Stunting is ashort body condition according to the age which exceed the 2 SD (Standard Deviation) deficit below the median length standard or the height of the age. A toddler with stunting shows the existence of long-term nutritional problems or chronic nutrition that can be affected by the condition of the mother or future mother, fetal period and infancy or toddler period, including the disease suffered during infancy period. The aim of this research was to find out the risk factor of stunting to the child aged 6-23 months in working area of Pekkae health care, Tanete Rilau, Barru Regency. This research was a quantitative research with observational analytic method and crossectional design. Sampling was obtained by using purposive sampling technique. The total of sample were 98 toddlers and their mother as a respondent. The data were analyzed by using the Chi-square p0.05 in the SPSS program. The result of this research showed that there was a significant relationship between the history of complementary feeding (p-value 0.031;1.36), infectious disease (p-value 0.005;1.41), mother’s knowledge of toddler nutrition (p-value 0.031;1.36) and economic factor (p-value 0.000; 2,71) toward the stunting. There was no significant relationship between the history of exclusive breastfeeding, toddler immunization, maternal height and the mother’s last education level toward this stunting with p-value 0.005. The most dominant factor in this research was family economic factor.Keywords : toddler, stunting, history of complementary feeding, history of infectious disease, mother’s education, mother’s knowledge, family economic factor.
WHO melaporkan berat bayi <2500 gram berkontribusi sebanyak 60-80% dari seluruh kematian neonatus. Tujuan: untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil berdasarkan LILA dengan kejadian BBLR di Kabupaten Maros Periode Januari-Desember tahun 2019. Metode: Metode penelitian ini yaitu observasional analitik dimana peneliti hanya melakukan observasi terhadap objek yang diteliti tanpa melakukan perlakuan dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah seluruh ibu yang melahirkan di Kabupaten Maros dengan melahirkan bayi BBLR yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel 200 sampel. Sampel yang didapat dari data sekunder dan kemudian dianalisa melalui uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α=0,05) dan uji korelasi Pearson. Hasil: Diperoleh nilai p-value 0,000 (P<0,05) dan analisis data uji korelasi Pearson diperoleh Nilai r Hitung 0.265 lebih besar dari r table 0.138 untuk N = 200, dan Nilai signifikansi p-value <0.005 (0.408), yang berarti terdapat hubungan status gizi (LILA) dengan kejadian BBLR di Kabupaten Maros periode Januari-Desember tahun 2019. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi ibu berdasarkan (LILA) dengan kejadian BBLR di Kabupaten Maros periode Januari-Desember tahun 2019.
Pendahuluan preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai dengan komplikasi koma.Gejala dari preeklampsia seperti hipertensi, oedema dan proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul menjadi preeklampsia berat, bahkan eklampsia.Metode Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan Intranatal Berkelanjutan pada Ny “M” dengan Preeklampsia Berat di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Tahun 2018 sesuai Manejemen Asuhan Kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.Hasil Penatalaksanaan Asuhan Persalinan dengan preeklampsia berat pada Ny “M” yaitu dilakukan pemberian asuhan yang sesuai standar operasional prosedur serta melakukan upaya pencegahan komplikasi dengan pemberian Magnesium Sulfat untuk mencegah terjadinya eklampsia, HELLP Sindrom, solusio plasenta, gangguan organ, KJDR pada bayi serta dilakukannya pemantauan dan Asuhan Manejemen Kebidanan dari kala I sampai kala IV.Kesimpulan dari kasus yaitu diantaranya pendokumentasian dalam bentuk SOAP yang digunakan untuk proses penyelesaian masalah kebidanan telah dilaksanakan pengkajian serta asuhan dengan penatalaksanaan yang sesuai pada Ny “M” dengan preeklampsia berat di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Tahun 2018 yakni dari kala I sampai kala IV, tidak ditemukannya komplikasi pada ibu dan bayi.
ABSTRAKTrauma medulla spinalis adalah trauma tulang belakang yang menyebabkan lesi di medulla spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis yang dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian. Hal ini disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung yang mengenai medula spinalis dan merupakan keadaan darurat neurologi yang memerlukan tindakan cepat, tepat dan cermat untuk mengurangi angka kecacatan dan kematian.Penatalaksanaan kasus trauma medulla spinalis memerlukan perhatian khusus, mulai dari tempat kejadian sampai perawatan di rumah sakit, dimana kasus yang ditangani dengan cepat dapat memberikan prognosis yang baik. Pada kasus ini, paraparese flaksid dialami sejak 6 bulan setelah pasien jatuh dari ketinggian 3 meter, dimana hasil MRI Thoracolumbal ditemukan gambaran stenosis totalis kanalis spinalis Th12-L1. Pada kasus trauma medulla spinalis dengan onset kronik, fokus tatalaksana lebih dititikberatkan pada pencegahan komplikasi, rehabilitasi, dan edukasi. Pada kasus ini dengan klasifikasi ASIA/IMSOP grade A dimana kebanyakan pasien dengan prognosis malam dan komplikasi yang buruk, namun pada kasus ini komplikasi dapat dicegah dengan luaran klinis peningkatan kualitas hidup pasien dengan skala nyeri yang berkurang serta penerimaan pasien dan keluarga terhadap disabilitas.
Currently, the problem that is being faced by the Indonesian state is the population problem. The IUD (Intrauterine Contraception) is a long-term contraceptive option, but most women prefer short-term contraception such as pills, injections and implants. This research is a descriptive survey with a cross sectional study design. The sample of this study were women of childbearing age who were married and used contraception in the working area of the Batu-Batu Health Center, Marioriawa District, Soppeng Regency from January to October 2019 and a total of 2017 people. The aim of the study: to determine the factors associated with the use of the IUD in women of childbearing age as a long-term contraceptive method in the working area of the Batu-Batu Health Center, Soppeng Regency. The results of the study: and mother culture. Conclusion: there is a significant relationship between attitude, mother's occupation and husband's support and experience of contraception towards IUD use in women of childbearing age, while the level of age, level of education, level of knowledge, parity and mother's culture do not have a significant relationship
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.