AbstrakAnalisis citra digital telah dilakukan pada sampel batuan hasil pemindaian menggunakan Micro-CT Scanner Bruker Skyscan 1173. Analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui karakteristik dari citra sampel batuan. Sampel digital batuan yang dihasilkan dari proses pemindaian tersebut berukuran 380×380×380 piksel. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CTAn (2D) dan CTVox (3D). Analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan ukuran pori, porositas terbuka, porositas tertutup, porositas total serta dimensi fraktal menggunakan perangkat lunak CTAn. Analisis konsensus penggunaan sumbu kartesian dari data digital dalam perangkat lunak yang digunakan (CTAn, CTVox, DataViewer, ImageJ dan Matlab) dilakukan dengan menelaah citra 2D irisan trans-axial (bidang XY), sagittal (bidang ZY), dan coronal (bidang XZ). Hasil parameter-parameter batuan yang dianalisis pada sampel batuan menunjukan bahwa batuan termasuk ke dalam golongan fanerik/fanerokristalin halus, memiliki porositas yang tergolong istimewa, pori-pori pada batuan terkoneksi dengan baik, serta aliran fluida pada batuan cukup kompleks.. Hasil perbandingan posisi sampel batuan yang diperoleh dari berbagai perangkat lunak menunjukkan kesamaan citra irisan pada perangkat lunak CTAn, CTVox, dan DataViewer, namun berbeda dengan hasil citra irisan pada ImageJ dan Matlab sehingga perlu perubahan sumbu kordinat jika dalam pemrosesan lanjut menggunakan kedua perangkat tersebut.Kata-kata kunci: analisis citra digital, porositas, dimensi fraktal, medium berpori. AbstractDigital image analysis has been done on rock samples of scanning results using Bruker Skyscan 1173 Micro-CT Scanner. The analysis is done qualitatively and quantitatively to know the characteristics of the sample image of the rock. The digital samples of rock produced from the scanning process are 380 × 380 × 380 pixels in size. Qualitative analysis is done by using CTAn (2D) and CTVox (3D) software. Quantitative analysis is done by calculating pore size, open porosity, closed porosity, total porosity and fractal dimension using CTAn software. The consensus analysis of the use of Cartesian axes of digital data in the software used (CTAn, CTVox, DataViewer, ImageJ and Matlab) is done by examining 2D trans-axial imagery (XY), sagittal (field ZY), and coronal (XZ). The results of the rock parameters analyzed in the rock samples indicate that the rocks belong to the type of faneric/fine fanerokristalin, have a porosity that is special, the pores in the rock are well connected, and the fluid flow in the rock is quite complex. Rock samples obtained from various software show similarities of image on CTAn, CTVox, and DataViewer software, but unlike the image of ImageJ and Matlab so it is necessary to change the coordinate axis if in advanced processing using both devices.
Abstrak Kompleksitas struktur pori terhubung pada sampel digital medium berpori 2D telah dianalisis menggunakan parameter tortuositas. Jalur pori terhubung dilacak dengan menggunakan Simple Neurite Tracer. Metode pelacakan dan perhitungan tortuositas tersebut diujikan pada lima model sederhana yang menunjukan perbedaan tingkat kompleksitas yang signifikan. Metode analisis kompleksitas tersebut kemudian diterapkan pada sampel medium berpori berupa citra digital batuan berukuran 560 × 393 piksel, dan tanah berukuran 560 × 475 piksel. Citra digital sampel tanah dan batuan yang dianalisis berupa irisan 2D pada bidang z-y (sagittal) yang diambil dari sampel 3D hasil pemindaian menggunakan -CT Scanner SkyScan 1173. Pelacakan jalur pori terhubung pada sampel model maupun sampel digital 2D batuan dan tanah yang menggunakan Simple Neurite Tracer menghasilkan koordinat jalur pori terhubung yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai tortuositas. Tortuositas dihitung dengan menggunakan definisi rasio antara jumlah total sudut keberlikuan jalur terhadap jarak antara dua sisi sampel yang saling berhadapan. Untuk 5 sampel model yang menunjukkan kompleksitas yang berbeda, diperoleh bahwa semakin kompleks struktur pori tersebut, maka semakin besar nilai tortuositasnya. Untuk analisis pada sampel digital batuan, nilai tortuositasnya yaitu 0,0392 sedangkan pada sampel tanah didapat nilai tortuositas sebesar 0,0431. Kata-kata kunci: simple neurite tracer, tortuositas, kompleksitas, medium berpori Abstract The complexity of the connected pore structure of 2D porous digital media samples has been analyzed using tortuosity parameter. Connected pore was traced using the Simple Neurite Tracer. The tracing method and the tortuosity calculation were tested on five simple models showing significant differences in complexity levels. The complexity analysis method was then applied on digital image of a rock sample with the size of 560 × 393 pixels, and a soil sample with the size of 560 × 475 pixels. Digital images of the rock and soil samples were analyzed on the 2D slices in the zy (sagittal) plane which were obtained from the scanned 3D samples using the µ-CT SkyScan 1173 Scanner. Connected pore tracing for both the 2D models as well as the rock and soil samples was done using the Simple Neurite Tracer which produce the coordinate of the connected pore path which is then used to calculate the value of tortuosity. Tortuosity is calculated by using the definition of the ratio between the sum of the curvaceous angles of the connected pore path to the distance between two facing sides of the sample. For 5 sample models with distinctive complexity, it was found that the more complex the pore structure, the greater the tortuosity value. For analysis on digital samples of rocks, the tortuosity is 0.0392 whereas in the soil sample, the tortuosity is 0.0431. Keywords: simple neurite tracer, tortuosity, complexity, porous medium.
Teknologi pencitraan struktur 3D medium berpori berkembang pesat dengan adanya perangkat pemindai X-Ray Micro Computed Tomography (Micro-CT Scan). Pada penelitian ini dilakukan analisis citra digital sampel tanah dan batuan hasil pemindaian dengan Micro-CT Skyscan 1173. Analisis lanjutan dilakukan pada sampel tanah yang dipindai dengan dua parameter energi sinar-X yang berbeda (100 kV dan 130 kV). Analisis berikutnya berfokus pada perbandingan parameter fisis sampel tanah dan batuan. Sampel digital tanah dan batuan masing-masing berukuran 560×560×475 piksel dan 560×560×560 piksel. Citra digital sampel tanah dianalisis menggunakan perangkat lunak CTVox (Bruker Micro-CT). CTVox digunakan untuk analisis kualitatif dengan basis visualisasi 3D. Analisis citra digital untuk karakterisasi parameter struktur sampel tanah dan batuan dilakukan dengan CTAn. Parameter fisis yang dianalisis adalah derajat anisotropis, ukuran pori dan ukuran butiran tanah. Didapatkan hasil sampel tanah yang dipindai pada tegangan 100 kv memiliki kualitas citra yang lebih baik, ditunjukan oleh lebih jelas dan jernihnya citra digital. Hasil analisis derajat anistropis, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butiran menunjukan bahwa sampel tanah memiliki derajat anisotropis, ukuran pori, dan ukuran butiran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan derajat anistropis, ukuran pori dan ukuran butiran pada sampel batuan. Kata-kata kunci: analisis citra digital ,derajat anisotropis, ukuran pori, ukuran butiran.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.