Kerusakan yang sering terjadi pada dinding bata adalah kerusakan geser yang dicirikan dengan adanya retak atau patahan searah diagonal bidang dinding bata. Kerusakan geser pada suatu bangunan harus sangat dihindari, hal ini disebabkan sifat dari keruntuhan geser yang tiba-tiba dan getas. Apabila suatu bangunan mengalami keruntuhan geser maka bangunan tersebut dapat secara tiba-tiba runtuh dan akibatnya penghuni tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Untuk mengatasi keruntuhan geser yang teradi pada dinding bata perlu diberikan perkuatan. Pada penilitian ini akan dilakukan pengujian terhadap dinding bata yang diberikan variasi penambahan jaring kawat. Terdapat sembilan buah sampel dengan ukuran 35 cm x 35 cm yang akan dilakukan pengujian geser diagonal dinding bata, sampel tersebut 3 buah sampel dinding bata tanpa penambahan jaring kawat (DBK), 3 buah sampel dinding bata dengan penambahan jaring kawat 0,5” x 0,5 “(DBJK A), dan buah sampel dinding bata dengan penambahan jaring kawat 1”x1”(DBJK B). Pengujian geser diagonal dinding bata merah menggunakan alat UTM dilaboratorium. Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa penambahan jaring kawat memberikan kontribusi peningkatan kemampuan dinding bata untuk menahan beban . terjadi peningkatan kekuatan sebesar 68,66 % dan 29,55 % antara dinding bata tanpa jaring kawat dan dinding bata dengan penambahan jaring kawat. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai kapasitas geser dinding bata. Terjadi peningkatan kapasitas geser dinding bata sebesar 68,42 % dan 29, 47 % dari dinding bata tanpa penambahan jaring kawat.
Besi beton biasanya digunakan sebagai tulangan pada struktur beton. Namun kali ini, besi beton digunakan sebagai penghubung geser antara struktur beton dan baja. Pada penelitian laboratorium ini digunakan besi beton dengan pemasangan tipe post installed yakni bonded anchor dengan mutu beton f’c 25 Mpa. Metode pengetesan dengan cara push-out-test. Benda uji yang dibuat terdiri dari 3 buah benda uji dengan variasi jarak antara besi beton sebesar 40 mm, 64 mm dan 90 mm. Pengamatan perilaku besi beton menggunakan dial gauge per titiknya. Besi beton yang dipasang pada sebuah benda uji terdiri dari 12 buah besi beton. Percobaan laboratorium ini dibuat guna mengetahui perilaku besi beton terhadap variasi jarak sebagai angkur penghubung geser. Kata Kunci : besi beton, penghubung geser, push-out-test, variasi jarak ABSTRACT Rebar is usually used as a reinforcement on a concrete structure. However this time, rebar is used as a shear connector between concrete and steel structures. In this laboratory research is used rebar with installation of post installed type that is bonded anchor with quality of concrete f’c 25 Mpa. Test method by push-out-test. The test specimen made consisted of 3 pieces of specimen with variation of distance between rebar by 40 mm, 64 mm and 90 mm. Observation of rebar behavior using dial gauge per point. The rebar mounted on a specimen consists of 12 concrete pieces of rebar. This laboratory experiment was made to determine the behavior of rebar against the distance variation as a shear connector. Keywords: distance variation, rebar, shear connector, push-out-test
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.