The research was a quasi experiment which aimed at examining : (1) whether there were differences of Physics procedural application abilities of the students who are taught by employing problem based approach and the students taught conventionally, (2) whether there were differences of Physics procedural application abilities between the group who was taught by using problem based learning model and the group taught conventionally for high initial knowledge group, (3) whether there were differences of Physics procedural application abilities between the group who was taught by using problem based learning model and the group taught conventionally for low initial knowledge group, (4) whether there were interactions between problem based learning model and initial knowledge toward Physics procedural application abilities. The experiment involved two groups which were given different treatments. The experiment unit was the tenth grade students majoring in Tehnika at BP21P Barombong in Makassar with the total of 60 students, consisted of the tenth Teknika A grade with 30 students as the experiment class and the tenth Tehnika B grade with 30 students as control class. The experiment class was taught by using problem based learning and control class was taught conventionally. The test of hypothesis was conducted by two way variants analysis by using Microsoft Excel and SPSS program version 22 for windows at the significant level of 5%. The results of the research reveal that (1) There were differences of Physics procedural application abilities between the students taught by using problem based model and the students taught conventionally, (2) there are differences of Physics procedural application abilities between the group taught by using problem based learning model and the group taught conventionally for high initial knowledge, (3) there were differences of Physics procedural application abilities between the group taught by using problem based learning model and the group taught conventionally for low initial knowledge, and (4) there was not interaction between problem based learning model and initial knowledge toward Physics procedural application abilities to the tenth grade students majoring in tehnika at BP21P Barombong in Makassar.Keywords: Physics Procedural Application Abilities, Physics Initial Knowledge, Problem Based LearningPenelitian eksprimen yang bertujuan untuk mengetahui:(1) ada tidaknya perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika pada peserta didik yang diajar dengan pendekatan berbasis masalah dengan peserta didik yang diajarkan secara konvensional;(2) ada tidaknya perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika antara kelompok yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan yang diajar secara konvensional untuk kelompok pengetahuan awal tinggi; (3)ada tidaknya perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika antara kelompok yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan yang diajar secara konvensional kelompok pengetahuan awal rendah;(4)ada tidaknya interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah masalah dan pengetahuan awal terhadap kemampuan aplikasi prosedural fisika. Eksprimen ini melibatkan dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda . Satuan eksprimennya adalah peserta didik kelas X tehnika di BP2IP Barombong Makassar sebanyak 60 orang, kelas X tehnika A sebanyak 30 orang sebagai kelas eksprimen dan kelas tehnika B sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol. Kelas eksprimen diajar secara pembelajaran berbasis masalah dan kelas kontrol diajar secara konvensional. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis varians dua arah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 22 for windows dengan taraf signifikansi 5 % hasil penelitian menunjukkan bahwa(1) Terdapat perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika antara kelompok yang diajar menggunakan model berbasis masalah dan peserta didik yang diajar secara konvensional (2)Terdapat perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika antara kelompok yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan yang diajar secara konvensional untuk Pengetahuan awal tinggi (3)Terdapat perbedaan kemampuan aplikasi prosedural fisika antara kelompok yang diajar menggunakan model berbasis masalah dan peserta didik yang diajar secara konvensional untuk pengetahuan awal rendah (4)Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis masalah Pengetahuan awal terhadap kemampuan aplikasi prosedural fisika pada peserta didik kelas X tehnika BP2IP Barombong Makassar.Kata kunci: Kemampuan aplikasi prosedural fisika, Pengetahuan awal fisika, berbasis masalah
. Perkuliahan secara daring membatasi mahasiswa dalam melakukan praktikum secara langsung. Sehingga kegiatan praktikum harus dilakukan melalui virtual laboratorium. Namun berbagai website virtual laboratorium tidak menyediakan praktikum untuk pengukuran dasar. Salah satu alternatif agar praktikum pengukuran tetap dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan beberapa aplikasi playstore diantaraanya Varniel Calliper, Triple Beam Balance, dan Spring Scale. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatan aplikasi playstore pada praktikum pengukuran dasar mata kuliah fisika dasar 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muslim Maros dengan sampel 17 mahasiswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angket respon mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi playstore dapat digunakan sebagai media untuk kegiatan praktikum virtual pengukuran dasar. Pemanfaatan aplikasi playstore mendapatkan respons positif, mahasiswa sangat menyambut baik dan antusias dalam megoperasikan beberapa aplikasi playstore. Mahasiswa merasa sangat terbantu dalam memahami materi sekaligus mendapatkan visualisasi dari konsep pengukuran dalam bentuk digital. Pemanfaatan aplikasi tersebut khususnya dalam praktikum pengukuran juga merupakan salah bentuk adaptasi teknologi yang dilakukan. Selain itu, Aplikasi playstrore menjadi salah satu media belajar alternatif yang menyenangkan serta dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa dalam melakukan praktikum pengukuran dasar
