Background:The molecular mechanism of pulsed radiofrequency (PRF) in chronic pain management is not fully understood. Chronic pain involves the activation of specific N-Methyl D-Aspartate receptors (NMDAR) to induce central sensitization. This study aims to determine the effect of PRF on central sensitization biomarker phosphorylated extracellular signal-regulated kinase (pERK), Ca 2+ influx, cytosolic ATP level, and mitochondrial membrane potential (Δψm) of the sensitized dorsal root ganglion (DRG) neuron following NMDAR activation. Methods: This study is a true experimental in-vitro study on a sensitized DRG neuron induced with 80 µM NMDA. There are six treatment groups including control, NMDA 80 µM, Ketamine 100 µM, PRF 2Hz, NMDA 80 µM + PRF 2 Hz, and NMDA 80 µM + PRF 2 Hz + ketamine 100 µM. We use PRF 2 Hz 20 ms for 360 seconds. Statistical analysis was performed using the One-Way ANOVA and the Pearson correlation test with α=5%. Results: In the sensitized DRG neuron, there is a significant elevation of pERK. There is a strong correlation between Ca 2+ , cytosolic ATP level, and Δψm with pERK intensity (p<0.05). PRF treatment decreases pERK intensity from 108. 48 ± 16.95 AU to 38.57 ± 5.20 AU (p<0.05). PRF exposure to sensitized neurons also exhibits a Ca 2+ influx, but still lower than in the unexposed neuron. PRF exposure in sensitized neurons has a higher cytosolic ATP level (0.0458 ± 0.0010 mM) than in the unexposed sensitized neuron (0.0198 ± 0.0004 mM) (p<0.05). PRF also decreases Δψm in the sensitized neuron from 109.24 ± 6.43 AU to 33.21 ± 1.769 AU (p<0.05). Conclusion: PRF mechanisms related to DRG neuron sensitization are by decreasing pERK, altering Ca 2+ influx, increasing cytosolic ATP level, and decreasing Δψm which is associated with neuron sensitization following NMDAR activation.
Latar belakang: Sectio caesarea (SC) adalah operasi darurat terbanyak pada obstetrik. Spinal anestesia direkomendasikan untuk section cesarean. Akan tetapi, ffek samping spinal anestesia tersering (hipotensi) dapat menimbulkan efek samping fetomaternal. Spinal anestesia dosis rendah diduga dapat mengurangi efek samping spinal anestesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan outcome spinal anestesia dosis rendah dibanding dosis biasa pada operasi section cesarean darurat. Metode: Penelitian ini merupakan studi retrospektif pada 119 pasien yang menjalani SC dengan spinal anestesia. Kelompok A mendapat bupivacaine heavy 5mg + adjuvant (dosis rendah), kelompok B mendapat bupivacaine heavy 7,5mg + adjuvant (dosis rendah), kelompok C mendapat bupivacaine heavy >8mg + adjuvant (dosis biasa). Outcome diteliti yaitu tekanan darah dan nadi ibu menit ke 0,3,6,9. waktu capai ketinggian blok T10-T6, Bromage score, dan Apgar score bayi. Data penelitian dianalisa statistik menggunakan uji normalisasi dan homogenitas, Korelasi Spearman, One-Way ANOVA, Kruskal wallis dan Mann Whitney dengan p≤0,05. Hasil: Tidak ada beda yang signifikan antara tekanan darah dan nadi pada menit ke 0,3,6, dan 9, waktu capai Bromege 2-3 (p ≥ 0,05), waktu capai T10-T6 (p≥ 0,05) dan Apgar score pada ketiga kelompok penelitian. Akan tetapi waktu kembali Bromage 0 kelompok spinal dosis rendah dan dosis biasa memiliki beda yang signifikan (p ≤0,05). Kesimpulan: Outcome tekanan darah, nadi, waktu capai blok T10-T6, bromege score 2-3, Apgar score tidak berbeda signifikan pada spinal anestesia dosis rendah dibanding dosis biasa. Waktu kembali bromege 0 berbeda signifikan pada spinal anestesia dosis rendah dibandingkan dosis biasa.
