Centella asiatica, propolis, and hinokitiol, as natural antibacterial reagents, were integrated into the poly[(R)-3-hydroxybutyrate-co-(R)-3-hydroxyhexanoate] (PHBH) polymer to produce antibacterial wound dressings, using electrospinning process. The results showed that the fiber diameters and surface morphology of PHBH composite nanofibers were influenced by the addition of ethanol–centella (EC), methanol–centella (MC), ethanol–propolis (EP), and ethanol–hinokitiol (EH) at various ratios compared to pristine PHBH nanofibers. From FT-IR, the nanofibrous samples with higher contents of natural antibacterial substances showed the peaks of carboxylic acid, aromatic ring, and tropolone carbon ring from centella, propolis, and hinokitiol, respectively. Furthermore, the tensile strength of neat PHBH nanofibers was increased from 8.00 ± 0.71 MPa up to 16.35 ± 1.78 MPa by loading of propolis (EP) 7% into PHBH. X-ray analysis explained that the loading of propolis (EP) was also able to increase the crystallinity in PHBH composite nanofibers from 47.0% to 54.5%. The antibacterial results demonstrated that PHBH composite nanofibers containing natural antibacterial products were potent inhibitors against the growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus, amongst them hinokitiol and propolis proved to be the most effective. Additionally, the release studies displayed that centella and hinokitiol had faster release from PHBH composite nanofibers in comparison to propolis.
Peningkatan konsumsi pengunaan masker di tingkat rumah tangga sebagai salah satu alat pelindung diri (APD) berdampak pada limbah yang dihasilkan. Bahan masker sekali pakai adalah polipropilena yang merupakan plastik dengan sifat yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terurai di lingkungan. Sehingga proses daur ulang menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan. Pada daur ulang masker mengunakan metode hot press dengan suhu 200°C, tekanan 100 bar, dan lama waktu pengepresan 5 menit telah berhasil dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa limbah masker dengan berat 20 dan 30 g dari tiga lapisan yaitu Luar (L), Tengah (T), Dalam (D) dan campurannya berpotensi untuk diolah menjadi lembaran plastik. Gugus fungsi masker lapisan Luar (L), Tengah (T), Dalam (D), dan lembaran plastik L/T/D dicirikan oleh penyerapan khas polipropilena (PP). Pada lapisan Luar (L) dan lembaran plastik L/T/D terdapat bilangan gelombang pada 2323 cm-1 yang merupakan gugus fungsi CH. Ketebalan lembaran plastik tiga lapisan dan campurannya dengan berat limbah masker 20 dan 30 g adalah antara 0.13 ± 0.01 mm sampai 0.37 ± 0.06 mm dan 0.29 ± 0.02 mm sampai 0.45 ± 0.04 mm, berturut-turut. Morfologi permukaan pada masker lapisan Luar (L), Dalam (D), dan campuran Luar/Tengah/Dalam (L/T/D) memperlihatkan karakteristik yang hampir sama yaitu sedikit beralur. Sedangkan masker lapisan Tengah (T) terlihat seperti terdapat goresan-goresan kecil. Kekuatan tarik dan elongation lembaran plastik dengan berat 20 gram sebagai berikut: lapisan Luar (1.3 MPa dan 0.92%), Tengah (0 MPa dan 0%), Dalam (1.14 MPa dan 2.04%), Luar/Tengah (0.14 MPa dan 0.33%), Luar/Dalam (1.23 MPa dan 1.27%), dan Luar/Tengah/Dalam (0.64 MPa dan 0.64%). Kenaikan berat sampel dari 20 menjadi 30 g secara umum berpengaruh pada ketebalan lembaran plastik, kenaikan kekuatan tarik, dan nilai kemuluran lembaran plastik.Kata Kunci: Limbah masker, lapisan masker, daur ulang, lembaran plastik, karakteristik
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.