observation. From the research results identified social community actors (surrounding communities) as the most important actors in the entrepreneurial ecosystem and supporting service factors are factors that are incompatible with the entrepreneurial ecosystem model that is the reference in this study. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan aktor dan faktor yang terlibat dalam proses transfer pengetahuan melalui berbagai jaringan yang ada di dalam ekosistem kewirausahaan, dengan mengambil kasus pada industri kreatif di wilayah priangan timur yang diakui telah memiliki keunggulan daya saing. Identifikasi ini penting dilakukan untuk mengetahui aktor dan faktor yan terlibat dalam ekosistem kewirausahaan industri kreatif di wilayah Priangan Timur sebagai upaya peningkatan kualitas kewirausahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik kontekstual mengenai transfer pengetahuan dengan tahapan (1) Mengumpulkan data sekunder melalui tinjauan pustaka, (2) Pemahaman konsep ekosistem kewirausahaan dan industri kreatif, dan (3) Identifikasi aktor dan faktor yang berperan dalam ekosistem kewirausahaan dan analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian diidentifikasikan aktor masyarakat sosial (masyarakat sekitar) sebagai aktor yang paling berperan di dalam ekosistem kewirausahaan, serta faktor layanan pendukung merupakan faktor yang tidak sesuai dengan model ekosistem kewirausahaan yang menjadi acuan pada penelitian ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.