Selama covid-19, kegiatan praktikum pada Program Studi Pendidikan Fisika di Universitas Muhammadiyah Makassar menggunakan system blended yaitu sebagian unit percobaan dipraktikkan secara langsung di laboratorium dan sebagian lagi di virtual lab. Secara logika akan mengakibatkan menurunnya keterampilan proses sains yang dimiliki oleh mahasiswa, dimana sebelum covid-19, keterampilan proses sains mahasiswa dilatih dan ditingkatkan melalui kegiatan praktikum/pengamatan langsung. Menganalisis keterampilan proses sains mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika untuk mata kuliah yang terintegrasi dengan kegiatan praktikum di masa Pandemi merupakan tujuan penelitian ini dilakukan. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan dengan penarikan sampel secara purposive sebanyak 51 mahasiswa semester 1, 3, dan 5 pada Program Studi Pendidikan Fisika Tahun Ajaran 2019/2020. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes kinerja yang dianalisis secara deskriptif. Penelitian yang diperoleh menghasilkan gambaran secara umum keterampilan proses sains mahasiswa dominan berada pada level rendah dengan frekuensi terbanyak yaitu 33 mahasiswa. Hasil Analisis untuk setiap indikator yaitu kategori sedang berada pada indikator klasifikasi dan interpretasi dengan nilai masing-masing 62,6 dan 57,4. Dan lima indikator lainnya berada pada kategori rendah yaitu memprediksi, menyusun hipotesis, mendesain percobaan, dan mengomunikasikan dengan nilai masing-masing 42,6; 40,9; 44,3; 32,2; dan 48,7. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa selama masa pandemi covid-19, keterampilan proses sains yang dimiliki mahasiswa menurun. Implikasi dari penelitian ini merupakan dasar dalam pemilihan metode kegiatan praktikum khususnya yang berbasis virtual sehingga dapat berdampak positif pada peningkatan keterampilan proses sains yang dimiliki mahasiswa. During covid-19, practicum activities at the Physics Education Study Program at the Muhammadiyah University of Makassar used a blended system. Some experimental units were practised directly in the laboratory and partly in a virtual lab. Logically, this will result in a decrease in the science process skills possessed by students, whereas before Covid-19, students' science process skills were trained and improved through practical activities/direct observations. Analyzing the science process skills of Physics Education Study Program students for courses integrated with practical activities during the Pandemic is the purpose of this research. Quantitative descriptive research is the type of research used by purposive sampling of 51 students in semesters 1, 3, and 5 in the Physics Education Study Program for 2019/2020 Academic Year Data were collected using a performance test instrument which was analyzed descriptively. The research obtained a general description of the dominant student's science process skills at a low level, with the highest frequency of 33 students. The analysis results for each indicator, namely the medium category, are in the classification and interpretation indicators with 62.6 and 57.4, respectively. Moreover, five other indicators are in a low category: predicting, formulating hypotheses, designing experiments, and communicating, with values of 42.6, 40.9, 44.3, 32.2, and 48.7, respectively. Based on the analysis results, it can be concluded that during the covid-19 pandemic, the science process skills possessed by students decreased. The implication of this research is the basis for choosing the method of practicum activities, especially those based on virtual, so that they can have a positive impact on increasing students' science process skills.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan peserta didik dalam mempelajari Fisika, sehingga berakibat rendahnya hasil belajar fisika yang hanya mencapai 63, masih belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Penerapan model pembelajaran peta konsep (mind mapping) pada mata pelajaran fisika merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran peta konsep (mind mapping) pada mata pelajaran Fisika di UPT SMA Negeri 17 Pangkep. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan pemberian tes. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran peta konsep (mind mapping) pada mata pelajaran fisika di UPT SMA Negeri 17 Pangkep yaitu diperoleh hasil belajar peserta diidk mengalami peningkatan di siklus I sebesar 61 % (17 orang yang tuntas) dan cenderung berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 54 %, kemudian mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 93 % (26 orang yang tuntas) dan cenderung berada pada kategori tinggi dengan peningkatan persentase sebesar 89 %. Oleh karena itu, melalui model pembelajaran peta konsep yang dilakukan selama kegiatan siklus pada mata pelajaran fisika, telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan keampuan berpikir kreatif peserta didik antara kelas Problem Based Learning dengan kelas discovery learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah peneltian True Experimen dengan menggunakan desain Posttest-Only Control Design. Sampel dalam penelitian adalah kelas XI MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk soal essay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas XI MIPA 3 yang diajar menggunakan model Problem Based Learning memperoleh skor rata-rata sebesar 56,3. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik kelas XI MIPA 2 SMA yang diajar menggunakan model discovery learning memperoleh skor rata-rata sebesar 51,7, dan pada analisis inferensial menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning dan yang diajar dengan menggunakan model discovery learning, akan tetapi perbedaan yang diperoleh tidak signifikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.