Optimal growth and development of baby can be carried out by stimulation. Stimulation can be given through active tactile stimulation to baby, one of which is with massage, solus per aqua (SPA). This study was to analyze the improvement of growth and motoric development of infants aged 6-11 months who are at risk of stunting with Baby SPA Treatment. Research method with Quasi-experimental quantitative research, pre and posttest approach with two group intervention design with a total sample of 30 respondents. Statistical test using Paired Sample t-test. The results showed an average change in the baby SPA group before 8,413 grams and after treatment 8,930 grams, while in the baby massage group before 8,260 grams and after treatment 8,460 grams. The difference in average body weight in the baby SPA group was 517 grams, the baby massage group was 200 grams (p=<0.001). The average height of the baby SPA group before the treatment were 73.7cm and after the treatment 75cm, while in the baby massage group before the treatment 71.7cm and after the treatment 72.9cm. The difference in the average height of the baby SPA group was 1.36 cm, while the baby massage group was 1.2 cm (p = <0.001). Changes in the average motoric development of the baby SPA group before 9.07 and after treatment 9.93, while in the baby massage group before 9.00 and after treatment 9.87. The difference in the average motoric development the baby SPA group was 0.86, while the baby massage group was 0.87 (p=0.55). In conclusion, there are differences in the average value of weight and height gain before and after treatment, there is a difference in the mean difference in weight and height between baby SPA group and baby massage, there is no difference in the average difference in motoric development between baby SPA group and baby massage. Suggestions for baby SPA treatment as one of complementary care.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Observasional prospektif dengan pretest-posttest control group design. Jumlah responden sebanyak 72 ibu nifas, terdiri atas 36 responden kelompok perlakuan dan 36 responden kelompok pembanding. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2018 di 4 klinik yang ada di Kabupaten Bekasi. Peneliti menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian kukis ekstrak daun kelor selama 14 hari terdapat peningkatan produksi ASI pada kelompok perlakuan sebanyak 112,5 mL dan pada kelompok pembanding 45 mL (p=0,00). Nilai median sebelum diberikan pada kelompok perlakuan 72,5 mL dan setelah diberikan kukis menjadi 185 mL. Peningkatan berat badan bayi pada kelompok perlakuan 575 gram, pada kelompok pembanding 225 gram (p=0,00). Nilai median sebelum diberikan kukis pada kelompok perlakuan 2.700 gram dan setelah diberikan kukis menjadi 3.275 gram. Hal tersebut menunjukkan pengaruh pemberian kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Simpulan, terdapat pengaruh pemberian kukis ekstrak daun kelor terhadap produksi ASI dan berat badan bayi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan bahwa pemberian kukis ekstrak daun kelor dapat dijadikan makanan alternatif atau tambahan untuk meningkatkan produksi ASI dan berat badan bayi. Bidan dapat menyampaikan manfaat kukis ekstrak daun kelor tersebut pada saat melakukan pelayanan kebidanan.
Latar Belakang Jumlah remaja di Jawa Barat adalah 11.358.704 jiwa atau 26,60% dari seluruh penduduk di Jawa Barat (Jawa Barat dalam angka, 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap guru terhadap siswa mengenai kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik mental dan social secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) tetapi dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya usia remaja berada pada rentang 10-21 tahun (Kumalasari, 2012) Meteodologi cross sectional, variabel indevenden umur, pendidikan, jenis kelamin, pengetahuan, variabel dependen sikap. Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi yaitu seluruh guru yang berjumlah 36 responden. Data dalam penelitian ini data primer dengan menyebar kuesioner. Accidental sampling. Hasil analisis chi-square didapatkan 1 variabel yang ada hubungan yaitu, pengetahuan dengan sikap (P Value = 0,004 dan OR = 0,086) dan 3 variabel yang tidak ada hubungan yaitu, umur dengan sikap guru (P Value = 0,095 dan OR = 4,741), pendidikan dengan sikap (P Value = 1,000 dan OR = 1,478), jenis kelamin dengan sikap (P Value = 0,067 dan OR = 5,727). Kesimpulan SMAN I Kedungwaringin masih memerlukan pendampingan guna peningkatan pengetahuan dan memperluas wawasan baik guru maupun siswa mengenai kesehatan reproduksi maupun sikap terhadap remaja dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangannya serta bekerja sama dengan institusi dan atau sarana kesehatan lain untuk konseling memberdayakan tenaga dari dosen maupun mahasiswa mengadakan pusat informasi dan konseling.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2013, cakupan ASI eksklusif pada bayi sekitar 30,2% dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi tahun 2012, cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Bekasi masih rendah yaitu sebesar 29,77%. Variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif, dan variable independen yaitu pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, promosi susu formula dan dukungan suami. Desain penelitian ini analitik cross sectional. Jumlah populasi sebesar 87 orang. Variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif dan variabel independen yaitu pengetahuan, pekerjaan, pendidikan, promosi susu formula dan dukungan suami. Teknik sampel yang digunakan Total Sampling. Dari 87 responden yang diteliti terdapat 44 orang (50,6%) yang tidak ASI eksklusif dan 43 orang (49,4%) yang ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui nilai p = 0,042 (<0,05) sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui nilai p = 0,041 (<0,05) ada hubungan antara pekerjaan dengan Pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui nilai p = 0,025 (<0,05) ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui nilai p = 0,004 (<0,05) ada hubungan antara promosi susu formula dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square diketahui nilai p = 0,006 (<0,05) ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Dari 5 variabel, diantaranya 5 variabel yang ada pengaruh yaitu pengetahuan, pekerjaan, pendidikan, promosi susu formula dan dukungan suami.
Latar Belakang: Angka kejadian dismenorea di Indonesia sebesar 107.673 jiwa (64,25%), yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) mengalami dismenorea primer dan 9.496 jiwa (9,36%) mengalami dismenorea sekunder. (Herawati, 2017). Dilaporkan 30% - 60% remaja wanita yang mengalami dismenorea, didapatkan 7 % - 15% tidak pergi ke sekolah (Larasati, 2016). Salah satu permasalahan yang dapat menimbulkan dismenoreaprimer adalah status gizi. Overweight dan underweight merupakan salah satu faktor resiko dari dismenore primer. (Beddu et al, 2015). Metode: Penelitian ini merupakan jenis analitik, menggunakan desain cross sectional, teknik pengambilan non probabilitas sampling yaitu pendekatan accidental sampling Pengambilan data dilakukan dengan pengukuran TB dan BB dan pengisian kuisioner. Sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden di SMA Negeri 1 Tambun Utara.Hasil: Penelitian menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenorea pada remaja putri dapat diperoleh nilai P value = 0,023 < α (0,05) dengan OR = 2,870. Disarankan kepada sekolah untuk. melakukan optimalisasi program PKPR serta pemberdayaan tenaga Puskesmas agar dapat memberikan penyuluhan kepada remaja tentang gizi seimbang selain itu remaja disarankanmemiliki berat badan ideal atau IMT normal untuk mengurangi kejadian dismenorea.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.