Swamedikasi merupakan upaya untuk melakukan pengobatan sendiri. Dalam bidang farmasi sosial, penelitian mengenai swamedikasi tentang pengetahuan dan perilaku merupakan sesuatu yang lazim dilakukan. Tidak jarang, peneliti dituntut untuk membuat kuesioner sendiri. Untuk menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah menggunakan validasi dan reliabilitas secara statistik. Namun, jumlah responden yang digunakan tidak ada patokan khusus, sebagian besar menggunakan 30 responden yang kadang memberatkan untuk penelitian dengan populasi kecil. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana melakukan uji validitas dan reliabilitas yang baik dengan menggunakan berbagai jumlah responden. Penelitian dilakukan pada masyarakat Wonosobo. Jumlah responden yang digunakan adalah 15, 30 dan 39 orang. Validitas diuji menggunakan pearson product moment dan reliabilitas diuji dengan cronbach’s alpha. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner pengetahuan dinyatakan valid dan reliabel dengan pengujian 39 sampel sedangkan kuesioner perilaku swamedikasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid namun reliabel dengan pengujian 30 sampel, Sedangkan dengan jumlah 15 responden menunjukkan hasil beberapa pertanyaan tidak valid baik dikuesioner pengetahuan maupun perilaku, sedangkan hasil reliabilitasnya kuesioner pengetahuan valid dan perilaku tidak valid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner pengetahuan dan perilaku swamedikasi akan mempengaruhi hasil.
Swamedikasi merupakan upaya seseorang untuk mengenali gejala atau penyakit serta memilih obat sendiri. Swamedikasi dapat meningkatkan kesehatan nasional apabila dilakukan dengan baik, namun terdapat dampak negatif dari swamedikasi apabila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Artikel ini disusun berdasarkan penelitian terdahulu untuk mengetahui bagaimana perilaku swamedikasi pada masyarakat untuk mengatasi gejala nyeri, diare, batuk, dan maag. Hasil yang didapatkan yaitu masyarakat lebih memilih untuk swamedikasi dibandingkan dengan berobat ke dokter dengan alasan penyakit dianggap ringan, lebih murah, mudah, dan cepat, selain itu obat modern lebih dipilih dibandingkan dengan obat tradisional dan masyarakat lebih memilih untuk membeli obat di apotek serta masih terdapat perilaku swamedikasi yang tidak tepat sehingga membutuhkan edukasi lebih lanjut. Perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sumber informasi, kemudahan akses swamedikasi, dan saran dari keluarga..
The COVID-19 pandemic has resulted in restrictions on health services. It is estimated that there is concern about being infected when going to a health care facility that can influence people's behavior to do self-medication. This study aims to determine the behavior of self-medication in the Wonosobo community during the Covid-19 pandemic and the factors that influence it. This research is an observational descriptive study with an online survey technique using a questionnaire and using 107 samples with certain criteria obtained using a purposive sampling technique. The majority of respondents did self-medication 1-2 times during the Covid-19 pandemic (67.3%). The reason for doing self-medication is because they used to do it before the pandemic (57%), and the most felt complaint was pain (16%). The majority of drugs consumed were antipyretic drugs (26%) and the majority had taken drugs that are legally allowed to be used for self-medication (96%). The majority of respondents buy drugs at pharmacies (92%) and if they do not recover, they will check with a doctor (59.8%). The results of the test of the relationship between self-medication behavior with factors of age, education, and knowledge (p <0.05). While the factors of employment, income, health facilities, ownership of health insurance, type of health insurance, and sources of information on drug selection had no significant effect (p>0.05). So it can be concluded that age, education, and knowledge affect self-medication behavior in the Wonosobo community during the Covid-19 pandemic.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.