Masalah penelitian ini adalah berdasarkan peristiwa dalam proses berkomunikasi antara pelajar terhadap guru karena kurang memperdulikan pengunaan prinsip kesantunan yang terjadi saat proses pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ada menjelaskan pengunaan prinsip kesantunan dalam tindak tutur direktif menyuruh oleh guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di SMP Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kualitatif dengan teknik pengumpulan data (SBLC). Data dalam penelitian ini berupa tuturan direktif guru sumber data adalah guru bidang studi bahasa Indonesia yang ada di SMP Negeri 21 Merangin SMP Negeri 32 Merangin dan SMP Negeri 43 Merangin. Hasil yang diperoleh berdasarkan temuan penelitian tuturan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Merangin, SMP Negeri 32 Merangin dan SMP Negeri 43 Merangin Jumlah tuturan yang teridentifikasi tindak tutur menyuruh terdiri dari 668 tuturan pematuhan maksim kesantunan berjumlah 324 tuturan yang terdiri dari maksim (1) Maksim Kearifan, (2) Maksim Kedermawanan, (3) Maksim Pujian, (4) Maksim Kerendahan Hati, (5) Maksim Kesepakatan dan (6) Maksim Kesimpatian. Berdasarkan temuan penelitian kesantunan berbahasa yang sering digunakan guru dalam mematuhi kesantunan berbahasa tindak tutur direktif menyuruh adalah maksim kearifan. Konteks tuturan yang banyak digunakan dalam pematuhan maksim S3 (-S,+R) situasi 3 dengan konteks topik tutur tidak sensitif dan suasana tidak tenang dan S4 (-S,-R) situasi 4 dengan konteks topik tutur tidak sensitif dan suasana tenang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.