Abstratc Student's discipline violation at SMA N X Padang are affected by internal and external factors. Findings in the field showed that many students broke the school's discipline. This research is aimed to describe internal and external factors that affected students' discipline violation and those implications for Counseling and Guidance services. This research is classified into PENDAHULUANSekolah sebagai tempat menuntut ilmu, tidak hanya mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan saja kepada siswa, tetapi juga mendidik dan mengarahkan tingkah laku siswa dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik, sehingga diharapkan nantinya siswa memiliki karakter yang baik dan tercapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.Tujuan pendidikan nasional ini diperkuat dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan PENDAHULUANSekolah sebagai tempat menuntut ilmu, tidak hanya mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan saja kepada siswa, tetapi juga mendidik dan mengarahkan tingkah laku siswa dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik, sehingga diharapkan nantinya siswa memiliki karakter yang baik dan tercapai tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.Tujuan pendidikan nasional ini diperkuat dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Songket is one of Indonesia's cultural heritages in traditional fabrics that are still preserved today. Pringgasela, a village located on Lombok Island has been producing Songket with distinct characteristics and various patterns. Generally, people are aware of the typical Pringgasela Songket pattern but the difference between one pattern and another is often unrecognized. Furthermore, information regarding the types of Pringgasela Songket has not been well documented. This study aims to build a model that can classify the Pringgalsela Songket patterns using Multi Texton Co-Occurrence Descriptor (MTCD) and K-Nearest Neighbor (KNN) methods. The data used in this study were 4700 images of Pringgasela's Songket, which were divided into training and test data. The highest accuracy obtained was 99.99, 100% precision, and 100% recall with k = 3, using manhattan distance calculation.
Economic growth is an important indicator to measure the success of a region's economic development. Changes in the driving sector mainly affect changes in economic growth. This study aims to identify leading economic sectors and analyze sectoral shifts in the economy of Bangka Regency over the period 2000-2021. The data used in this study is the Gross Regional Domestic Product of Bangka Regency and Bangka Belitung Islands Province over the period 2000-2021 in determining the leading sector and analyzing the sector using Location Quotient and Shift-Share analysis. The results showed that in 2000-2007 the leading sectors consisted of agriculture, mining and quarrying, manufacturing, utilities (electricity, gas and water), constructions, trade, hospitalities (hotels and restaurants), transportation and communications, and services sectors. Meanwhile, the results showed that the basic sectors of Bangka Regency in the period 2007-2021 shows that the leading sectors consist of Agriculture, Forestry and Fisheries, Mining and Quarrying, Manufacturing, Electricity and Gas Procurement, Water Supply, Waste Management, Waste and Recycling, Construction, Accommodation and Food Services, Information and Communication, Financial and Insurance, and Real Estate. The results of the Shift-Share analysis show that several sectors have a high level of competitiveness compared to the same sector, including the mining and quarrying sector and manufacturing industry because they lead to relatively fast growth.
Sektor pertanian sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi salah satunya yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. NTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam bulan September 2016 mengalami penurunan. Sedangkan, bulan Januari 2021 mengalami kenaikan tertinggi. Penelitian ini bertujuan memperoleh pola data dengan menerapkan metode Holt-Winters untuk peramalan NTP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tiga periode ke depan diantaranya pada bulan Oktober 2022 sampai Desember 2022. Pada penelitian ini data yang digunakan bersifat data sekunder. Pengambilan data sekunder ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Total data sebanyak 117 data NTP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan bantuan software R studio, didapatkan kombinasi parameter dengan nilai MAPE terbaik sebesar 2,017 % serta nilai parameter α = 0,7; β = 0,1; γ = 1. Berdasarkan nilai , , dan menunjukkan bahwa jumlah NTP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk tiga periode ke depan yang merupakan periode Oktober 2022 sampai Desember 2022 sebesar 117,36; 115,84; dan 114,26.
ABSTRAK Memasuki abad ke 21, dunia mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, yang dikenal sebagai pertumbuhan digital atau era digital. Pada era digital sangat memerlukan smartphone atau gadget yang terupdate untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan intensitas pemakaian gadget pada anak prasekolah di TK X Kota Bekasi. Sample penelitian ini sebanyak 62 responden dengan menggunakan total sampling, Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dimana variabel independen (pola asuh orang tua) dan variabel dependen (intensitas pemakaian gadget) dikumpulkan pada saat yang bersamaan, dan diobservasi satu kali saja. Hasil penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh dengan intensitas pemakaian gadget pada anak prasekolah di TK X Kota Bekasi dengan p value 0,791 dan odd ratio 1,326, hal ini terjadi dikarenakan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi anak menggunakan gadget selain pola asuh. Kesimpulan penelitian hubungan pola asuh orang tua dengan intensitas pemakaian gadget orang tua didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua dengan intensitas pemakaian gadget anak prasekolah di TK X Kota Bekasi. Kata Kunci: Pola Asuh, Intensitas Pemakaian Gadget, Anak Prasekolah ABSTRACT Entering the 21st century, the world is experiencing a very rapid development of information technology, which is known as digital growth or the digital era. In the digital era, you really need an updated smartphone or gadget to be able to keep up with technological advances. The purpose of this study was to analyze the relationship between parenting style and the intensity of gadget use in preschoolers at Kindergarten X, Bekasi City. The sample of this study was 62 respondents using total sampling. The design of this study used cross-sectional where the independent variable (parenting style) and the dependent variable (intensity of gadget use) were collected at the same time, and were observed only once. The results of this study showed that there was no relationship between parenting style and the intensity of using gadgets in preschool children in Kindergarten X Kota Bekasi with a p value of 0.791 and an odds ratio of 1.326, this happened because there were many other factors that influenced children to use gadgets other than parenting style. The conclusion of the research on the relationship between parenting style and the intensity of parents' gadget use showed that there was no significant relationship between parenting style and the intensity of using gadgets for preschoolers in Kindergarten X Kota Bekasi. Keywords: Parenting Style, Intensity of Gadget Use, PreschoolersKeywords: Parenting, Intensity of Gadget Use, Preschoolers
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.