Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator terbagi menjadi 2 yakni generator AC dan generator DC. Yang membedakan dari keduanya itu adalah tegangan dan arus yang dihasilkan. Untuk AC bentuk gelombangnya bolak – balik sedangkan untuk DC gelombangnya searah. Generator AC banyak digunakan dalam sistem pembangkit tenaga listrik. Khususnya pada PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU Blok Blok 2 menggunakan generator AC atau nama lainnya generator sinkron untuk menghasilkan energi listrik. Dimana energi mekanik yang digunakan bersumber dari turbin gas dan turbin uap.yang dikopel dengan generator. Untuk menghasilkan energi listrik, tentu ada tata perhitungan yang dibutuhkan untuk mengatur nilai daya yang dihasilkan. Dalam penjualan daya yang dihasilkan PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU tentu terdapat ketentuan mendasar seperti nilai daya yang dijual berapa banyak dan mendasar pada data operasi yang ditampilkan dari kombinasi sistem pengukuran daya. Dimana dalam konteks daya tentu ada yang namanya faktor daya. Dalam laporan analisa ini penulis akan membuktikan mengenai kesesuaian hasil perhitungan dengan nilai aktual pada data operasi. Apabila ditemukan perbedaan nilai antara data operasi dengan perhitungan yang disebabkan pengaruh faktor daya maka perlu dilakukan inspeksi peralatan pengukuran seperti pada Steam Turbine 2.0 PLTGU PT. Indonesia Power Semarang PGU.
Pemakaian energi listrik untuk setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan bangunan yang dialiri listrik agar kegiatan dapat dilakukan. Bangunan yang menggunakan energi listrik adalah kandang ayam di Tualang Kabupaten Serdang Bedagai. Salah satu energi yang bisa dipakai adalah menggunakan energi dari cahaya matahari (solar energy). Pemasangan panel surya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sistem terpusat dan terditribusi. Penelitian membahas perbandingan hasil investasi awal untuk membangun PLTS terpusat dan terditribusi. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan drop tegangan DC ada 0,58V untuk sistem terpusat dan terditribusi dari panel surya menuju ke solar charge controller (SCC) dan AC dari inverter ke beban adalah 5V untuk sistem terpusat dan 1,04V untuk kandang 1, kandang 2 2,6V dan kandang 3 2,05V untuk sistem terditribusi. Drop tegangan yang dihasikan sesuai dengan standar operasi. Berdasarkan perhitungan yang didapatkan hasil berupa penggunaan panel surya sebanyak 32 buah dengan daya 250wp untuk PLTS terpusat dan 8 buah panel surya untuk kandang 1, kandang 2 16 panel dan kandang 3 12 buah panel untuk sistem terditribusi. Dengan diketahui material, maka dapat dihitung modal investasi awal untuk membangun PLTS terpusat sebesar Rp241.615.000,00 sedangkan untuk PLTS terditribusi sebesar Rp248.534.000,00. Selisih modal investasi antara PLTS terpusat dan terdistribusi Rp6.919.000,00.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.