Latar Belakang : Preemptive analgesia dan multimodal analgesia mempunyai peranan penting dalam penanganan nyeri selama dan pasca operasi dengan memblok jalur nyeri yang terdiri dari tranduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Ketamin sebagai Anti NMDA (N metil D Aspartat) reseptor bekerja memblok jalur transmisi dan modulasi serta sinergis dengan opioid. Ketamin dosis kecil 0,15 mg/kgbb mempunyai efek preemptive analgesia dan tidak memiliki efek samping yang berat.Tujuan : mengetahui pengaruh pemberian preemptive ketamin 0,15 mg/kgbb iv terhadap intensitas nyeri pasca bedah onkologi mayor dengan anestesi umum pada 1,2 dan 3 jam pasca operasiMetode : Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda, bersifat eksperimental. Sampel penelitian adalah pasien usia 17-40 tahun, kriteria klinis ASA I-II, pendidikan minimal SMP, dan BMI antara 20-30 kg/M2 yang menjalani pembedahan elektif bedah onkologi mayor kategori nyeri sedang yang meliputi operasi struma dan mammae selain radikal mastektomi (MRM). Jumlah sampel adalah 44 pasien yang dibagi secara random menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1 (perlakuan) yang menerima ketamin 0,15 mg/kgbb dan kelompok 2 (kontrol) tanpa menerima ketamin 0,15mg/kgbb. Semua pasien menerima (multimodal analgesia) yaitu fentanyl (opioid), ketorolac (NSID) dan juga obat2an lain untuk anestesi umum. Intensitas nyeri pada semua sampel diamati pada 1, 2 dan 3 jam pasca operasi dengan menggunakan Verbal numerical rating scale (VNRS) yang setara dengan VAS (visual Analogue scale). Uji statistik normalitas menggunakan uji saphiro wilk diperoleh hasil bahwa data yang ada tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan uji beda non parametrik mann whitney testHasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ketamin 0,15 mg/kgbb mengurangi nyeri akut lebih baik pada 1, 2 dan 3 jam pasca operasi. Pada 1 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki nilai rerata VAS 0 atau lebih rendah 0,77 cm dbandingkan kelompok kontrol dengan nilai p<0,001. Pada 2 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki rerata VAS 0,3 cm atau lebih rendah 1,4 cm bila dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai p<0,001. Pada 3 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki rerata 0,9 cm atau lebih rendah 1,6 cm dengan nilai p<0,001.Kesimpulan : Pada penelitian ini preepmtive ketamin 0,15 mg/kgbb iv memberikan pengaruh menurunkan intensitas nyeri pada 1 jam, 2 jam dan 3 jam pasca pembedahan onkologi mayor kategori nyeri sedang.
Latar belakang: Nyeri kronik pasca bedah mayor merupakan komplikasi bermakna pada sebagian besar pasien. Faktor sosiodemografi menjadi salah satu perhatian dalam prevalensi kejadian nyeri kronik pasca bedah mayor dan belum ada data mengenai angka kejadian nyeri kronik dan faktor yang mempengaruhinya di Indonesia, khususnya di Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan tingkat pendapatan terhadap angka kejadian nyeri pasca bedah. Metode: Penelitian ini tergolong penelitian epidemiologi analitik dengan metode cross sectional pada 123 pasien yang menjalani operasi elektif bedah mayor di RS Dr. Saiful Anwar Malang periode Juli-Desember 2018. Penelitian dilaksanakan dengan metode wawancara pada responden. Variabel penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan uji korelasi Spearman pada SPSS 25.0. Hasil: Sebanyak 66 subjek tidak mengalami nyeri kronik dan 57 subjek mengalami nyeri kronik pasca bedah mayor. Tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan dengan angka kejadian nyeri kronik (p=0,038). Akan tetapi hubungan yang terjadi bersifat lemah (koefisien korelasi Spearman =0,187). Faktor sosiodemografi di antaranya usia, jenis kelamin dan pendapatan tidak berhubungan dengan angka kejadian nyeri kronik pasca bedah mayor (p>0,05). Kesimpulan: Faktor tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bersifat lemah dengan angka kejadian nyeri kronik pasca operasi bedah mayor. Akan tetapi, faktor sosiodemografi seperti usia, jenis kelamin, dan pendapatan tidak berhubungan dengan angka kejadian nyeri kronik pasca operasi bedah mayor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.