Persaingan usaha yang semakin masif menuntun perusahaan untuk mempertahankan usahanya. Dalam menjalankan kegiatan usaha, perusahaan membutuhkan dana yang didapatkan dari keuangan perusahaan ataupun dari pinjam meminjam uang. Pelaksanaan pemberian pinjaman uang membutuhkan jaminan kebendaan salah satunya yang dibebani hak tanggungan yang diberikan oleh debitor atau pihak ketiga. Ketika debitor wanprestasi kreditor dapat langsung melakukan eksekusi dan mengambil pelunasan piutangnya. Berbeda halnya jika debitor dinyatakan pailit, kreditor pemegang jaminan selaku kreditor separatis dalam melakukan eksekusi harus tunduk pada Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Mengingat kepailitan adalah sita umum semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator dibawah pengawasan hakim pengawas. Namun menjadi pertanyaan bagaimanakah kedudukan jaminan kebendaan yang dibebani hak tanggungan milik pihak ketiga selaku pemberi jaminan dalam kepailitan. Untuk menjawab permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan pendekatan perundang-undangan. Hasil pembahasan didapatkan kedudukan jaminan kebendaan yang dibebani hak tanggungan milik pihak ketiga selaku pemberi jaminan dalam kepailitan bukanlah termasuk ke dalam harta pailit (non boedel pailit). Akan tetapi, karena tidak ada pengertian khusus tentang harta pailit mengakibatkan ketidakpastian hukum terhadap kedudukan jaminan kebendaan yang diberikan oleh pihak ketiga.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik disekolah Adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe Dengan Siswa Yang Bersekolah Di Sekolah Non Adiwiyata Smp Swasta Rk Budi Murni Lau Baleng. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik yang dilakukan di sekolah adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe dan sekolah non adiwiyata Smp Swata Rk Budi Murni Lau Baleng. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di dua sekolah tersebut dengan jumlah keseluruhan sample banyak 50 responden. Data yang di dapat akan diolah menggunkan uji T-Test. Siswa adiwiyata yang berpengetahuan baik sebanyak 68% dan siswa yang berpengetahuan kurang sebanyak 38% dan siswa non adiwiyata berpengetahuan baik sebanyak 48% dan berpengetahuan kurang 56%. Dapat disimpulkan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik yang bersekolah pada progran adiwiyata, lebih baik dari pada siswa yang bersekolah pada sekolah non adiwiyata. Hasil penelitian diperoleh bahwa independent sample T-Test bernilai sig.(2-tailed) 0.004 < 0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang sifnifikan antara siswa adiwiyata dengan siswa non adiwiyata tentang penggunaan plastik. Dengan demikian siswa yang memiliki pengetahuan penggunaan plastik lebih baik terdapat pada siswa yang bersekolah pada program awidiyata.
Excessive use of plastic bags adversely affects health and the environment based on their hard-to-decompose nature. The increase in the number of plastic bag use is strongly influenced by population growth and changes in people's lifestyles, especially in shopping patterns among housewives, besides that government policies related to the Covid pandemic have triggered an increase in the use of plastic bags. This analytical observational research aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of housewives towards the use of plastic bags in Pasar Siborongborong Village, North Tapanuli, North Sumatra, with a cross-sectional research design with an accidental sampling method. Interviews were conducted with 95 housewives. Data were analyzed using the Chi-Square test with CI:95%. The results of research on the use of plastic bags by housewives showed that 57.9% of the knowledge level of housewives in the good category, 64.2% of housewives' attitudes in the category were not good and 77.9% of the use of plastic bags in housewives was not good. The results of the Chi-Square test analysis showed that there was no meaningful relationship between the level of knowledge of housewives towards the use of plastic bags. (p.value: 0.864). On the other hand, there is a significant relationship between the attitude of housewives towards the use of plastic bags and the p.value: 0.010. Knowledge about the use and dangers caused by plastic bags can be done through socialization with the public, including through advertisements on television and social media. The implementation of restrictions on the use of plastic bags through the paid plastic bag policy at supermarkets is felt to have not been optimal in an effort to reduce the use of plastic bags.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.